HarianNusa.com, Mataram – Usia Harapan Hidup (UHH) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak tahun 2013 sampai tahun 2017 mengalami Peningkatan.
Jika dilihat perkembangan sejak tahun 2013,UHH Provinsi NTB mengalami kenaikan, yakni dari 64,74 tahun menjadi 65,55 tahun atau bertambah 0,81 tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,30 persen per tahun.
UHH merupakan salah satu komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selain Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Pengeluaran Per Kapita Per Tahun.Semua komponen tersebut mengalami peningkatan sehingga IPM Provinsi NTB juga mengalami peningkatan dari 65,81 pada tahun 2016 mrnjadi 66,58 di tahun 2017.
“Hal ini membawa Provinsi NTB menaiki tangga peringkat IPN ke 29 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia,” ungkap Plt Dinas Kesehatan Provinsi NTB,Marjito,S.Si.,SKM.,M.Kes saat jumpa pers di Ruang Media Center Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTB,Rabu,(23/5).
Marjito menyatakan,berdasarkan Kabupaten/Kota,UHH tertinggi di tempati Kota Mataram yaitu 70,98 tahun dan UHH terendah adalah Kabupaten Lombok Timur yakni 65,01 tahun.
UHH didefinisikan sebagai jumlah tahun yang diharapakan dapat dicapai oleh bayi baru lahir untuk hidup dalam satuan tahun ,oleh karenanya angka kematian bayi sangat erat kaitannya dengan capaian UHH.
“Angka kematian bayi di Provinsi NTB berdasarkan data BPS tahun 2012 sebesar 57 per 1000 kelahiran hidup, turun 15 point dibandingkan tahun 2007 sebesar 72 per 1000 kelahiran hidup,” katanya.
Dikatakan Marjito, berdasarkan data kasus kematian bayi yang dilaporkan, diketahui bahwa kasus kematian bayi juga mengalami penurunan yakni tahun 2017 sebanyak 929 dengan proporsi 9.0 per 1000 kelahiran hidup menurun dibandingkan tahun 2016 sebanyak 1.006 kasus dengan proporsi 9.86 per 1000 kelahiran hidup atau turun sebesar 77 point ata 7,6 %.
“Jumlah kasus kematiqn bayi yang terbanyak ada di Kabupaten Lombok Timur tahun 2017 sebanyak 346 kasus dan terendah di Kabupaten Sumbawa Barat 17 kasus di tahun yang sama,” paparnya.
Sedangkan Angka Kemayian Ibu, berdasarkan data BPS tahun 2002 sebesar 360 per 100.000 kelahiran hidup,menurun menjadi 251 per 100.000 kelahiran hidup pad tahun 2012.
Jika dilihat berdasarkan juumlah kasus kematian ibu, setiap tahun terjadi penurunan. Tahun 2016 sebanyak 92 kasus dengan proporsi 93,2 per 100.000kelahiran hidup,turun menjadi 85 kasus dengan proporsi 82,38 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017.
“Jumlah kasus kematian ibu terbanyak terdapat di kabupaten Lombok Tengah yakni 24 kasus pada tahun 2017 dan terendah di Kabupaten Lombok Utara dengan 3 kasus pada tahun yang sama,” pungkasnya. (f3)