HarianNusa.com – Gempa berkekuatan 7,0 dan 7,4 magnitudo mengguncang Lombok, Palu dan Donggala pertengahan tahun ini. Ribuan orang meninggal dunia dan puluhan ribu rumah rusak parah.
Gempa di dua daerah tersebut tidak hanya sekali terjadi. Gempa susulan dengan kekuatan besar pun terjadi. Bahkan di Palu, gempa juga disertai tsunami dan likuifaksi tanah.
Lombok dan Palu mengalami hal yang sama pasca gempa. Tahukah Anda, apa yang akan terjadi pasca gempa berkekuatan besar tersebut.
Berdasarkan pengamatan hariannusa.com di dua daerah tersebut, pasca terjadinya gempa banyak sekali masalah yang muncul. Berikut masalah-masalah tersebut:
1. Rasa Takut
Hal paling pertama dialami setelah gempa besar adalah rasa takut yang teramat sangat. Pasalnya, banyak orang yang baru merasakan gempa yang begitu hebat tersebut. Sehingga tidak jarang banyak masyarakat khususnya anak-anak yang sakit lantaran trauma. Ditambah lagi gempa susulan terus terjadi pasca gempa besar, karena sesar di bawah tanah perlu keseimbangan setelah merilis atau melepas energi gempa. Gempa susulan dapat terjadi ribuan kali.
2. Kelangkaan Air Bersih
Belum juga rasa takut hilang dengan gempa susulan, korban gempa akan mengalami hal terburuk, yaitu kelangkaan air bersih.
Pada daerah pusat gempa, mata air akan mengering. Sementara bantuan masih dalam perjalanan untuk didistribusikan. Ini menjadi derita yang sangat besar bagi korban gempa. Contohnya di Lombok Utara. Sementara di daerah yang sedikit jauh dari pusat gempa, namun tetap terkena imbas gempa, air akan bercampur tanah dan sangat kotor.
Guncangan gempa yang keras membuat tanah mencemari air tanah, sehingga tidak dapat dikonsumsi, bahkan untuk mandi pun sangat tidak nyaman digunakan.
3. Kelangkaan Terpal
Berikutnya adalah kelangkaan terpal. Pasca gempa, banyak masyarakat yang rumahnya hancur akibat gempa, sehingga akan membuat tenda darurat. Bahkan, masyarakat yang rumahnya tidak rusak akan ikut membangun tenda darurat lantaran takut gempa susulan. Itu menyebabkan stok terpal di toko akan habis. Masyarakat akan rebutan mencari terpal atau tenda yang dijual.
Kelangkaan terpal pun menjadi masalah yang akan muncul pasca gempa besar. Bahkan tidak jarang ada pedagang terpal yang akan menaikkan harga akibat kelangkaan tersebut.
4. Isu Hoaks Gempa Susulan
Ketakutan masyarakat akan gempa susulan dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab membuat isu hoaks akan munculnya gempa susulan. Pasca gempa Lombok dan Palu beberapa orang ditangkap polisi lantaran menyebarkan isu hoaks gempa susulan. Padahal, BMKG atau lembaga sejenisnya di seluruh dunia tidak dapat memprediksi secara akurat waktu dan tempat terjadinya gempa. Belum ada satupun teknologi di dunia ini yang dapat memprediksi gempa secara akurat.
5. Fenomena Gempa Khayalan
Gempa susulan yang terus terjadi membuat psikologis masyarakat korban gempa akan terganggu. Banyak masyarakat akan merasakan getaran seperti gempa padahal tidak sedang terjadi gempa.
Menurut ahli psikologi dari Mataram, Dr. Muazar Habibi, dalam keadaan tertentu korban gempa mengalami phantom quake syndrome atau gempa khayalan.
“Kalau gempanya satu dua kali mungkin tidak akan berpengaruh pada pertahanan tubuh, tapi ini karena terjadi terus-menerus selama tiga minggu, sehingga individu merasa ada getaran sedikit itu sudah merupakan gempa, bahkan sepeda motor lewat saja sudah merasa seperti gempa, buka pintu sudah seperti gempa,” ujarnya.
6. Terserang Penyakit dan Frustrasi
Setelah banyaknya masalah yang timbul pasca gempa, korban gempa khususnya anak-anak yang berada di tenda pengungsian akan terserang penyakit. Umumnya korban akan mengalami penyakit gatal-gatal akibat dingin berada di tenda, hingga penyakit malaria akibat banyaknya nyamuk. Kondisi ini dapat dicegah dengan mendirikan hunian sementara bagi korban gempa.
Selain itu rasa frustasi akan muncul pada masyarakat yang rumahnya hancur akibat gempa. Ini akan lebih parah jika korban dari kalangan ekonomi kelas menengah. Mereka akan merasa sangat tidak nyaman memikirkan bangkitnya ekonomi mereka pascagempa. Lebih parah lagi rasa frustasi akan menimpa korban gempa yang kehilangan keluarga akibat gempa.
7. Teror Maling
Banyaknya masyarakat yang berada di tenda pengungsian membuat rumah mereka sangat rawan dimasuki maling. Lombok dan Palu juga bernasip sama. Teror maling menghantui pengungsi. Sehingga tidak jarang pengungsi gempa memilih membuat tenda darurat di dekat rumah mereka untuk berjaga-jaga. (sat)