More
    BerandaLombok TengahPuluhan Peserta Seminar IAGI Kunjungi Situs Tanak Beak

    Puluhan Peserta Seminar IAGI Kunjungi Situs Tanak Beak

    HarianNusa.com, Lombok Tengah – Puluhan peserta seminar Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Nusra melakukan kunjungan ke lokasi Situs Tanak Beak Kecamatan Batukliang Utara-Lombok Tengah, Kamis 19/7/18.

    Dalam kesempatan itu, Indra Cahyadi selaku ketua Pokja mewakili teman-teman yang lain menyampaikan ucapan terimakasih Tanak beak bisa dikunjungi oleh peserta seminar nasional.

    “Menjadi kebanggaan tersendiri dan menjadi tugas bersama masyarakat untuk terus dijaga agar situs ini tetap ada,” ujar Indra.

    Kunjungan yang dipandu oleh ahli geologi Heryadi Rahmat menjelaskan bahwa situs yang ada di desa Tanak Beak tepatnya berada di dusun Tanak Bengan.

    Mengingat dalam singkapan babad lombok, masih ada di bekas lokasi galian C yang ada di Tanak Beak. Dengan adanya situs jejak gunung Samalas 1257 sebelum gunung Rinjani meletus. Bukti lain yang tidak bisa terbantahkan dengan ditemukannya pecahan tembikar yang berserakan di sekitar hampir 1 hektar.

    “Beberapa ahli berasumsi sebelum terjadinya letusan Samalas 1257, ada peradaban masyarakat atau pemukiman yang mendiami tempat tersebut, pada 100 atau 200 tahun sebelum terjadi letusan,” jelas Heryadi dihadapan para peserta seminar.

    Mungkinkah kerajaan atau kedatuan pamotan yang hilang sebagaimana disebutkan dalam takepan babad Lombok, telah berdiri di kedalaman hutan pada zaman yang dulu ada di sini?

    Hal itu sudah dilakukan penelitian oleh Profesor Heryadi beserta teman-temannya pada tahun 2014 tentang kapan tepat umur dari muntahan yang di keluarkan gunung Samalas, dari jenis tanah dan batuan, hal tersebut memang benar dengan meneliti beberapa kali.

    Menurutnya lokasi di sini paling strategis dibandingkan jejak yang ada di Bayan, Aik Berik, Sembalun dan lain sebagainya karena di sini (Tanak Beak,red) paling lengkap sumbernya.

    “Temuannya mulai dari letusan awal hingga akhir berupa dengan 9 lapisan tanah, bebatuan, tengkorak manusia. Wilayah ini juga berada dekat dengan wilayah kota, lapangan yang luas cocok dijadikan lokasi penelitian geologi dan yang lainnya untuk menunjang pariwisata secara berkelanjutan,” pungkasnya.

    Harapnya lokasi jejak situs ini bisa dikelola dengan baik oleh Pokja Geowisata Samalas Tanak Beak dan lembaga-lembaga lainnya secara bersinergis. Sehingga, kedepannya lahan ini bisa dibebaskan oleh pemerintah daerah. Dengan begitu tidak lagi ada galian dan akan tetap terjaga keberadaannya.

    Selanjutnya peserta seminar yang terdiri dari berbagai asal dalam daerah maupun luar daerah berkunjung ke lokasi Taman Wisata Alam Buah Naga, sambil menikmati makan siang yang sudah disiapkan panitia.(f3)

    Baca Juga

    spot_img
    error: Content is protected !!