HarianNusa.com, Mataram – Curah hujan pada dasarian II bulan April 2018 di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) secara umum berada pada kategori rendah (< 20mm/dasarian). Curah hujan tertinggi pada dasarian II April ini tercatat di Pos Hujan Brang Rea, Kab. Sumbawa Barat sebesar 221 mm/dasarian. Hal tersebut diungkapkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Sabtu (21/04).
Dari Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) sebagian besar wilayah masih dalam kategori 1 – 5 hari (sangat pendek). Meskipun demikian sudah terlihat mulai banyak juga daerah dengan HTH Kategori Menengah (11 – 20 hari) hingga Panjang (21 -30 hari). HTH terpanjang terpantau di Orong Telu, Kab. Sumbawa (27 hari) dan di Jerowaru, Kab. Lombok Timur (26 hari).
Dari monitoring Awal Musim Kemarau, saat ini sebagian besar wilayah NTB sudah memasuki musim kemarau, kecuali di wilayah Pulau Lombok bagian barat dan utara yang saat ini belum memasuki musim kemarau dan masih berada dalam periode transisi menuju musim kemarau.
Kondisi Dinamika Atmosfer
Analisis angin menunjukkan angin timuran sebagai tanda datangnya musim kemarau di wilayah NTB sudah mulai terlihat meskipun belum stabil. ENSO saat ini berada pada posisi Netral, sementara kondisi Suhu Muka Laut di perairan selatan NTB menunjukan kondisi lebih hangat dibandingkan dengan normalnya, kondisi tersebut menyebabkan masih adanya potensi hujan dengan skala lokal melalui proses konvektif yang dapat terjadi pada siang hingga sore hari khususnya untuk wilayah Pulau Lombok bagian Barat dan Kab. Sumbawa Barat bagian barat.
Probabilitas Curah Hujan Dasarian III April 2018
Peluang terjadinya curah hujan > 20 – 50 mm/dasarian di sebagian wilayah NTB pada dasarian III April 2018 sebesar 80-90%, yaitu di Pulau Lombok Bagian Barat, Pulau Sumbawa bagian barat, serta wilayah Bima dan Dompu.
Dampak
Saat ini sebagian wilayah NTB belum memasuki musim kemarau dan masih berada dalam periode transisi menuju musim kemarau. Perlu diwaspadai potensi terjadinya hujan lebat dalam skala lokal yang terjadi dalam waktu singkat khususnya di Pulau Lombok bagian barat dan utara. (sat)