More
    BerandaKota MataramVideo Viral Dugaan Pembabtisan Didalami Pemerintah

    Video Viral Dugaan Pembabtisan Didalami Pemerintah

    HarianNusa.com, Mataram  – Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Provinsi NTB, mendalami adanya dugaan pembaptisan para korban gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara saat trauma healing.

    Dugaan tersebut muncul setelah seorang wanita memvideokan kegiatan trauma healing tersebut.

    Terlihat para relawan memercikkan air ke wajah para korban gempa. Wanita tersebut kemudian menyebar video tersebut melalui media sosial.

    Selain itu, ada dugaan pembagian buku kepada masyarakat korban gempa di wilayah Kayangan, berjudul Bahtera Oikoumene Renungan Harian April 2002 dan Air Hidup arenungan Harian Mei 2002.

    Terkait hal itu, Kepala Bakesbagpoldagri Provinsi NTB, H L Muhammad Safi’i dikonfirmasi membenarkan adanya informasi tersebut. Namun, sampai saat ini masih dilakukan pendalaman terkait kebenaran video tersebut.

    “Masih dugaan dan masih didalami sehingga kami belum bisa simpulkan,” ungkapnya, Sabtu (25/8).

    Di tempat terpisah Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H Akhsanul Khalik membenarkan adanya trauma healing oleh relawan dari luar daerah dengan memercikkan air. Akan tetapi, tidak ada menyanyikan lagu rohani agama tertentu, (31/8).

    “Kami sudah klarifikasi dugaan adanya indikasi misionaris di Onggong Lauk, Desa Taniga,  Kecamatan Tanjung, Lombok Utara tersebut, tidak ada lagu rohani yang dinyanyikan,” tegasnya.

    Diindikasikan kelompok relawan tersebut tidak sedang melakukan kristenisasi, namun hanya melakukan trauma healing dengan metode memercikan air. Seperti diketahui proses pembabtisan tidak serta-merta hanya memercikan air pada wajah, namun dengan syarat-syarat tertentu di mana orang yang akan dibabtis harus meyakini agama Kristen. Sementara dalam video tersebut tidak memperlihatkan adanya indikasi proses kristenisasi, melainkan hanya memercikan air pada wajah korban.

    Dia mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap informasi agar jangan cepat terpancing, di sosial media. Dia mewakili pemerintah akan terus melakukan validasi kebenaran terhadap hal itu.

    “Aparat sudah lakukan penelitian , jangan ambil tindakan sendiri serahkan kepada pemerintah,” tutupnya. (sat)

    Must Read

    spot_img
    error: Content is protected !!