HarianNusa.com, Bima – Kedatangan Mori Hanafi di Ntobo disambut dengan sangat meriah dengan kesenian Islami Hadrah. Suasana yang hangat juga tampak terasa disaat Mori Hanafi berinteraksi dengan penduduk di Ntobo.
Tak hanya disambut dengan kesenian Hadrah, Mori Hanafi juga dikalungkan dengan kain hasil tenun perempuan Ntobo. 99% mata pencaharian penduduk yang ada di Ntobo adalah bertani, namun wanita di daerah ini sedari kecil sampai dengan dewasa bahkan manula memiliki keahlian menenun.
Hasil tenun dari wanita Ntobo sangat berkualitas. Lama pembuatan satu kain tenun bisa menghabiskan waktu seminggu jika sedang tidak musim bercocok tanam.
Pada kesempatan itu Mori Hanafi juga membeli kain tenun tersebut, satu lembar kain tenun ini dijual dengan harga 300 ribu, padahal jika dijual ke luar dari Ntobo harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Seperti yang terlihat pada foto, Muti’ah Murni, juru bicara Mori Hanafi juga turut mengenakan salah satu hasil tenun dari Ntobo.
Mengingat 40 persen penduduk NTB adalah petani maka dalam kesempatan itu, calon wakil gubernur pasangan nomor urut 2, H. Mori Hanafi memaparkan tentang program pertanian yang menjadi prioritas paket AMAN, salah satunya adalah untuk memodernkan pertanian, yakni dengan memperbaharui alat-alat pertanian.
Tak hanya itu, Mori Hanafi yang pernah menjabat wakil ketua DPRD Provinsi NTB iti juga memaparkan program Ahyar-Mori yakni menciptakan 10 ribu orang wirausahawan baru. Dan akan diberikan 10 juta per-wirausahawan untuk modal dalam berusaha.
Dalam kesempatan itu Wakil ketua PAN kota Bima, Syamsuri mengajak masyarakat yang hadir untuk mengantarkan pasangan Ahyar-Mori sebagai gubernur dan wakil gubernur NTB dengan menyumbangkan 80 persen suara.
“Apabila masyarakat Sumbawa, Bima, Dompu menyatukan suara, maka bukannya tidak mungkin 30 persendana APBD akan turun ke Bima,” kata Syamsuri. (f3)

