Connect with us

Headline

Masa Tanggap Darurat Berakhir, NTB Masuk Transisi Pemulihan

Published

on

HarianNusa.com, Mataram – Masa tanggap darurat bencana Gempa Bumi di NTB yang dimulai dari tanggal 29 Juli sampai dengan 25 Agustus 2018 sudah berakhir. Selanjutnya Pemerintah Provinsi NTB akan melakukan Launching peralihan dari masa transisi tanggap darurat menjadi masa- masa pemulihan “Lombok Bangun Kembali” pada hari senin 27 Agustus 2018 di Kabupaten Lombok Utara. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi NTB Ir. H. Rosiyadi Sayuti, M.Sc., Ph.D usai memimpin rapat dengan jajaran terkait di Ruang Rapat Utama (RRU) Kantor q1Gubernur NTB, Sabtu, 25/8/2018.

Dijelaskan Sekda, usai masa tanggap darurat ini, unsur TNI dan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) akan melanjutkan kegiatan-kegiatan setelah tanggap darurat tersebut, baik yang sudah selesai dan yang belum selesai pada masa tanggap darurat kemarin.

“Intinya sudah tidak ada lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan evakuasi dan penyelamatan, semua sudah dilaksanakan, korban sudah teridentifikasi dan dalam proses pemulihan, baik di Rumah Sakit maupun tempat masing-masing,” jelasnya.

Saat ini, lanjut Sekda, yang perlu dilakukan adalah bagaimana membangun kembali rumah-rumah rakyat maupun fasilitas publik yang terdampak ketika bencana gempa kemarin. Apalagi hal tersebut telah diperkuat dengan keluarnya Inpres nomor 5 tahun 2018. Dengan keluarnya Inpres tersebut, maka masa pemulihan diharapkan dapat selesai dalam masa waktu 6 bulan kedepan.

Sekda juga memaparkan, salah satu instrumen pemerintah yang akan membatu masa pemulihan rumah-rumah masyarakat di NTB adalah istrumen dari Panglima TNI dengan dibentuknya Komando Satuan Tugas Gabungan yang akan meliputi seluruh Kabupaten Terdampak, dibawah Komando Mayor Jendral TNI Madsuni, yang membawahi 4 sektor. Sektor tersebut antara lain, Sektor Sambalia dan Sumbawa, Sektor Kayangan dan sekitarnya, Sektor Pamenang, dan Sektor Gunung Sari meliputi Kota Mataram dan Lombok Tengah.

Advertisement

“Saat ini secara umum semua kebutuhan mendasar masyarakat sudah dapat tertangani dengan baik. Adapun kekurangan-kekurangan seperti Tenda, MCK dan Air Bersih. Pemerintah akan segera memastikan masyarat untuk mendapatkan fasilitas yang layak untuk dapat bertahan selama paling tidak dua atau tiga bulan kedepan. Dan dalam waktu dekat BNPB akan menyiapkan 5000 Tenda yang akan didatangkan dari luar daerah,” paparnya.

Selain itu, pemerintah juga akan membangun Rumah Hunian Sementara (RHS) sesuai dengan kondisi dari warga terdampak musibah gempa bumi di NTB. Jumlah rusak berat sesuai data saat ini sebanyak 70 ribu, berarti ada sekian KK yang membutuhkan RHS sebelum rumahnya bisa dibangun kembali.

“Yang menjadi kendala saat ini adalah proses distribusi, karena tidak semua barang yang kita butuhkan dapat diangkut sekaligus dari luar daerah, seperti di Halim, Pesawat Hercules tidak mampu mengangkut tenda yang kita pesan sekaligus, sedangkan di tingkat lokal atau di Mataram hampir sudah tidak bisa kita beli lansung kebutuhan seperti tenda, sehingga kita perlu datangkan dari luar,” ujar pria yang akrab disapa pak Ros itu.

