HarianNusa, Mataram – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama PT PLN (Persero) meresmikan penerapan Zero Down Time di kawasan Kantor Gubernur NTB, menjadikan NTB sebagai provinsi pertama di Indonesia yang berhasil mengimplementasikan sistem suplai listrik tanpa kedip (zero downtime) di pusat pemerintahan. Inovasi ini digadang menjadi role model nasional bagi provinsi lain.
Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap PLN atas dukungan yang konsisten dalam berbagai agenda strategis di NTB.
“PLN adalah pahlawan pada setiap kerja besar yang kami laksanakan di NTB. Hampir semua kegiatan besar bisa berjalan karena dukungan luar biasa dari teman-teman PLN,” ujar Gubernur NTB saat memberikan sambutan dalam kegiatan yang berlangsung pada Jumat,(12/12/25).
Gubernur Iqbal menegaskan, kebutuhan listrik yang stabil kini semakin krusial seiring meningkatnya frekuensi kegiatan besar yang digelar di Kantor Gubernur.
“Ke depan, PLN di NTB kedip saja tidak boleh, apalagi mati. Karena kantor gubernur kini menjadi venue banyak event besar dan kegiatan semacam ini energi positif,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Iqbal juga memaparkan visi besar kerja sama regional melalui pembentukan Forum Kerja Sama Regional Bali, NTB dan NTT (KR-BNN) yang berfokus pada integrasi dan kolaborasi di sektor energi, pariwisata dan rantai pasok. Salah satu program strategisnya adalah pembangunan Super Grid Bali–NTB–NTT untuk menciptakan kawasan distribusi energi mandiri.
“Kami ingin ke depan Bali tidak lagi tergantung jaringan Jawa. Bali memakai energi hijau dan kami di NTB–NTT yang memproduksinya,” jelas Iqbal.
Ia menambahkan, NTB dan NTT menyimpan cadangan energi terbarukan raksasa. Hanya dari 77 bendungan di NTB, potensi floating solar panel dapat menghasilkan ratusan megawatt listrik hijau, belum termasuk PLTS darat, panas bumi, hingga mikrohidro. Pemerintah Singapura disebut telah menyatakan kesiapan melakukan visibility study pada 2026.
Komisaris Independen PLN, Prof. Ali Masykur Musa, menggarisbawahi bahwa Zero Down Time bukan sekadar capaian teknis, tetapi juga memiliki makna spiritual. “PLN tidak boleh berkedip, sebagaimana matahari tidak berkedip hingga hari kiamat,” ujarnya.
Ia menegaskan, listrik adalah bagian dari kebutuhan dasar umat, selaras dengan nilai-nilai religius tentang pentingnya pengelolaan alam, air dan energi.
“Mengurus listrik bukan sekadar angka. Ini pekerjaan religius. Dunia dapat, akhirat dijemput melalui pengabdian kepada negeri,” tuturnya.
Prof. Ali juga mengapresiasi kerja keras insan PLN di berbagai daerah, termasuk Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat yang tengah memulihkan jaringan kelistrikan.
Direktur Distribusi PLN, Asyadany Ghana Akmalaputri, menegaskan bahwa Kantor Gubernur NTB kini menjadi salah satu kawasan dengan tingkat keandalan listrik tertinggi di Indonesia. Suplai ke kawasan tersebut kini diperkuat oleh dua gardu induk, empat penyulang, proteksi berlapis, serta sistem changeover switch berbasis GPS yang memastikan aliran listrik benar-benar tanpa kedip.
“Ini bukan hanya bebas padam, tapi bahkan tanpa kedip. Ini komitmen publik bahwa pusat pemerintahan harus punya keandalan tertinggi,” tegasnya.
Asyadany juga mengapresiasi Integrasi Control Center UP2B, pusat kendali terpadu yang menggabungkan transmisi, distribusi dan surveillance dalam satu gedung. NTB ditetapkan sebagai pilot project nasional sebelum direplikasi ke provinsi lain.
Dengan peresmian ini, NTB resmi menancapkan posisi sebagai pelopor nasional dalam keandalan listrik pemerintahan, membuka babak baru percepatan energi berkelanjutan dan inovasi sistem kelistrikan di Indonesia. (F3)
Ket. Foto:
Peluncuran Zero Down Time di kawasan Kantor Gubernur NTB. (Ist)
