Connect with us

Headline

Trauma Gempa, Seorang Anak di Lombok Utara Meninggal

Published

on

HarianNusa.com, Lombok Utara – Gempa bermagnitudo 7,0 pada Minggu (05/08) lalu, membuat sebagian besar bangunan di Lombok Utara mengalami rusak parah. Ribuan rumah hancur tak tersisa. Gempa tersebut menelan banyak korban jiwa.

Selain korban jiwa, anak-anak di pos pengungsian yang tersebra di Lombok Utara masih banyak yang mengalami trauma pasca bencana tersebut. Bahkan, seorang anak perempuan, Neza Erlina (6) asal Dusun Lendang Galih, Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Lombok Utara meninggal dunia.

Menurut sang ayah, Reza Ibrahim, dia mengatakan anaknya mengalami trauma yang hebat pasca gempa 7,0 dua pekan lalu. Bangunan rumah mereka dan rumah tetangga tak tersisa. Meskipun anaknya tidak terkena bangunan ambruk, namun pasca gempa anaknya sangat trauma dan sulit untuk makan.

Kondisi Masjid di Dusun Lendang Galih, Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Lombok Utara. (satria)

“Dia trauma waktu kejadian gempa saya angkat bawa keluar pas dia lagi tidur. Saat itu kondisinya memburuk,” ujar Reza yang seharinya berprofesi sebagai wartawan Tanjung tv, Sabtu (18/08).

Menurut Reza, pasca gempa, dia dan keluarga tinggal di posko pengungsian yang jaraknya sekitar 200 meter dari rumahnya. Saat itu kondisi anaknya mengalami demam disertai muntah-muntah. Dia berinisiatif membawa anaknya di dokter terdekat, namun diagnosa awal dokter, anaknya hanya mengalami masuk angin.

“Setelah itu demam muntah, demam muntah. Saya bawa ke dokter terdekat, katanya masuk angin, jadi kita tidak terlalu panik,” ungkapnya.

Advertisement

Kondisi rumah penduduk yang ambruk di Dusun Lendang Galih, Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Lombok Utara. (satria)

“Setelah itu saya bawa pulang, malam Kamis sekitar jam 3 pagi dia batuk, muntah terus, lemah. Saya bawa ke RSUD KLU, ternyata hasil lap anak saya disebabkan pencairan otak, infeksi pencairan,” sambunya.

RSUD Tanjung kemudian merujuk Neza ke RSUP NTB di Mataram. Saat dibawa ke Mataram, kondisi Neza sudah lemas. Pihak rumah sakit kemudian memasang selang pernapasan untuk membantu Neza bernapas. Neza meninggal dunia pukul 05.00 Wita, Jumat (17/08) kemarin.

“Sekitar 7.30 rujuk ke RSUP. Dimasukan selang oksigen. Sampai satu hari satu malam, sekitar jam 4.50 drop dan jam 5 dokter mengalah anak saya tak bernyawa,” tuturnya.

Pagi tadi Neza telah dimakamkan. Tampak kesedihan mendalam pada orang tuanya mengingat Neza merupakan anak satu-satunya. Neza semasa hidup, kesehariannya adalah anak yang periang dan selalu ceria. Dia saat ini hendak duduk di bangku kelas 1 SD.

“Saat ini dia mau duduk di bangku kelas 1 SD,” pungkas Reza.

Dusun mereka yang berada di daerah dalam nampak belum tersentuh relawan yang melakukan trauma healing. Padahal di daerah tersebut juga sangat banyak anak-anak yang masih trauma pasca gempa tersebut. Saat Tim Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) NTB datang membawa bantuan, tampak anak-anak kecil kegirangan mengambil beberapa permainan berupa bola, balon dan lainnya. (sat)

Advertisement
Continue Reading
Advertisement

Headline

Pemerintah Genjot Pembangunan 400 SPPG di NTB, Baru 25 Persen Terealisasi

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 400 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mendukung program pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar. Hingga saat ini, realisasi pembangunan baru mencapai 25 persen atau sekitar 54 unit.

“Untuk program makan bergizi, kita targetkan pembangunan SPPG di NTB sebanyak 400 unit. Saat ini baru terbangun sekitar 25 persen. Harapannya, target ini dapat tercapai sepenuhnya pada tahun 2025,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muazzim Akbar, usai melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dalam rangka kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Pemprov NTB, Rabu, (28/5).

SPPG merupakan dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dan tersebar di 26 provinsi. Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah SPPG terbanyak, yakni 57 titik. Konsep ini melibatkan koperasi, yayasan, hingga perusahaan swasta sebagai mitra penyedia makanan sehat.

Muazzim menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai instansi, termasuk Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dalam mempercepat pembangunan dan menjamin keamanan makanan yang disajikan.

“BPOM harus turun langsung ke lapangan. Jangan hanya menunggu laporan. Kita tidak ingin terjadi kasus keracunan makanan atau konsumsi bahan yang tidak layak, seperti buah berulat,” tegasnya.

