HarianNusa.com, Serang – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), DR. TGH. M.Zainul Majdi, MA diundang untuk mengisi kuliah umum yang diselenggarakan Pondok Pesantren Modern Daar El Istiqomah Kota Serang bekerjasama dengan Organisasi Alumni Al Azhar Indonesia dan Internasional Conference of Islamic Scholars di Masjid Abu Hurairah Kompleks Ponpes Modern El Istiqomah, Jumat (4/5).
Kuliah subuh yang mengambil tema “Pesantren Benteng Pertahanan Umat” itu juga dihadiri Walikota Serang, H. Haerul Jaman.
Pada kesempatan itu, Pimpinan Pondok drs. KH. Sulaeman Ma’ruf mengatakan Gubernur NTB diundang untuk memotivasi para santri yang ada di Daar El Istiqomah.
“Beliau adalah contoh dari Umara yang juga Ulama. Kami undang untuk memberikan semangat pada anak-anak santri kami,” jelas Sulaeman.
Dalam tausiyahnya di hadapan para santri, gubernur yang akrab dipanggil Tuan Guru Bajang (TGB) itu mengatakan, pesantren adalah tempat anak bangsa dididik dengan nilai-nilai yang mulia serta ilmu yang mumpuni. Menurutnya dengan nilai yang mulia dan ilmu tersebut, maka pondok pesantren menjadi benteng pertahanan yang kuat bagi bangsa dan umat.
Apalagi, kata TGB, jumlah Pesantren di Indonesia itu mencapai puluhan ribu. Sehingga, ada sekian juta anak bangsa menuntut ilmu di pesantren, tapi sedikit sekali yang tawuran.
“Karena di pondok pesantren itu ditanamkan nilai. Sehingga kontestasi, persaingan hanya dilakukan untuk kebaikan. Fasthabiqul khairat,” jelas gubernur peraih berbagai penghargaan itu.
Zaman sekarang ini disebut sebagai jaman yang cepat berubah. Menurut para ahli, papar TGB, menghadapi zaman yang cepat berubah ini dibutuhkan sikap resiliensi atau daya tahan yang tinggi. Hal ini diajarkan di pesantren.
“Para santri di ponpes diajarkan kesederhanaan dan keistiqomahan. Sumber daya insani di pesantren adalah mereka yang siap dalam keadaan apapun. Diajak susah siap. Apalagi diajak senang,” jelasTGB.
Karena itu, TGB mengajak seluruh keluarga pondok pesantren untuk bersyukur karena telah menjadi bagian pesantren. Karena, bangsa ini bisa berdiri tegak juga berkat kesungguhan dan kegigihan para ulama dan santri memperjuangkan kemerdekaan itu.
“Para santri wajib untuk meneladani perjuangan para ulama terdahulu dengan terus menjaga dan mempertahankan bangsa ini,” pungkasnya. (f3)

