HarianNusa.com, Lombok Utara – IKEA Indonesia hari ini (14/11) meresmikan fasilitas Pusat Bermain Anak dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Dusun Muara Putat, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, dan di Dusun Sumur Pande, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.
Bekerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT), perusahaan penyedia perabot rumah tangga asal Swedia ini membangun fasilitas shelter untuk mendukung pemulihan kondisi psikologis anak-anak yang terdampak gempa Lombok pada Juli 2018 lalu.
Humas IKEA Indonesia, Ririn Basuki, menjelaskan bahwa perusahaannya memiliki visi yang sejalan untuk membantu kebutuhan anak-anak penyintas gempa Lombok. “Visi IKEA sangat sederhana sekali, yaitu mewujudkan kehidupan sehari-hari yang lebin baik. Dan untuk teman-teman di Lombok Utara ini, kami memberikan sebuah tempat untuk bermain juga untuk belajar anak-anak kita”, ujar perempuan berkacamata ini.

“Fasilitas ini dibagun dengan produk-produk IKEA. Bermain sambil belajar dapat meningkatkan daya imajinasi, daya kreatifitas, dan kemampuan bersosialisasi. Anak-anak ini adalah harapan kita, sebagai generasi penerus bangsa”, imbuh Ririn.
Menurut Ririn, fasilitas pusat belajar anak (PBA) dan PAUD ini hadir dari hasil penjualan produk Blue Bag IKEA sebagai bagian dari program berkelanjutan IKEA Indonesia bagi lingkungan dan masyarakat. Adanya fasilitas belajar dan bermain ini diharapkan dapat mendukung pemulihan psikologis masyarakat terutama anak-anak.
Pada Kesempatan yang sama, Kepala Cabang ACT NTB Lalu Muhammad Alfian menceritakan kondisi awal pasca gempa yang memberikan dampak trauma pada warga, terlebih anak-anak. “Guncangan gempa yang bertubi-tubi membuat semua orang trauma. Sampai-sampai getaran tanah karena ada mobil lewat pun membuat kita melompat mencari tempat aman”, kenang Alfian sambil tersenyum lebar.
Mewakili ACT, pihaknya merasa senang dengan kehadiran IKEA sebagai salah satu perusahaan yang peduli dengan rehabilitasi dan rekonstruksi kehidupan masyarakat Lombok pasca gempa.

Gallery Kegiatan
Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) NTB Lalu Muhamad Alfian (Kanan) bersama Retail Manager IKEA Indonesia Patrice Dreano (baju Kuning) menemani anak-anak penyintas gempa Lombok bermain usai peresmian Pusat Bermain Anak dan PAUD, di Pemenang, Lombok Utara (HarianNusa.com/Rony) Ririn Basuki, Public Relation IKEA Indonesia saat menjelaskan Visi IKEA untuk mewujudkan kehidupan sehari-hari yang lebih baik. (HarianNusa.com/Rony) Lalu Muhammad Alfian, Kepala Cabang ACT NTB
Tentang IKEA
Visi IKEA adalah untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang, dengan menawarkan rangkaian produk perabot rumah tangga yang fungsional, didesain dengan baik, dengan harga terjangkau sehingga lebih banyak orang dapat membelinya.
IKEA didirikan oleh Ingvar Kamprad di Småland, Swedia bagian selatan pada tahun 1943, saat ia berusia 17 tahun. Nama perusahaan ini merupakan singkatan dari inisial namanya, IK, E kependekan dari Elmtaryd, nama peternakan dimana ia tumbuh, dan A kependekan dari Agunnaryd tempat dimana peternakan itu berada.
Toko IKEA menghadirkan rangkaian perabot rumah tangga yang didesain dengan baik, fungsional yang diproduksi melalui riset dan pengembangan, quality control yang ketat, dan dengan memperhatikan keberlanjutan jangka panjang.
Sampai dengan tahun 2018, IKEA mengoperasikan lebih dari 400 toko dengan lebih dari 194.000 co-worker di 52 negara; dengan total penjualan 38,3 milyar Euro.
Tentang ACT
Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah lembaga yang bergerak di bidang kemanusiaan, kedermawanan, dan kerelawanan. Untuk memperluas karya, ACT mengembangkan aktivitasnya mulai dari kegiatan tanggap darurat, kemudian mengembangkan kegiatannya ke program pemulihan pasca bencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program berbasis spiritual. ACT didukung oleh donatur publik dari masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap permasalahan kemanusiaan, dan partisipasi perusahaan melalui program kemitraan dan corporate social responsibility (CSR). Dengan spirit kolaborasi kemanusiaan mengajak semua elemen masyarakat dan lembaga kemanusiaan untuk terlibat bersama untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik.