Headline
Hari Buruh, TGB Dinilai Gagal Sejahterakan Rakyat NTB

HarianNusa.com, Mataram – Ratusan massa Front Perjuangan Rakyat (FPR-NTB) menggelar aksi memperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day di Kota Mataram, Selasa (01/05). Massa melakukan long march dari Area Budaya Unram menuju Kantor Gubernur NTB.
Massa FPR NTB yang terdiri dari berbagai organisasi seperti AGRA NTB, FMN, Puskeba, Pilar Seni IKIP Mataram, Seruni NTB, PEMBARU NTB, Himmah NW dan LMND menyampaiakn tuntutan mereka. Sebanyak 24 tuntutan dibacakan massa saat aksi tersebut.
Tuntutan massa di antaranya, menuntut pencabutan PP 78, Cabut UUPPMI, Cabut UU ORMAS dan tolak rencana pengesahan KUHP, Tolak Rencana penetapan kawasan Rinjani menjadi Geopark Internasional, cabut izin PT. Sadhana, SKE dan Aratika.
Dalam aksi tersebut, FPR NTB juga memberikan penilainya atas capaian dua periode pemerintahan Tuan Guru Bajang (TGB) sebagai Gubernur NTB yang dinilai telah gagal dalam memberikan kesejahteraan bagi rakyat NTB.
Titi Suhada selaku perwakilan AGRA NTB dalam orasinya menyampaikan bahwa dua periode kepemerintahan TGB di NTB telah menghadirkan penderitaan yang berlipat ganda bagi rakyat NTB.
“Semakin masifnya pertambangan dengan penerbitan 241 izin usaha pertambangan dengan luas WP mencapai 891.000 Ha, penetapan tambora sebagai Taman Nasional sehingga luas taman nasional menjadi ratusan ribu herktar dari dua taman nasional, semakin matangnya klaim hutan atas tanah garapan rakyat melalui program perhutanan sosial, ekspansi perusahaan-perusahaan perkebunan dan HTI serta rencana pembangunan infrastruktur pariwisata seperti KEK dan Global HUB adalah rentetetan kebijakan TGB yang telah, sedang dan akan mengusir rakyat dari tanahnya” ujarnya dalam orasi di depan Kantor Gubernuran.
Selain itu, Titi juga menilai bahwa kebijakan TGB tersebut merupakan kebijakan pesanan dari pemerintah nasional Jokowi-JK yang diklaim telah bersekongkol dengan pemodal asing untuk terus mengeruk kekayaan alam dalam negeri.
Di tempat yang sama, Amaq Piran selaku perwakilan dari petani Sembalun juga menyampaikan rencana penetapan Rinjani menjadi kawasan GeoPark Internasional yang menurutnya bisa dipastikan akan mengancam bagi keberlangsungan hidup rakyat.
“Bukan hanya di Sembalun melainkan NTB secara umum karena Geopark bukan lagi menjadi mutlak kewenangan pemerintah NTB melainkan negara asing juga akan memiliki kewenangan untuk turut campur tangan mengingat GeoPark Internasional merupakan langsung divbawah UNESCO yang merupakan lembaga yang berdiri di bawah PBB,” tungkasnya.
Setelah sekitar 3 jam berorasi di depan Kantor Gubernur, Aksi kemudian di tutup dengan pembacaan pernyataan sikap yang dibacakan langsung oleh Koordinator FPR Zuki Zuarman. Dalam pernyataan sikapnya zuki menyampaikan agar pemerintah segera memberikan respon atas semua tuntutan rakyat NTB saat ini utamanya persoalan kaum tani di NTB yang terancam dirampas bahkan sudah ada yang dirampas oleh masifnya ekspansi investasi yang didatangkan oleh TGB ke NTB baik berupa perusahaan tambang, perkebunan dan HTI, Pariwisata atau pembangunan infrastruktur penopang pariwisata yang sama sekali tidak menguntungkan bagi rakyat NTB.
