Connect with us

Kota Mataram

Refleksi Akhir Tahun NU NTB, Mulai Bersahabat dengan Sesama dan Alam

Published

on

HarianNusa.com – Keluarga Besar NU Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Civitas Akademika Universitas NU (UNU) NTB, menggelar Haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan wafatnya TGH Ahmad Taqiuddin Mansur, Senin (31/12) di aula kampus UNU NTB di Mataram.

Kegiatan doa dan zikir bersama juga dirangkaikan dengan diskusi refleksi akhir tahun 2018.

Dalam sambutannya, Rektor UNU NTB, Hj Baiq Muliana mengatakan, kegiatan tersebut digelar untuk memperkuat tali silahrurahim dan juga untuk mengenang sosok Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur.

Pemikiran dan hal-hal baik dari dua tokoh itu diharapkan bisa menginspirasi generasi muda saat ini.

Selain itu kegiatan juga digelar untulk memberikan ruang refleksi akhir tahun bagi UNU NTB.

Advertisement

“UNU NTB yang sudah berdiri sejak 3 tahun lebih, mudah-mudahan kami tetap bisa berbuat dan mengabdi untuk NTB dan Indonesia dan memberikan keberkahan bagi masyarakat,” kata Baiq Muliana.

Sekretaris PBNU NTB, H Lalu Winengan mengatakan, TGH Ahmad Taqiuddin Mansur yang terakhir menjabat Ketua PBNU NTB merupakan sosok inspiratif bagi generasi muda NTB, khususnya pemuda NU.

“Dalam perjalanan banyak yang diajarkan oleh beliau (TGH Ahmad Taqiduddin Mansur). Beliau adalah Ketua, Orangtua, dan Guru kita. Banyak yang dihasilkan beliau, dan ini juga jadi motivasi untuk kader muda NU,” kata Winengan.

Winengan mengatakan, kegiatan itu sangat startegis untuk merefleksi apa yang sudah terjadi di tahun 2018 untuk menghadapi tahun 2019.

Tahun 2018, papar dia, bencana demi bencana terjadi di Indonesia, termasuk Gempa Bumi Lombok yang terjadi pada Juli-Agustus 2018 lalu.

Advertisement

Menurut Winengan, moment doa dan zikir bersama itu menjadi moment untuk sama-sama memanjatkan doa agar alam bisa bersahabat dan tidak lagi ada bencana ke depannya.

“Tahun 2018 bencana demi bencana di Indonesia. Gempa terpanjang 2018. Saat ini kita berdoa untuk Gus Dur dan TGH Taqiuddin, juga berdoa agar alam ini berhenti bencana,” katanya.

Selain berdoa, Winengan juga berharap semua masyarakat untuk menginstrospeksi diri, dan memperbanyak beristigfar.

Lebih banyak saling mendoakan dan saling memaafkan sesama umat manusia.

“Tahun politik ini jangan tambah panas. Kita beda pilihan saja sudah saling mengkafirkan. Ini yang tidak boleh. Kita harus lebih banyak istigfar, saling memaafkan, agar bumi initidak lagi bergetar,” kata Winengan.

Advertisement

Mengutip ayat Al Quran, Winengan mengatakan, Allah SWT tidak akan pernah menggetarkan bumi jika baginda Rasulullah Muhammad SAW masih hidup.

Namun jika Rasulullah sudah tiada, maka umat harus banyak istigfar. Banyak minta ampunan, dan banyak saling memaafkan.

“Ini yang harus dilakukan. Kita perbanyak istigfar dan saling memaafkan,” katanya.

Winengan mengungkapkan, kegiatan doa dan zikir bersama untuk Haul Gus Dur dan wafatnya TGH Ahmad Taqiuddin Mansur sangat banyak undangan yang hadir.

Hal ini menunjukan kecintaan pada Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur.

Advertisement

“Acara ini banyak senior yang turun gunung karena cinta pada NU, pada Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur. Karena beliau banyak sahabat banyak teman,” katanya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekda Provinsi NTB, H Rosiady Sayuti.

Dalam sambutannya, Sekda Rosiady mengatakan, Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur adalah sosok ulama yang sangat menginspirasi.