Terkait dengan pendidikan, Sekda mengatakan bahwa mulai minggu ini kegiatan belajar mengajar sudah mulai aktif. Khusus di Kabupaten Lombok Utara (KLU) proses belajar sementara di Tenda yang ada di tempat pengungsian masing-masing dengan pola belajar gabungan sesuai jenjang kelas yang ada, tanpa membedakan sekolahnya dari mana.

“Proses ini akan berjalan sambil menunggu selesainya pembangunan ruang kelas sementara yang dibangun di dekat sekolah masing-masing,” jelasnya.

Advertisement

Menurut Sekda, kegiatan Trauma Healing juga perlu terus dilakukan, karena masih banyak anak-anak yang takut bersekolah dan orang tua yang masih takut mengantarkan anaknya untuk bersekolah.

“Dalam waktu dekat akan segera datang tambahan alat-alat berat dari Mabes TNI, sehingga proses rekonstruksi pemulihan “Lombok Bangun Kembali” diharapkan dapat berjalan lebih cepat dari yang ditargetkan pemerintah. Dengan demikian kegiatan perekonomian8 masyarakat dapat segera bangkit seperti biasa,” pungkas Sekda.

Hadir dalam rapat para Staf Ahli, para Asisten, TGP2D, Kepala BPBD, Kepala Satpol PP, Kepala Dinas Sosial, Kepala BPKAD, Kepala Bappeda, Karo Umum, Karo Humas dan Protokol, Karo Organisasi, Karo Adm. Kesra, Karo Pemerintahan, Karo Ekonomi, Danrem 162/WB, Dandim se-pulau Lombok, Kasi/Pasi Rem 162/WB, Dan/Ka Disjan Rem 162/WB, Danyonif 742/SWY, dan Dantim Intelrem 162/WB. (f3)

Continue Reading
Advertisement

Headline

Pemerintah Genjot Pembangunan 400 SPPG di NTB, Baru 25 Persen Terealisasi

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 400 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mendukung program pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar. Hingga saat ini, realisasi pembangunan baru mencapai 25 persen atau sekitar 54 unit.

“Untuk program makan bergizi, kita targetkan pembangunan SPPG di NTB sebanyak 400 unit. Saat ini baru terbangun sekitar 25 persen. Harapannya, target ini dapat tercapai sepenuhnya pada tahun 2025,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muazzim Akbar, usai melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dalam rangka kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Pemprov NTB, Rabu, (28/5).

SPPG merupakan dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dan tersebar di 26 provinsi. Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah SPPG terbanyak, yakni 57 titik. Konsep ini melibatkan koperasi, yayasan, hingga perusahaan swasta sebagai mitra penyedia makanan sehat.

Muazzim menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai instansi, termasuk Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dalam mempercepat pembangunan dan menjamin keamanan makanan yang disajikan.

“BPOM harus turun langsung ke lapangan. Jangan hanya menunggu laporan. Kita tidak ingin terjadi kasus keracunan makanan atau konsumsi bahan yang tidak layak, seperti buah berulat,” tegasnya.

Advertisement

Ia menambahkan, kehadiran SPPG yang merata di seluruh NTB akan menjadi kunci keberhasilan program makan bergizi nasional dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan generasi muda.

Dengan target 400 SPPG tersebut, Muazzim meminta seluruh pihak bahu-membahu agar misi besar pemenuhan gizi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan terealisasi nyata dan memberi dampak langsung bagi masyarakat NTB. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi IX DPR RI Dapil NTB dari Partai Amanat Nasional, H. Muazzim Akbar. (HarianNusa)

Advertisement
Continue Reading

Headline

Viral Video Pernikahan Anak, Anggota Komisi V DPRD NTB Jamhur Desak Sanksi Tegas untuk Pencegahan

Published

on

By

HarianNusa, Mataram  –  Viralnya video pernikahan di bawah umur di media sosial baru-baru ini mengundang perhatian publik, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H. Muhammad Jamhur, angkat bicara mengenai fenomena tersebut dan menegaskan pentingnya edukasi serta peran semua pihak dalam mencegah pernikahan dini.

