HarianNusa.com, Mataram – Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah mengikuti kegiatan pelepasan ekspor produk Indonesia yang Bernilai Tambah dan Sustainable ke Pasar Global Secara Hybrid. Pelepasan dipimpin langsung oleh Presiden RI secara virtual dari Jawa Timur, Jumat, (4/12/2020). Pelepasan diikuti oleh 14 kota terpilih termasuk NTB.
Presiden Joko Widodo mengatakan, kunci memperbaiki ekonomi bukan hanya sebatas membantu UKM namun haruslah hingga menghasilkan devisa dan mengurangi defisit. Akibat dampak ekonomi global meski ekspor menurun tapi harus dapat melihat lebih jeli pasar ekspor maupun meningkatkan kreatifitas, kualitas,kuantitas dan tujuan negara ekspor.
Jokowi mengatakan, potensi pasar masih terbuka untuk mengejar ketinggalan dari negara lain.
"Kita bersyukur periode Januari sampai Oktober ekspor kita surplus 17,07 miliar dolar namun potret kinerja pasar ekspor kita masih tertinggal," kata Jokowi.
Jokowi menyebut, ekspor garmen Indonesia turun dari peringkat delapan ke 22, ekspor kayu diperingkat 21, perikanan di peringkat 13 sehingga dibutuhkan reformasi ekosistem ekspor mulai dari regulasi, percepatan negosiasi, optimalisasi perjanjian perdagangan dengan negara non tradisional, market intelijen, peningkatan UKM untuk brand dan packaging serta refinancing kerjasama perbankan.
Dari total 133 eksportir yang produknya dilepas hari ini, terdapat tujuh UKM ekspor perdana dari 54 UKM dan 11 UKM dengan diversifikasi produk ekspor baru diantaranya furnitur, dekorasi sampai minyak jelantah dengan hampir 90 negara tujuan ekspor seperti Amerika, Afrika dan Asia senilai 1,64 USD setara 23,75 triliun rupiah.
Di NTB, pelepasan ekspor dilakukan oleh Wagub bersama Staf Khusus Bidang Kerjasama dan Perjanjian Perdagangan Internasional, Alexander Yahya Datuk, di Lapangan Kantor Gubernur NTB.
Wagub menyampaikan kegiatan ini
merupakan suatu langkah konkrit oleh Kementerian Perdagangan RI bersama pemerintah daerah dalam upaya peningkatan ekspor non tambang dan untuk memotivasi pelaku usaha di daerah untuk tetap meningkatkan ekspor di masa sulit, meningkatkan peran UKM ekspor, menjaga loyal buyers serta mendorong peningkatan investasi dan menumbuhkan ekonomi nasional di tahun 2021 mendatang.
"Semoga Kegiatan ini dapat meningkatkan aktivitas ekspor di NTB," ungkapnya.
Sementara Alexander mengungkapkan, pelepasan ekspor secara serentak ini diharapkan dapat terus memotivasi para pelaku usaha, termasuk UKM untuk terus berinovasi sehingga mampu menembus pasar global. Ia juga mengapresiasi para pelaku usaha yang mampu melakukan ekspor meskipun di tengah pelemahan ekonomi global akibat pandemi Covid 19 ini.
"Selalu ada peluang sekalipun di tengah kondisi sulit seperti saat ini. Kementerian Perdagangan berkomitmen membantu para pelaku usaha dalam melakukan ekspor dan mendorong pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Perusahaan Eksportir yang terlibat dalam Kegiatan Pelepasan Ekspor secara serentak dari NTB adalah PT. Panorama Laut Indah dari Kabupaten Bima yang mengekspor rumput laut sebanyak 278 ton dengan nilai total USD 77,840 juta ke Tiongkok. UD. Berkah Alam dari Lombok Barat yang mengekspor Kopi Robusta sebanyak 140 ton dengan nilai USD 508 juta ke negara tujuan Korea Selatan dan Kanada.
Selain itu pada bulan November 2020, PT Autore Pearl dari Kota Mataram tercatat mengirim komoditi Mutiara Bulat seberat 28,9 Kg dengan nilai US$ 290.556,94 ke negara Australia dan PT. Rempah Organic Lombok dari Kabupaten Lombok Timur mengekspor komoditi Vanili Kering sebesar 765 Kg dengan nilai US$ 119.850,00 ke negara Amerika Serikat.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Fathurrahman menyampaikan, permasalahan yang dihadapi oleh ekspor NTB adalah masih banyaknya komoditi NTB yang tercatat diekspor melalui daerah lain karena keterbatasan SDM dan infrastruktur ekspor yang dimiliki oleh Provinsi NTB. Untuk Produk Perikanan misalnya, terbatasnya frekuensi penerbangan ke luar negeri terutama pada pasar potensial seperti Hongkong dan Eropa menyebabkan tingginya biaya kirim melalui Bandara ZAM bila dibandingkan dengan Bandara lain seperti Bandara Ngurah Rai atau Soekarno Hatta.
"Hal ini mendorong mereka (eksportir) untuk melakukan aktivitas ekspor melalui bandara tersebut," ungkapnya.
Untuk produk lain seperti olahan pangan sampai saat ini belum ada yang mampu menembus pasar ekspor secara kontinyu karena memang syarat untuk produk pangan menembus pasar ekspor cukup berat diantaranya harus memenuhi standar Good Manufacturing Process (GMP) dan Hazard Analys Critical Control Point (HACCP) yang belum mampu dipenuhi oleh produsen olahan pangan di NTB, karena sebagian besar masih berskala UKM dengan teknologi pengolahan yang sederhana.
Berdasarkan data BPS Provinsi NTB, pada Periode Januari s/d September Tahun 2020 nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Barat tercatat sebesar US$ 284.248.106 atau meningkat sebesar 85,93 % dari ekspor periode yang sama Tahun 2019 yang tercatat senilai US$ 221.953.591. Komoditi yang mendominasi ekspor NTB adalah komoditi tambang berupa Konsentrat Tembaga dari PT. Amman Mineral.
Sementara data pada Dinas Perdagangan Provinsi NTB yang didasarkan pada penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) dan laporan PT. Amman Mineral menunjukkan nilai ekspor NTB sampai dengan bulan Oktober Tahun 2020 sebesar US$ 394.426.239,80. dengan tetap kontribusi terbesar dari komoditi tambang yaitu konsentrat tembaga (98,20%) sedangkan komoditi non tambang sebesar US$ 7.102.476,280 (1,80%). Sedangkan jenis komoditi yang diekspor sebanyak 22 komoditi berupa mutiara, rumput laut, ikan segar, dan lobster di sektor perikanan, jagung, manggis, mangga, buah naga dan kopi serta Vanili dari sektor pertanian serta dari sektor kerajinan berupa kerajinan buah kering, bambu, ketak dan gerabah yang dikirim ke 16 negara tujuan ekspor. (f3)