Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB ikuti arahan PP Muhammadiyah terkait pernyataan oknum Pejabat BRIN

0
924

HarianNusa, Mataram – Menyikapi terkait pernyataan salah seorang oknum peneliti astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi NTB, mengikuti arahan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi NTB, Dr. H.Falahuddin, M.Ag., menyampaikan bahwa Pimpinan Pusat Muhammadyah, Prof Dr Haedar Nashir meminta warga Muhammadiyah agar tetap bijak, dewasa, dan tidak terpancing dengan berbagai cemoohan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik yang menyerang, hingga ada oknum yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pelaksanaan idul fitri 1444 H. Muhammadiyah sudah kenyang pengalaman diperlakukan negatif atau buruk seperti itu sepanjang perjalanan sejarahnya hingga kini.

"Kami hanya bisa mengajak kepada para pihak yang tak sejalan dengan pandangan keislaman Muhammadiyah agar kedepankan akal sehat, sikap ilmiah yang objektif, dan keluhuran adab Islam layaknya orang beragama dan berilmu," ungkapnya menyampaikan pernyataan PP Muhammadiyah.

Muhammadiyah secara organisasi tetap elegan dalam menyikapi sikap maupun pernyataan negatif seputar perbedaan idul fitri karena sudah biasa dan terbiasa. Karenanya Dihimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah agar tidak bersikap yang sama dengan mereka yang kerdil pemikiran dan sikapnya dalam beragama dan berbangsa.

"Tunjukkan bahwa warga Muhammadiyah berkeadaban, berilmu, berbangsa, dan bahkan beragama lebih baik di dunia nyata," ungkapnya.

Bila dari pernyataan-pernyataan buruk orang-orang itu terhadap Muhammadiyah ada yang sudah melewati batas dan dapat masuk ke ranah hukum, tentu jalan hukum itu selalu terbuka untuk dilakukan sejalan dengan koridor yang dijamin konstitusi dan terhormat dalam berbangsa.

"Sekali lagi warga Muhammadiyah agar tetap mengedepankan pemikiran dan sikap luhur, serta tidak mengambil langkah sendiri-sendiri," imbaunya.

Sementara, Dr. Ahsanul Khalik
Aktivisi Muhammadiyah NTB yang juga
Mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah NTB dan Mantan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB, turut angkat suara.

"Terkait pernyataan oknum pejabat BRIN tersebut saya yakin bukan Warga Muhammadiyah saja yg geram, ummat Islam yang di luar Muhammadiyah pun pasti tidak suka, kalau ada oknum pejabat pemerintahan yang memperlihatkan perilaku tidak memahami azas-azas perbedaan terhadap perbedaan pendapat dalam penentuan 1 syawal, yang oleh seluruh ummat Islam memahami bahwa itu bersifat ilmiah dan alamiah. Dan bahkan selama ini menjadi sesuatu yang bersifat lumrah, tidak ada yang merasa paling benar dan tidak juga menyalahkan yang lain nya," ujarnya, Selasa, (25/4).

Menurutnya, terhadap oknum yang seperti itu, maka negara tidak boleh diam, dalam hal ini. Ia berharap agar pihak kepolisian mengambil langkah penegakan hukum agar tidak terjadi kegaduhan di masyarakat.

"Terhadap oknum yang seperti itu, maka negara tidak boleh diam, dalam hal ini

ini institusi kepolisian RI, kita harapkan mengambil langkah-langkah untuk melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan, karena apa yang dipertontonkan oleh oknum tersebut dapat merusak kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara kita, dan bahkan bisa menimbulkan kekacauan cara berfikir dan bertindak yang tidak sesuai nilai-nilai saling menghargai sebagai anak bangsa, terlebih umat Islam," ungkapnya.

Menurutnya, BRIN juga harus mengambil tindakan tegas terhadap yang bersangkutan, karena tentu hal ini tidak sesuai dengan etika seorang pejabat pemerintahan.

"Selanjutnya saya berharap warga Muhammadiyah tidak perlu terpengaruh, biarkan alat-alat negara yang mengambil langkah yang dibenarkan oleh aturan berbangsa dan bernegara kita," pungkasnya. (03)

Ket.foto:
Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi NTB. (HarianNusa)