More
    BerandaNasionalRibuan Santri di Medan Hadiri Tabligh Akbar TGB 

    Ribuan Santri di Medan Hadiri Tabligh Akbar TGB 

    HarianNusa.com, Medan – Kehadiran Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudlatul Hasanah, Medan, Sumatera Utara disambut dengan antusias oleh ribuan santri di Ponpes itu, Jumat (23/02/2018).

    Para santri tersebut ingin mendengar langsung nasihat dan motivasi dari Gubernur yang lebih dikenal Tuan Guru Bajang (TGB) tersebut. Sebab selama ini, mereka hanya dapat menyaksikan nasehat dan motivasi itu lewat media.

    Saat itu juga, Gubernur peraih leadership award itu memberi motivasi dan mengobarkan semangat belajar ribuan santri di Ponpes Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudathul Hasanah tersebut.

    “Jangan pernah berpikiran macam-macam saat belajar di pondok pesantren. Yang penting belajar mengaji pada para kiai, sekaligus belajar beragam ilmu pengetahuan lainnya sebanyak-banyaknya. Insya Allah akan dimudahkan segala jalan menuju keberhasilan di masa depan,” pesan Gubernur TGB saat Tabligh Akbar bertemakan “Urgensi Kepemimpinan Dalam Islam” di Ponpes tersebut.

    Lebih lanjut, TGB sapaan akrab sang gubernur menuturkan pengalamannya selama menimba ilmu di pondok pesantren.

    “Saat saya mondok di Ponpes Nahdlatul Wathan di Pancor Lombok Timur dulu, tak pernah terpikir sama sekali bakal menjadi seorang gubernur. Nah adik-adik ini juga siapa tahu bakal menjadi seseorang yang lebih dari saya,” tambahnya.

    Menurut doktor ilmu tafsir Al Quran Universitas Al Azhar itu, ilmu pengetahuan dan teknologi atau sains modern tak pernah bertentangan dengan Al Quran. Oleh karenanya para santri harus percaya diri untuk belajar ilmu dan aplikasi terapan modern, di samping ilmu-ilmu agama. Santri tak boleh minder dengan siswa-siswi dari sekolah umum.

    TGB mencontohkan program di sejumlah ponpes di NTB sejak tahun 2011. Melalui MoU dengan Universitas Mataram, saat itu dibuat program penerimaan jalur khusus kepada 10 santri terbaik di bidang akademik dan penghafal Al Quran per tahunnya. Hasilnya, pada tahun 2016 lalu, 10 dokter baru berlatar belakang santri tercetak dengan nilai kelulusan atau indeks prestasi termasuk terbaik, rata-rata di atas 3,7.

    “Itu bukti konkret, santri lulusan pondok pesantren tak kalah kualitasnya dengan mereka yang lulus dari sekolah umum. Asal rajin, tekun dan selalu percaya diri, persaingan di ranah apapun pasti bisa dimenangkan,” pungkas TGB. (f3)

    Must Read

    spot_img
    error: Content is protected !!