Advertisement

Ia menambahkan, kehadiran SPPG yang merata di seluruh NTB akan menjadi kunci keberhasilan program makan bergizi nasional dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan generasi muda.

Dengan target 400 SPPG tersebut, Muazzim meminta seluruh pihak bahu-membahu agar misi besar pemenuhan gizi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan terealisasi nyata dan memberi dampak langsung bagi masyarakat NTB. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi IX DPR RI Dapil NTB dari Partai Amanat Nasional, H. Muazzim Akbar. (HarianNusa)

Advertisement
Continue Reading

Headline

Viral Video Pernikahan Anak, Anggota Komisi V DPRD NTB Jamhur Desak Sanksi Tegas untuk Pencegahan

Published

on

By

HarianNusa, Mataram  –  Viralnya video pernikahan di bawah umur di media sosial baru-baru ini mengundang perhatian publik, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H. Muhammad Jamhur, angkat bicara mengenai fenomena tersebut dan menegaskan pentingnya edukasi serta peran semua pihak dalam mencegah pernikahan dini.

Menurut HM Jamhur, fenomena Merarik Kodek atau pernikahan dini sebenarnya terjadi di banyak tempat, hanya saja tidak semuanya terekspos ke publik. “Permasalahan pernikahan di bawah umur ini terjadi di mana-mana. Ada yang terpublikasi, ada juga yang tidak. Di era digitalisasi seperti sekarang, semua peristiwa sangat mudah terekspos dan menjadi viral, bahkan tanpa disadari oleh pelaku atau keluarga,” ungkapnya, Senin, (26/5) kepada hariannusa.com.

Ia menilai, walaupun viralitas di media sosial terkadang membawa keberuntungan bagi pemilik akun, namun di balik itu terdapat persoalan serius yang harus segera ditangani. “Pernikahan dini berdampak besar terhadap masa depan pelaku, baik secara psikologis maupun kesehatan. Ini bisa menjadi salah satu penyebab tingginya angka kawin cerai, serta risiko saat kehamilan dan persalinan. Bahkan anak-anak dari pernikahan dini banyak yang rentan mengalami stunting,” jelasnya.

H. Jamhur mengajak semua elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi secara masif, mulai dari orang tua, keluarga terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga pemerintah. Ia menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menekan angka pernikahan dini di NTB.

Ia juga menyoroti keberadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan Perkawinan Dini yang sudah dimiliki oleh NTB. Namun, menurutnya, perda tersebut belum efektif karena tidak mengatur sanksi tegas bagi pelanggarnya. “Kita sudah punya perda, tapi kelemahannya tidak ada sanksi tegas. Ini harus menjadi perhatian agar regulasi benar-benar berdampak,” tandasnya.

Advertisement

Dengan pernyataan ini, H. Jamhur berharap adanya perhatian serius dan langkah konkret dari semua pihak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif pernikahan di usia dini.

Seperti diketahui baru-baru ini jagad media sosial dihebohkan dengan video nyongkolan pernikahan anak dibawah umur dimana pengantin perempuan masih duduk dibangku SMP sedangkan pengantin pria baru kelas 1 SMK. Pasangan tersebut diketahui berasal dari Lombok Tengah. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi V DPRD NTB, HM. Jamhur. (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Ekonomi

Dorong Produktivitas Pertanian, Gubernur NTB Serahkan Combine Harvester ke Kabupaten Sumbawa

Published

on

By

HarianNusa, Sumbawa – Komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memperkuat ketahanan pangan kembali dibuktikan. Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, secara resmi menyerahkan dua unit combine harvester kepada Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, pada Senin (26/5). Bantuan alat panen modern ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah lumbung pangan NTB.

“Yang lain semua dapat, tetapi yang kita utamakan daerah-daerah yang jadi lumbung pangan,” tegas Gubernur Iqbal, menekankan pentingnya optimalisasi alat modern untuk mendukung kabupaten-kabupaten penghasil pangan utama, termasuk Sumbawa dan Lombok Tengah.

Gubernur juga berharap agar bantuan ini dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pemanfaatan yang maksimal. Ia menekankan bahwa dengan skema pinjam atau sewa, alat ini bisa digunakan bergilir oleh para petani tanpa risiko diperjualbelikan.

“Barang itu juga akan tetap terpelihara sehingga dalam jangka waktu sekian tahun, semua kebutuhan petani untuk combine harvester sudah terpenuhi,” ujar Gubernur.

Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, mengapresiasi langkah cepat dan strategis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, bantuan ini sangat sejalan dengan visi daerah dalam mengembangkan sektor agromaritim berbasis potensi lokal.

Advertisement

“Ini adalah bentuk nyata sinergi pusat-daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dan kami siap mengelola serta memanfaatkan alat ini sebaik mungkin,” kata Bupati Jarot.

Penyerahan combine harvester ini menjadi langkah konkret dalam transformasi sektor pertanian NTB menuju pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. (F3)

Ket. Foto:

Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, berpose bersama pada kegiatan serah terima dua unit combine harvester, Senin (26/5). (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!