HarianNusa, Mataram – Memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa melalui pemanfaatan teknologi pertanian modern, peningkatan kapasitas petani, serta kerja sama lintas sektor, termasuk perguruan tinggi dan pemerintah daerah dinilai sangat penting.
Anggota Komisi II DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Nanik Suryatiningsih, menegaskan, isu ketahanan pangan kini menjadi perhatian strategis, terutama bagi NTB yang dikenal sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Ia menilai, pengelolaan potensi pangan lokal harus dilakukan secara terencana, terukur, dan berkelanjutan agar mampu menopang kedaulatan pangan nasional.
“Desa memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan pangan. Karena itu, perlu ada pemetaan potensi pangan lokal, diversifikasi produk pertanian, dan penerapan teknologi pertanian cerdas,” ujar Hj. Nanik, Jumat (24/10/2025) di Mataram.
Lebih lanjut, politisi Partai Gerindra tersebut menyoroti pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi petani agar mampu mengelola lumbung pangan desa secara modern dan berorientasi pasar. Menurutnya, penyuluh pertanian harus aktif turun ke lapangan memberikan pendampingan serta edukasi terkait praktik pertanian efisien.
“Penyuluh pertanian harus hadir di tengah petani. Kita juga perlu dorong pemasaran digital agar hasil panen bisa dijual langsung ke konsumen di kota tanpa melalui rantai panjang distribusi,” tambahnya.
Hj. Nanik menilai, program kedaulatan pangan nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto sejalan dengan upaya memperkuat ketahanan pangan dari akar rumput. Ia berharap pemerintah daerah dapat bersinergi dengan pemerintah pusat untuk mendukung dan memperluas dampak program tersebut di NTB.
“NTB punya potensi besar sebagai lumbung pangan nasional. Karena itu, provinsi dan kabupaten harus bekerja sama mengelola lumbung pangan desa, sekaligus meningkatkan kapasitas penyimpanan hasil panen dengan teknologi modern,” jelasnya.
Tak hanya pemerintah, Hj. Nanik juga mendorong keterlibatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam program ketahanan pangan desa. Ia menilai, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membantu masyarakat desa mengadopsi inovasi dan teknologi pertanian baru.
“Kolaborasi antara pemerintah desa dan mahasiswa KKN sangat penting untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada petani. Ini bagian dari upaya bersama mencapai kedaulatan pangan,” pungkasnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Hj. Nanik berharap desa-desa di NTB dapat menjadi pusat inovasi pangan lokal, memperkuat kemandirian petani, dan berkontribusi nyata bagi ketahanan pangan nasional. (F3)
Ket. Foto :
Anggota Komisi II DPRD NTB, Hj. Nanik Suryatiningsih. (HarianNusa)

