Kemenristek Dikti Janji Anggarkan Rp 77,9 Miliar untuk Recovery Unram

0
1211
Inspektur Jenderal Kemenristekdikti RI, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH., M.Hum didampingi Rektor Unram, Prof. Dr. Lalu Husni mengunjungi pasien korban gempa yang dirawat di tenda darurat RS Pendidikan Unram. (sat/hariannusa.com)

HarianNusa.com, Mataram – Gempa bermagnitudo 7,0 pada skala richter yang terjadi Minggu (05/08) lalu menghancurkan banyak bangunan di Pulau Lombok. Universitas Mataram (Unram) turut mengalami kerugian akibat gempa tersebut. Sejumlah bangunan di Unram mengalami kerusakan.

Bangunan-bangunan yang rusak berdasarkan hasil asesmen meliputi Gedung Pasca Sarjana, Fakultas Ekonomi, Fakultas Mipa, Fakultas Sosiologi, Rumah Sakit (RS) Pendidikan Unram, Fatepa dan FKIP. Sementara Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik hanya mengalami kerusakan ringan berupa retak dan genteng rusak.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti RI) mengatensikan recovery atau pemulihan Unram pasca gempa. Pagi tadi, Kamis (16/08) Inspektur Jenderal Kemenristekdikti RI, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH., M.Hum melakukan kunjungan ke Unram. Dia melihat secara langsung bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan serta pelayanana di RS Pendidikan Unram.

Jamal Wiwoho mengatakan dirinya datang ke Unram untuk melihat kerusakan bangunan dan sebagai bentuk empati pada korban gempa Lombok.

“Secara khusus dari kementerian dan kami sudah mendapatkan informasi tentang seberapa besar kerusakan-kerusakan yang ada di Universitas Mataram, itu secara khusus. Secara umum kita datang di sini sebagai bentuk empati terhadap korban gempa di Lombok ini,” ujarnya.

Dia membeberkan berdasarkan evaluasi dan penilaian tim yang diturunkan untuk melakukan asesmen, total anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan sarana-prasarana di Unram mencapai total Rp 77,9 miliar. Anggaran tersebut akan disiapkan pada 2019 mendatang.

“Langkah cepat kami, satu, menurunkan tim untuk melakukan evaluasi dan penilaian tentang berapa besar kerugian yang ada. Kami menghitung totalnya 77,9 miliar dan Insyaallah nanti kita siapakan anggarannya di tahun 2019,” pungkasnya.

Meskipun anggaran tersebut akan muncul di tahun mendatang, namun langkah awal dilakukan tanggap darurat dengan dana yang ada, untuk memperbaiki sarana-prasarana agar tidak mengganggu jalannya proses belajar mengajar di Unram.

“Mengapa, karena memang sistem penganggaran secara umum di kementerian dan pemerintahan begitu, tidak bisa langsung muncul. Tetapi sifatnya seperti tanggap darurat kita koordinasikan sama Pak Rektor supaya dilakukan perbaikan yang cepat beberapa fasilitas-fasilitas yang mendesak,” bebernya.

“Kami harapkan tidak ada lagi sistem pembelajaran terhambat. Saya melihat ada beberapa fakultas melakukan ujian skripsi secara terbuka. Kita tidak boleh sistem pendidikan berhenti karena alasan itu. Sedini mungkin kita bisa tanggulangi,” ungkapnya.

Selain soal anggaran recovery, Jamal Wiwoho juga mengapresiasikan pelayanan di RS Pendidikan Unram. Para dokter dan tim medis di sana menurut Jamal sangat tanggap untuk menangani pasien korban gempa dengan maksimal, meskipun perawatan di tenda darurat. (sat)