Rosiady mengungkapkan, tanpa disadari kehidupan berbangsa saat ini banyak diwarisi oleh zaman pemerintahan Gud Dur.

“Reformasi total itu dimulai di zaman Gus Dur, dimana tentara yang dulu sangat kuat dan begitu hebat dengan dwi tunggalnya bisa diselesaikan dengan begitu damai ketika Gus Dur jadi Presiden,” kata Rosiady.

Advertisement

Begitu juga dengan pembangunan, otonomi daerah, dan desentralisasi yang saat ini ada dan bisa dinikmati, semua pangkalnya ada di zaman Gudur.

“Menurut saya beliau jenius, pemikiran beliau memembus batas. Sesuatu yang belum terpikir,” tutupnya. (sat)

Continue Reading
Advertisement

Kota Mataram

GPM NTB Hadirkan Pangan Murah Jelang Idul Adha

Published

on

By

HarianNusa, Mataram –  Dalam upaya memastikan stabilitas harga pangan dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pokok menjelang Hari Raya Idul Adha, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM). Kegiatan kali ini berlangsung di halaman depan Kantor Lurah Kebun Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Rabu, (28/5).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Dr. H. Aidy Furqan, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahwa GPM merupakan bagian dari strategi Pemprov NTB dalam mendekatkan layanan pangan kepada masyarakat, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) seperti Idul Adha.

“GPM ini kami gelar dengan pola roadshow di berbagai titik. Ini adalah bentuk kehadiran nyata pemerintah untuk menghadirkan komoditas pangan pokok di bawah harga pasar, utamanya menjelang Hari Raya Idul Adha yang akan jatuh pada 6 Juni mendatang,” ujarnya.

Dr. Aidy menekankan bahwa tujuan utama GPM adalah memberikan akses ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat. Tidak hanya menyediakan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan gula, kegiatan ini juga menjadi ruang interaksi antara masyarakat dengan penyedia pangan lokal, termasuk produk-produk hortikultura segar dan olahan modern.

“Kita lihat sendiri, masyarakat tidak hanya mencari kebutuhan pokok, tapi juga mulai beralih ke sayuran segar, buah-buahan, hingga makanan olahan sehat. Ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran akan konsumsi pangan yang bergizi,” tambahnya.

Advertisement

Lebih dari sekadar pasar murah, GPM juga membawa misi edukatif. Melalui pemantauan mutu dan promosi makanan sehat bergizi, Dinas Ketahanan Pangan NTB memastikan masyarakat tidak hanya mendapat pangan yang terjangkau, tetapi juga berkualitas dan aman dikonsumsi.

“Ini bagian dari upaya pengendalian mutu dan edukasi gizi yang menjadi tugas penting kami,” pungkas Kadis Aidy.

Kegiatan GPM turut melibatkan berbagai stakeholder strategis, termasuk Bulog, Bank Indonesia, PUPM, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, serta ID Food dan ritel modern seperti Niaga Supermarket, Ruby Supermarket, MGM, dan Alfamart.

Ibu Mira, warga Kebun Bawak Ampenan, merasa terbantu dengan adanya GPM. “Harganya jauh lebih murah, kualitas juga bagus. Bisa selisih sampai dua ribu dibanding harga pasar. Lumayan sekali untuk menghemat pengeluaran menjelang lebaran,” ungkapnya. (F3)

Ket. Foto:

Advertisement

Seorang pembeli tampak berbelanja di GPM yang digelar Dinas Ketahanan Pangan NTB. (Ist)

Continue Reading

Kota Mataram

Bayi 2 Bulan Dianiaya Ayah Kandung di Mataram, Alami Lebam dan Memar Serius

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Peristiwa tragis mengguncang warga Mataram setelah seorang bayi berusia dua bulan menjadi korban penganiayaan brutal yang diduga dilakukan ayah kandungnya sendiri. Pelaku berinisial MO alias Pian, warga Kecamatan Mataram, kini telah diamankan polisi setelah dilaporkan oleh istrinya.

Aksi keji tersebut terjadi di kediaman mereka di Perumahan Jatisela, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, pada Rabu (07/05/2025) sekitar pukul 16.00 WITA. Menurut keterangan pihak kepolisian, kekerasan terjadi saat korban, bayi mungil berinisial MRR, sedang menangis dan digendong oleh pelaku.