Menurut HM Jamhur, fenomena Merarik Kodek atau pernikahan dini sebenarnya terjadi di banyak tempat, hanya saja tidak semuanya terekspos ke publik. “Permasalahan pernikahan di bawah umur ini terjadi di mana-mana. Ada yang terpublikasi, ada juga yang tidak. Di era digitalisasi seperti sekarang, semua peristiwa sangat mudah terekspos dan menjadi viral, bahkan tanpa disadari oleh pelaku atau keluarga,” ungkapnya, Senin, (26/5) kepada hariannusa.com.

Ia menilai, walaupun viralitas di media sosial terkadang membawa keberuntungan bagi pemilik akun, namun di balik itu terdapat persoalan serius yang harus segera ditangani. “Pernikahan dini berdampak besar terhadap masa depan pelaku, baik secara psikologis maupun kesehatan. Ini bisa menjadi salah satu penyebab tingginya angka kawin cerai, serta risiko saat kehamilan dan persalinan. Bahkan anak-anak dari pernikahan dini banyak yang rentan mengalami stunting,” jelasnya.

H. Jamhur mengajak semua elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi secara masif, mulai dari orang tua, keluarga terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga pemerintah. Ia menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menekan angka pernikahan dini di NTB.

Ia juga menyoroti keberadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan Perkawinan Dini yang sudah dimiliki oleh NTB. Namun, menurutnya, perda tersebut belum efektif karena tidak mengatur sanksi tegas bagi pelanggarnya. “Kita sudah punya perda, tapi kelemahannya tidak ada sanksi tegas. Ini harus menjadi perhatian agar regulasi benar-benar berdampak,” tandasnya.

Advertisement

Dengan pernyataan ini, H. Jamhur berharap adanya perhatian serius dan langkah konkret dari semua pihak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif pernikahan di usia dini.

Seperti diketahui baru-baru ini jagad media sosial dihebohkan dengan video nyongkolan pernikahan anak dibawah umur dimana pengantin perempuan masih duduk dibangku SMP sedangkan pengantin pria baru kelas 1 SMK. Pasangan tersebut diketahui berasal dari Lombok Tengah. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi V DPRD NTB, HM. Jamhur. (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Ekonomi

Dorong Produktivitas Pertanian, Gubernur NTB Serahkan Combine Harvester ke Kabupaten Sumbawa

Published

on

By

HarianNusa, Sumbawa – Komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memperkuat ketahanan pangan kembali dibuktikan. Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, secara resmi menyerahkan dua unit combine harvester kepada Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, pada Senin (26/5). Bantuan alat panen modern ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah lumbung pangan NTB.

“Yang lain semua dapat, tetapi yang kita utamakan daerah-daerah yang jadi lumbung pangan,” tegas Gubernur Iqbal, menekankan pentingnya optimalisasi alat modern untuk mendukung kabupaten-kabupaten penghasil pangan utama, termasuk Sumbawa dan Lombok Tengah.

Gubernur juga berharap agar bantuan ini dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pemanfaatan yang maksimal. Ia menekankan bahwa dengan skema pinjam atau sewa, alat ini bisa digunakan bergilir oleh para petani tanpa risiko diperjualbelikan.

“Barang itu juga akan tetap terpelihara sehingga dalam jangka waktu sekian tahun, semua kebutuhan petani untuk combine harvester sudah terpenuhi,” ujar Gubernur.

Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, mengapresiasi langkah cepat dan strategis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, bantuan ini sangat sejalan dengan visi daerah dalam mengembangkan sektor agromaritim berbasis potensi lokal.

Advertisement

“Ini adalah bentuk nyata sinergi pusat-daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dan kami siap mengelola serta memanfaatkan alat ini sebaik mungkin,” kata Bupati Jarot.

Penyerahan combine harvester ini menjadi langkah konkret dalam transformasi sektor pertanian NTB menuju pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. (F3)

Ket. Foto:

Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, berpose bersama pada kegiatan serah terima dua unit combine harvester, Senin (26/5). (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!