HarianNusa.com, Mataram – Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat hingga tahun 2018 ini ada sejumlah 1.553.000 kendaraan bermotor di NTB. Dari jumlah ini yang dikategorikan kendaraan aktif sebanyak 811 ribuan.
Dari 1.553.000 kendaraan bermotor ini diperkirakan pajaknya mencapai 500 miliar. Namun jika dihitung bersama jumlah kendaraan bermotor yang nunggak atau tidak membayar pajak puluhan atau belasan tahun, tentu jumlah penerimaan pajak kendaraan bermotor (PKB) bisa mencapai 800 hingga 900 miliar.
“Tapi pertanyaannya apakah jendaraan yang menunggak itu masih ada atau tidak. Jadi kami menghitung berdasarkan kendaraan yang riil saja, yang jumlah pajaknya mencapai 500 miliar lebih, ini dari segi potensi pajaknya,” ungkap Mohammad Husni, Kabid Pajak Daerah Pappenda NTB saat Jumpa Pers di Ruang Media Center Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTB,Rabu (6/6).
Lanjut Husni, dari segi obyek pajak ada 811 ribu kendaraan yang aktif di tahun 2018 ini. Pihaknya memperkirakan dengan target PKB yang berjumlah 382 miliar lebih.
“Jadi kita coba sandingkan potensi kendaraan dengan target pendapatan pajak kita. Karena tidak mungkin jumlah pendapatan pajak itu kita targetka 100% dari potensi kendaraan karena beberapa peraoalan-persoalan yang kita hadapi di dalam pemungutan pajak kendaraan bermotor ini,” jelasnya.
Dijelaskannya, untuk mencapai perolehan pendapatan daerah dalamhal pajak kendaraan bermotor (PKB), Bappenda telah melakukan berbagai upaya dan terobosan, diantaranya dengan Samsat non stop service, aplikasi e-samsat, pendataan plat kendaraan luar daerah secara online, melalui aplikasi e- STS Retribusi online, Integrasi data dengan Kepolisian, Pembayaran pajak Lima tahun, Samsat Kartini/Ladies dan Samsat Bahari, Agen Samsat, Samsat Pasar dan Samsat Daerah, Manajemen Mutu Pelayanan ISO 9001:2015.
“Begitupun jika dalam keadaan emergency wajib pajak tidak bisa mendatangi layanan kami sedangkan pajaknya jatuh tempo, maka kami akan mendatanginya, apalagi jika nilai pajaknya cukup tinggi,” katanya.
Progres pembayaran pajak hingga saat ini (bulan Mei,red) sekitar 147 miliar dari yang ditargetkan. Sehingga bulan Juni ini terus dioptimalkan hingga 6 bulan kedepan untuk mencapai target 382 miliar. (f3)