Alih-alih menenangkan, MO justru meledak emosi. Setelah menyerahkan bayi kepada istrinya, ia tiba-tiba memukul bagian mata kiri korban dengan tangan mengepal, lalu menghantam bagian kening dan dada bayi yang tak berdaya. Akibat tindakan tidak manusiawi itu, korban mengalami luka lebam serius di wajah dan dada.

“Korban langsung dilarikan ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan, dan dirujuk ke RSUD Kota Mataram karena kondisinya cukup parah,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili, Jumat (09/05/2025).

Setelah menerima laporan, Unit PPA Polresta Mataram dan Tim Resmob bergerak cepat. Pelaku berhasil dibekuk saat sedang mengamen di kawasan Jalan Udayana. Ia ditangkap tanpa perlawanan dan langsung digiring ke Mapolresta Mataram untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

MO kini mendekam di balik jeruji besi dan dijerat Pasal 44 ayat (1) UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dengan ancaman hukuman penjara maksimal lima tahun.

“Kekerasan terhadap anak, apalagi bayi, adalah kejahatan berat. Kami tidak akan mentolerir pelaku dan akan menindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” tegas AKP Regi.

Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk tidak diam jika melihat atau mencurigai tindakan kekerasan dalam rumah tangga. (F2)

Ket. Foto:
MO, terduga penganiaya anak kandung sendiri yang masih berusia dua bulan saat diamankan di Mapolresta Mataram. (Ist)

Continue Reading

Kota Mataram

Kasus Penganiayaan di Jalan Udayana Terungkap, 6 Orang jadi Tersangka 3 diantaranya masih dibawah umur

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Insiden penganiayaan yang terjadi di Jalan Udayana, Mataram, pada 16 Februari 2025 sekitar pukul 04.00 WITA lalu akhirnya menemui titik terang. Setelah melakukan penyelidikan intensif, Tim Opsnal Sat Reskrim Polresta Mataram berhasil mengidentifikasi para pelaku yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut.

Kasus ini menjadi perhatian serius aparat kepolisian. Hingga Selasa pagi, 25 Februari 2025, tim penyidik telah memeriksa dan mengamankan 19 orang
yang diduga terlibat dalam insiden penganiayaan tersebut.

Setelah menjalani pemeriksaan panjang hingga Selasa malam, pukul 20.00 WITA, penyidik akhirnya menetapkan enam orang sebagai calon tersangka. Dari enam orang tersebut, tiga di antaranya adalah orang dewasa dan telah ditahan di Mapolresta Mataram, sementara tiga lainnya masih di bawah umur dan untuk sementara dititipkan di LPKA Lombok Tengah.

Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili S.Tr.k., S.I.K., menyampaikan perkembangan terbaru kasus ini.

"Malam ini, kami telah memulangkan 13 anak di bawah umur yang sebelumnya diamankan dalam kasus ini. Mereka diserahkan langsung kepada orang tuanya di Unit PPA Polresta Mataram. Meski dipulangkan, mereka tetap dikenakan wajib lapor dan dapat dipanggil kembali jika dibutuhkan dalam proses hukum," jelas AKP Regi Halili, Selasa (25/02/2025) malam.

Tiga orang dewasa menjadi tersangka telah diamankan di Polresta Mataram berinisial AHB, FM dan SA.
Sementara itu, tiga calon tersangka yang masih di bawah umur berinisial: RA, RHK, dan AM.

Ketiga tersangka di bawah umur tersebut untuk sementara dipulangkan ke orang tua mereka sebelum secara resmi dititipkan di LPKA Lombok Tengah.

"Para terduga dewasa sudah kami tahan di Polresta Mataram. Sedangkan yang masih di bawah umur akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku dan nantinya dititipkan di LPKA Lombok Tengah," tambah AKP Regi Halili.

Dengan perkembangan terbaru ini, kepolisian berkomitmen untuk menuntaskan kasus penganiayaan di Jalan Udayana dan memastikan para pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya. (F2)

Ket. Foto:
Tersangka kasus penganiayaan di jalan Udayana Kota Mataram diamankan Polisi. (Ist)

Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!