HarianNusa.com, Mataram – Masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) menuntut gempa bumi yang menimpa Pulau Lombok hampir dua pekan ini ditetapkan sebagai bencana nasional.
Gempa bumi yang mengguncang Lombok selama hampir dua pekan ini tidak hanya memakan ratusan korban jiwa dan luka-luka namun juga meluluhlantahkan ribuan rumah dan bangunan warga.
Tak hanya itu, jika pada tanggal 29 Juli lalu gempa berkekuatan 6,4 SR melanda Pulau Lombok, Minggu (5/8) gempa bumi berkekuatan 7 SR kembali mengguncang Pulau Seribu Masjid ini. Dan hingg saat ini gempa susulan masih terus terjadi. Peristiwa tersebut tentunya menimbulkan keresahan dan trauma yang cukup mendalam bagi masyarakat NTB.
Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTB, Johan Rosihan mengatakan bencana gempa lombok dengan dampak yang sangat berat dan parah tersebut tidak akan bisa diselesaikan dengan kemampuan daerah NTB saat ini.
Menurut pria kelahiran Sumbawa ini, selain dampak dan kemampuan, bencana gempa lombok sebagai destinasi wisata dunia tentu menimbulkan simpati yang luar biasa bukan hanya voulenter lokal tapi juga dari voulenter luar negeri.
Untuk itu, ia menegaskan bahwa status gempa lombok harus segera dinaikkan statusnya menjadi bencana nasional.
“Karena masih berstatus bencana daerah, beberapa voulenter luar negeri sudah mendapat ancaman dari aparat akan dideportasi jika didapat operasi dilokasi gempa,” kata pria yang juga calon anggota DPR RI Dapil NTB I ini.
Selanjutnya, setelah ditetapkan sebagai bencana nasional, maka presiden segera menindaklanjutinya dengan Inpres penanganan pasca Gempa, membangun rumah rakyat, fasilitas umum dan lain sebagainya dalam bentuk crash program APBN, karena kemampuan keuangan Pemprov NTB tidak akan mampu untuk penanganan pasca gempa lombok ini.
“Status bencana nasional juga akan membuka ruang partisipasi lembaga-lembaga internasional dan negara sahabat yang peduli dengan dampak gempa ini,” ujarnya, Kamis (9/8).
Sebagai warga NTB , ia meminta kepada pemerintah pusat agar meminta panitia Asian Games untuk melakukan doa bersama pada saat pembukaan pesta olahraga tersebut sebagai bentuk solidaritas antar bangsa atas musibah nasional gempa lombok ini.
“Ini bukan soal bisa atau tidak bisa, tapi ini soal perhatian dan sens Pemerintah Pusat kepada NTB yang digoncang gempa berkali-kali,” pungkasnya. (f3)