HarianNusa.Com, Mataram – Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Workshop Pengawasan berbasis kebudayaan tahun 2019, di Mataram, Selasa, (10/12/19).
Dalam kegiatan yang diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai lembaga/kelompok kebudayaan dan agama ini, Bawaslu mengajak para budayawan untuk turut serta melakukan pengawasan Pemilu.
Ketua Bawaslu NTB, M. Khuwailid berpendapat bahwa sosialisasi mencegah pelanggaran pemilu melalui atraksi kesenian dan budaya sangat efektif, sehingga peran serta budayawan untuk ikut serta melakukakan pengawasan Pemilu sangat penting.
“Peran budayawan untuk ikut serta dalam pengawasan Pemilu sangat penting,” ungkapnya.
Lalu Agus Fathurrahman salah seorang budayawan NTB saat menjadi narasumber dalam kegiatan workshop itu menyampaikan bahwa berbagai budaya dan kearifan lokal bisa menjadi sarana bagi Bawaslu untuk mensosialisasikan pencegahan pelanggaran Pemilu.
Menurutnya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas bukan hanya menjadi tugas Bawaslu namun membutuhkan peran serta semua pihak termasuk budayawan.
“Pendidikan politik sangat penting. Ini bukan hanya tugas Bawaslu, namun peran serta semua pihak termasuk budayawan sangat penting,” ungkapnya.
Usai penyampaian pemaparan oleh para nara sumber, workshop dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab, demana saat itu sejumlah peserta juga berkesempatan memberikan masukan, saran, dan pendapatnya kepada Bawaslu terkait proses pelaksanaan pemilu yang lalu sebagai pembelajaran pada proses pemilu yang akan datang.
Bawaslu NTB sebelumnya juga telah membentuk jaringan kampung pengawasan pemilu yang melibatkan masyarakat dari berbagai unsur. (f3)
Ket. Foto:
1. Ketua Bawaslu NTB, M. Khuwailid saat memberikan sambutan dalam acara workshop Pengawasan berbasis kebudayaan tahun 2019, di Mataram, Selasa, (10/12/19). (HarianNusa.Com/f3)
2. Para peserta workshop Pengawasan berbasis kebudayaan tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Bawaslu NTB. (hariqnNusa.Com/f3)
