Ali BD Ajak Warga Sasak Jangan Ributkan Nama Bandara

0
1265

HarianNusa.com, Lombok Barat – Mantan Bupati Lombok Timur, Dr. H. Moch. Ali bin Dachlan pada saat mengisi materi launching empat buku yang diterbitkan LPPM Universitas Gunung Rinjani (UGR) di Hotel Jayakarta, Rabu (30/12) lalu mengungkapkan harapannya agar masyarakat Sasak tidak ribut soal nama bandara. Dia mengatakan, Suku Sasak sendiri menjunjung tinggi perbedaan sebagaimana yang diungkapkan dalam pepatah Sasak yang cukup populer, “lain petuq lain gagak, lain gubuk lain adat”.

Pada launching yang dihadiri Rektor UNU NTB, Baiq Mulyanah itu, Ali pun mensitir silang pendapat berkenaan dengan dipahlawankannya TGH Zainuddin Abdul Madjid dan dimonumenkan dalam nama bandara. Ia menegaskan bahwa ZAM benar sudah melalui proses sebagai pahlawan.

Dijadikannya seseorang sebagai pahlawan, lanjut Ali, tidak harus mati bertempur di medan peperangan. Ada bidang-bidang tertentu yang intens digeluti yang bisa mempahlawankan seseorang. Ia menyebut Soekarno merupakan pahlawan di bidang pemikiran, pun terdapat sederet pahlawan di bidang lain yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pembangunan bangsa.

“TGH Zainuddin Abdul Madjid itu pahlawan dengan ribuan sekolah. Dia berjasa. Jangan katakan tak berjasa hanya karena tidak NW. Kalau begini kita tidak siap bernegara,” jelasnya seraya menegaskan kembali agar orang Sasak jangan bertengkar lagi soal nama bandara karena hanya buang-buang waktu.

“Kalau orang Sasak terus seperti ini, orang luar akan tertawa,” lanjut Rektor UGR ini.

Ali menilai selama ini orang Lombok sering ribut jika ada tokoh-tokoh di sekitarnya (yang kurang disukai) menonjol dan diajukan dalam jabatan tertentu. Seharusnya yang dikedepankan, kalau orang Sasak ada yang jadi menteri, adalah kebanggaan sebagai suku bangsa Sasak.

“Kapan mulai mendangkalkan kefanatikan pada kelompok?” cetus penulis kumpulan cerpen “Ibuku Sayang” ini.

“Jangan memuja kelompok karena kalau itu terjadi, kita ini belum maju,” imbuh Ali

Menurutnya, kalau umat Islam selalu bertengkar maka akan selalu diadu. “Jangan salahkan orang luar kalau kita alami kemunduran,” paparnya.

Sementara itu dalam upaya mewujudkan kedamaian dan ketentraman di Nusa Tenggara Barat, pada Rabu, (06/01/2021) kemarin Polda NTB menginisiasi tokoh NU-NW dan tokoh masyarakat duduk bersama dalam silaturahmi dan doa bersama.

Di hadapan para tokoh pulau Lombok saat itu, Kapolda NTB Irjen Pol, M. Iqbal, S.I.K, M.H, menyampaikan peran penting para ulama dan tokoh masyarakat yang menjadi kunci penyelesaian setiap permasalahan yang ada.

“Kami tidak bisa bekerja dengan maksimal tanpa dibantu oleh semua stakeholder dan semua elemen, sekaligus yang paling penting terutama adalah doa dan peran para ulama dan tuan guru,” ungkap Kapolda. (f3)