HarianNusa.com – Setelah gempa bumi dan tsunami menerjang Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah, kini Sumba, Nusa Tenggara Timur diguncang gempa.
Sumba diguncang gempa mulai dari magnitudo 5,2, 5,3, 6,0 kemudian 6,3 dan terakhir 5,9 pada Selasa, 2 Oktober 2018.
Earthquakes & Weather atau disingkat E&W meminta Lombok mewaspadai potensi gempa di Sumba. Melalui fanpage facebook mereka, dikeluarkan imbauan untuk tetap tenang dan waspada fenomena gempa bumi Sumba.
“Lombok waspada juga tekanan dari Sumba,” tulis E&W.
Pengikut fanpage tersebut yang sebagian besar warga Lombok ramai bertanya tentang potensi gempa Sumba. Tidak jarang banyak juga yang tidak meyakini prediksi tersebut.
E&W di postingan terpisah juga menjelaskan potensi rambatan gempa Sumba hingga ke NTB.
“Sumba masih menerima gempa bumi pada tingkat 5 skala. Tolong awasi ini, semua orang barat Sumba juga waspada dalam ulang diam dengan tidak ada gempa bumi atau letusan. Lombok bergerak dengan 3 an jadi sadar ini bisa bertambah tapi seharusnya tidak seburuk apa yang anda miliki. Lombok anda sekarang lebih berpengalaman, anda harus baik-baik saja untuk tahu bagaimana bereaksi dan tenang dan siap…” tulisnya.
Diketahui, gempa Sumba tadi dirasakan juga hingga ke Sumbawa, Bima dan Kota Bima.
Gempa Sumba sedikitnya juga membuat warga Lombok di bagian selatan cukup panik, mengingat pada Jumat 19 Agustus 1977 tsunami juga pernah menghantam Desa Lunyuk Besar Kabupaten Sumbawa, Dusun Awang dan Desa Kuta Lombok Tengah. Tsunami disebabkan lantaran gempa dan tsunami di Sumba.
Sebelumnya, banyak pihak juga membantah prediksi dari E&W. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di akun Twitter miliknya pernah membantah prediksi E&W. Bahkan BMKG pernah mengeluarkan rilis terkait prediksi menyesatkan E&W.
Sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto menilai E&W bukan merupakan lembaga resmi. Dia juga mengatakan BMKG maupun seluruh lembaga resmi gempa di dunia tidak pernah mengatakan bisa memprediksi kapan gempa akan terjadi. Dengan kata lain tidak ada satu pun alat di dunia yang bisa memprediksi dengan akurat kapan dan di mana akan terjadi gempa secara tepat.
“Yang saya tahu itu (E&W) bukan lembaga resmi, dan Rakor (rapat koordinasi) PDB (Penanggulangan Darurat Bencana) di Tanjung tadi sudah dijelaskan bahwa facebooknya sudah diblokir, termasuk pemilik akun Detektif Upin juga sudah diketahui,” pungkas Agus beberapa bulan lalu pasca gempa Lombok. (sat)