HarianNusa.com, Mataram – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTB memastikan hingga saat tidak ada pengungsi korban gempa bumi atau masyarakat yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Hal tersebut ditegaskan oleh Plt. Diskes Provinsi NTB, Marjito di Mataram, Rabu (12/9).
Dikatakan Marjito, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait penyakit DBD. Namun ia mengakui justru kasus malaria yang sudah menyerang sejumlah warga di Kabupaten Lombok Barat. Yang semula ditemukan dua kasus di Kecamatan Gunung Sari, setelah dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif malaria.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, ia mengatakan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan ekologi untuk mengetahui sumber penyakit malaria, jenis nyamuk yang menyerang dan melakukan pemeriksaan secara massal dengan mengambil sampel darah kepada 1500 masyarakat yang berlokasi di Desa Bukit Tinggi dan Desa Mekar Sari.
“Dari jumlah tersebut ditemukan 105 kasus positif malaria,” tuturnya.
Dijelaskan Marjito, berdasarkan hasil temuan tersebut, Dinas Kesehatan langsung memberikan pengobatan kepada yang positif malaria dan memberikan kelambu serta melakukan pencarian sumber penularannya.
“Dan kita sudah menemukan sumber penularannya, yaitu sungai di bawah yang berada daerah Bukit Tinggi dan kami langsung melakukan penyemprotan,” jelasnya.
Untuk Kabupaten Lombok Utara sendiri, di awal-awal gempa juga ditemukan 2 kasus positif malaria dan langsung ditangani dengan memberikan pengobatan dan perawatan serta diberikan kelambu.
Untuk mencegah penularan malaria, Diskes NTB melakukan berbagai langkah antisipasi diantaranya melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan mengajak hidup bersih, memberikan kelambu untuk memutus mata rantai penularan, melakukan pengobatan langsung kepada yang positif malaria supaya dalam tempo tiga hari prasmodium itu tidak ada dalam tubuh pasien.
“Begitu ada kasus kita langsung berikan penangan dengan pola KLB (Kejadian Luar Biasa, red),” ungkapnya. (f3)