Zuki juga dengan menyampaikan penolakanya atas rencana penetapan kawasan Rinjani sebagai kawasan Geo Park Internasional yang dipastikan akan semakin menyengsarakan rakyat mengingat TNGR saja yang masih skala nasional sama sekali tidak bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat NTB bahkan justru Rakyat NTB semakin terancam hubunganya dengan hak hidup dan haknya atas lahan garapanya seperti yang terjadi di Jurang Koak Desa Bebidas atau Lelongken Desa Sajang Kabupaten Lombok TImur di mana TNGR berani mengklaim lahan bahkan pemukiman warga masuk di dalam kawasan TNGR. (sat)
Headline
Pemerintah Genjot Pembangunan 400 SPPG di NTB, Baru 25 Persen Terealisasi

HarianNusa, Mataram – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 400 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mendukung program pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar. Hingga saat ini, realisasi pembangunan baru mencapai 25 persen atau sekitar 54 unit.
“Untuk program makan bergizi, kita targetkan pembangunan SPPG di NTB sebanyak 400 unit. Saat ini baru terbangun sekitar 25 persen. Harapannya, target ini dapat tercapai sepenuhnya pada tahun 2025,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muazzim Akbar, usai melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dalam rangka kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Pemprov NTB, Rabu, (28/5).
SPPG merupakan dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dan tersebar di 26 provinsi. Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah SPPG terbanyak, yakni 57 titik. Konsep ini melibatkan koperasi, yayasan, hingga perusahaan swasta sebagai mitra penyedia makanan sehat.
Muazzim menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai instansi, termasuk Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dalam mempercepat pembangunan dan menjamin keamanan makanan yang disajikan.
“BPOM harus turun langsung ke lapangan. Jangan hanya menunggu laporan. Kita tidak ingin terjadi kasus keracunan makanan atau konsumsi bahan yang tidak layak, seperti buah berulat,” tegasnya.
Ia menambahkan, kehadiran SPPG yang merata di seluruh NTB akan menjadi kunci keberhasilan program makan bergizi nasional dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan generasi muda.
Dengan target 400 SPPG tersebut, Muazzim meminta seluruh pihak bahu-membahu agar misi besar pemenuhan gizi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan terealisasi nyata dan memberi dampak langsung bagi masyarakat NTB. (F3)
Ket. Foto:
Anggota Komisi IX DPR RI Dapil NTB dari Partai Amanat Nasional, H. Muazzim Akbar. (HarianNusa)
Headline
Viral Video Pernikahan Anak, Anggota Komisi V DPRD NTB Jamhur Desak Sanksi Tegas untuk Pencegahan

HarianNusa, Mataram – Viralnya video pernikahan di bawah umur di media sosial baru-baru ini mengundang perhatian publik, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H. Muhammad Jamhur, angkat bicara mengenai fenomena tersebut dan menegaskan pentingnya edukasi serta peran semua pihak dalam mencegah pernikahan dini.
Menurut HM Jamhur, fenomena Merarik Kodek atau pernikahan dini sebenarnya terjadi di banyak tempat, hanya saja tidak semuanya terekspos ke publik. “Permasalahan pernikahan di bawah umur ini terjadi di mana-mana. Ada yang terpublikasi, ada juga yang tidak. Di era digitalisasi seperti sekarang, semua peristiwa sangat mudah terekspos dan menjadi viral, bahkan tanpa disadari oleh pelaku atau keluarga,” ungkapnya, Senin, (26/5) kepada hariannusa.com.
Ia menilai, walaupun viralitas di media sosial terkadang membawa keberuntungan bagi pemilik akun, namun di balik itu terdapat persoalan serius yang harus segera ditangani. “Pernikahan dini berdampak besar terhadap masa depan pelaku, baik secara psikologis maupun kesehatan. Ini bisa menjadi salah satu penyebab tingginya angka kawin cerai, serta risiko saat kehamilan dan persalinan. Bahkan anak-anak dari pernikahan dini banyak yang rentan mengalami stunting,” jelasnya.
