HarianNusa.com, Mataram – Seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Mataram, Fahrurozi (21) meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani, Sabtu (21/04) sekitar pukul 14.00 Wita.
Pria asal Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram tersebut mendaki bersama tujuh orang temannya, masing-masing bernama Zulkifli, Aldi, Zail, Ilham, Gilang, Wiwin dan Andre Yani. Mereka berangkat dari Sembalun atau dikenal dengan jalur pendakian Bawaq Nao.
Menurut Kasubag Humas Polres Lombok Timur, IPTU Made Tista, mereka melakukan program pendakian selama tiga malam. Sabtu ini merupakan hari terakhir pendakian mereka. Namun saat kembali menuju Sembalun, di tengah perjalanan antara pos 2 dan pos 3, korban mengalami keram disertai menggigil.
“Petugas pendakian yang ada di pos Pelawangan dan pos 2 memberikan informasi ke Kantor TNGR Resort Sembalun sehingga dari TNGR mengirimkan team medis yaitu Dokter Dedi dan perawat Muslihadi,” ujar Tista.
Korban sempat mendapat perawatan, namun nyawa korban tak tertolong. Korban menghembuskan nafas terakhirnya di Rinjani.
“Saat ini tim sedang melakukan evakuasi jenazah korban yang masih di pos 2,” pungkasnya.
Menurut Dokter Dedi (Dokter Puskesmas Sembalun) bahwa korban diduga mengidap epilepsi. Dokter Dedi mendapati kondisi korban sudah dalam keadaan henti jantung, denyut nadi tidak ada, adanya buih/busa yang keluar dari mulut korban, lalu dokter melakukan tindakan pompa jantung, dan sekitar 30 detik kemudian nyawa korban tidak tertolong. (sat)