HarianNusa.com, Mataram – Baiq Gita Febiliyasni (19) merupakan satu-satunya gadis remaja yang mewakili Pulau Lombok dalam Liga Dangdut Indonesia yang diselenggarakan Indosiar. Dia lolos ajang penjaringan bakat yang digelar di Taman Budaya Mataram November 2017 lalu. Kini, gadis cantik asal Rarang Lombok Timur ini telah berada di Jakarta untuk menjalani proses karantina mempersiapkan audisi.
Baiq Gita tidak sendiri, ada empat perwakilan Bima dan Dompu yang lolos dalam Liga Dandut Indonesia. Selain Gita terdapat tiga orang perwakilan dari Bima. Ketiganya bernama Mentari, Anang Ma’ruf dan Muhammad Ikbal. Sementara untuk perwakilan Dompu satu orang yakni Rika Rahim.
Dari kelima perwakilan NTB tersebut, Baiq Gita yang dipilih menjadi perwakilan NTB saat ulang tahun Indosiar kemarin. Dia tampil mengenakan pakaian adat Sasak bersama 33 perwakilan setiap provinsi di Indonesia.
Pada 14 Februari 2018 besok, Baiq Gita bersama empat perwakilan dari NTB akan bertarung. Setiap peserta dengan poin terendah akan tereliminasi, sehingga hanya satu peserta yang tersisa sebagai perwakilan NTB. Begitu pun dengan setiap peserta dari semua provinsi di Indonesia, mereka akan bertarung hingga tersisa satu orang dari setiap provinisi. Nantinya akan terjaring 34 peserta dari seluruh provinsi. Mereka akan bersaing menjadi juara satu dalam Liga Dangdut Indonesia tahun 2018.
Untuk mendukung Baiq Gita agar tetap maju dalam setiap babak cukup mudah. Masyarakat hanya tinggal mengirim SMS dengan format ketik: LIDA (spasi) GITA kirim ke 97288, dengan tarif Rp 2.200/sms. Masyarakat sudah dapat mengirim SMS sejak 15 Januari 2018 hingga berakhir nanti.
Tujuan Baiq Gita maju dalam Liga Dangdut Indonesia sangat mulia, dia ingin memulangkan ibunya yang saat ini tengah menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan, dan berkumpul bersama lagi seperti dulu.
“Harapan paling utama mudah-mudahan bisa membuat bangga NTB, Lombok khususnya, membuat bangga orang tua juga. Bisa mulangin ibu, kan sekarang ibu saya di Taiwan sudah empat tahun,” ucapnya.
Baiq Gita telah empat tahun berpisah dengan ibunya. Saat ini sang ibu tengah mengadu nasib di negeri orang, jauh darinya. Bahkan, sejak umurnya masih sembilan bulan, ayahnya telah merantau ke Korea meninggalkannya. Ayahnya baru pulang saat Gita kelas 6 SD. Sementara saat ia masuk SMP, ibunya menjadi TKW di Taiwan.
“Dulu mamik (bapak) dari saya umur 9 bulan sampai kelas 6 SD ke Korea, terus pas kelas satu SMP ibu yang pergi ke Taiwan. Mudah-mudahan nasib sukses pingin pulangin ibu biar bisa kumpul bersama keluarga,” tuturnya. (sat)
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=YL1_x_YCtRE]