H. Jamhur mengajak semua elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi secara masif, mulai dari orang tua, keluarga terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga pemerintah. Ia menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menekan angka pernikahan dini di NTB.
Ia juga menyoroti keberadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan Perkawinan Dini yang sudah dimiliki oleh NTB. Namun, menurutnya, perda tersebut belum efektif karena tidak mengatur sanksi tegas bagi pelanggarnya. “Kita sudah punya perda, tapi kelemahannya tidak ada sanksi tegas. Ini harus menjadi perhatian agar regulasi benar-benar berdampak,” tandasnya.
Dengan pernyataan ini, H. Jamhur berharap adanya perhatian serius dan langkah konkret dari semua pihak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif pernikahan di usia dini.
Seperti diketahui baru-baru ini jagad media sosial dihebohkan dengan video nyongkolan pernikahan anak dibawah umur dimana pengantin perempuan masih duduk dibangku SMP sedangkan pengantin pria baru kelas 1 SMK. Pasangan tersebut diketahui berasal dari Lombok Tengah. (F3)
Ket. Foto:
Anggota Komisi V DPRD NTB, HM. Jamhur. (Ist)
Ekonomi
Dorong Produktivitas Pertanian, Gubernur NTB Serahkan Combine Harvester ke Kabupaten Sumbawa

HarianNusa, Sumbawa – Komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memperkuat ketahanan pangan kembali dibuktikan. Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, secara resmi menyerahkan dua unit combine harvester kepada Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, pada Senin (26/5). Bantuan alat panen modern ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah lumbung pangan NTB.
“Yang lain semua dapat, tetapi yang kita utamakan daerah-daerah yang jadi lumbung pangan,” tegas Gubernur Iqbal, menekankan pentingnya optimalisasi alat modern untuk mendukung kabupaten-kabupaten penghasil pangan utama, termasuk Sumbawa dan Lombok Tengah.
Gubernur juga berharap agar bantuan ini dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pemanfaatan yang maksimal. Ia menekankan bahwa dengan skema pinjam atau sewa, alat ini bisa digunakan bergilir oleh para petani tanpa risiko diperjualbelikan.
“Barang itu juga akan tetap terpelihara sehingga dalam jangka waktu sekian tahun, semua kebutuhan petani untuk combine harvester sudah terpenuhi,” ujar Gubernur.
Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, mengapresiasi langkah cepat dan strategis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, bantuan ini sangat sejalan dengan visi daerah dalam mengembangkan sektor agromaritim berbasis potensi lokal.
“Ini adalah bentuk nyata sinergi pusat-daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dan kami siap mengelola serta memanfaatkan alat ini sebaik mungkin,” kata Bupati Jarot.
Penyerahan combine harvester ini menjadi langkah konkret dalam transformasi sektor pertanian NTB menuju pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. (F3)
Ket. Foto:
Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, berpose bersama pada kegiatan serah terima dua unit combine harvester, Senin (26/5). (Ist)
-
Headline7 tahun ago
Potensi Tsunami di Asia, NTB Diperingati Waspada
-
NTB6 tahun ago
Ini Cara Mitigasi saat Gempa Bumi
-
Headline7 tahun ago
Misteri Telapak Tangan yang Gegerkan Warga Lombok Terpecahkan
-
Headline8 tahun ago
Mengenang 40 Tahun Bencana Tsunami di Lombok dan Sumbawa
-
Headline8 tahun ago
Ssttt… Ini Lokasi Razia Zebra di Pulau Lombok Selama Dua Pekan
-
Hukum & Kriminal7 tahun ago
Tak Terima Diputusin, Pria di Lotim Sebar Foto Bugil Kekasihnya
-
NTB6 tahun ago
Ahli Geologi AS Peringatkan Bahaya Gempa di Selatan Lombok
-
NTB6 tahun ago
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Dingin di Lombok