Connect with us

Headline

Pemprov NTB berikan kado spesial kepada Naja, Hafidz Quran asal Mataram

Published

on

HarianNusa.Com – Kisah inspiratif ditorehkan oleh seorang bocah cilik asli Nusa Tenggara Barat yang kini tengah viral karena kemampuannya menghafal Al Quran. Dialah Naja Hudia Afifurrohman, seorang hafiz cilik berusia 9 tahun yang membuat publik berdecak kagum lantaran mampu menghafal 30 juz Al Quran hanya dalam waktu 10 bulan.

Pemerintah Provinsi NTB melalui Sekda Provinsi NTB, H. Rosiady Sayuti, Phd, memberikan kado spesial kepada Naja berupa Tabungan Pendidikan. Bertempat di Masjid Hubhul Wathan Islamic Centre, Jumat, (31/5/19).

Rosiady juga berkesempatan menguji hafalan Quran Naja. Selain Sekda Provinsi NTB, Imam Shalat Jumat asal Maroko, Ahmed Al-Alaoi juga menguji hafalan Quran Bocah asal Gomong tersebut.

“Masyaallah, seluruh bacaan yang dilafadzkan Naja tepat, tanpa kesalahan. Selain melanjutkan hafalan, Naja juga memberikan keterangan berupa nama surat, halaman, hingga posisi ayat di Quran. Menakjubkan!,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Ibunda Naja juga menceritakan perjalanan kisah mereka yang sangat inspiratif. Sebuah perjalanan yang menghantarkan Naja bisa sampai pada titik ini dan dikenal seluruh masyarakat Indonesia dan dunia. Peserta hafiz Indonesia ini mengidap penyakit cerebral palsy atau lumpuh otak sejak lahir. Dilansir dari Hello Sehat, cerebral palsy ini terjadi karena adanya cedera pada bagian otak yang mengontrol kemampuan untuk menggunakan otot.

Advertisement

Ketika Naja lahir, sang ibunda, Dahlia Anjani mengaku syok ketika anaknya divonis penyakit berat ini. Meski begitu, sang ibunda sudah pasrah dan melakukan yang terbaik untuk Naja, karena merupakan amanah dari Allah.

“Ketika bayi, Naja selalu berhenti menangis jika didengarkan murottal Quran. Dia diam dan menikmati murottal,” jelas sang Ibunda.

Ibunda Naja menuturkan ketika masuk sekolah TK, Naja sudah hafal Al Quran 3 juz, yakni juz 30, 29 dan 28.

“Pas masuk sekolah, gurunya bilang ”ini Naja sudah hafal 3 juz ma”, katanya gitu, pas masuk TK,” tutur sang ibunda.

Karena informasi tersebut, sang guru lantas menyarankan agar Naja ini lanjut menghafal Al-Quran. Ternyata, tak butuh waktu setahun bagi Naja untuk menjadi hafiz, atau orang yang menghafal Al-Quran. Naja cuma butuh waktu 10 bulan saja untuk menjadi hafiz, hafal Al Quran.

Advertisement

“Mulai Februari 2018, Ustaznya nyaranin perdengarkan saja, jangan semua, per halaman satu hari. Kalau mampu ditambah satu halaman lagi. Pas November 2018 kemarin, Naja hafal 30 juz,” tutup sang ibunda. (f3)

Ket. Foto:
Sekda Provinsi NTB, H. Rosiady Sayuti, Phd, menyerahkan kado spesial kepada Naja berupa Tabungan Pendidikan. Bertempat di Masjid Hubhul Wathan Islamic Centre, Jumat, (31/5/19).

Continue Reading
Advertisement

Headline

Pemerintah Genjot Pembangunan 400 SPPG di NTB, Baru 25 Persen Terealisasi

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 400 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mendukung program pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar. Hingga saat ini, realisasi pembangunan baru mencapai 25 persen atau sekitar 54 unit.

“Untuk program makan bergizi, kita targetkan pembangunan SPPG di NTB sebanyak 400 unit. Saat ini baru terbangun sekitar 25 persen. Harapannya, target ini dapat tercapai sepenuhnya pada tahun 2025,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muazzim Akbar, usai melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dalam rangka kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Pemprov NTB, Rabu, (28/5).

SPPG merupakan dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dan tersebar di 26 provinsi. Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah SPPG terbanyak, yakni 57 titik. Konsep ini melibatkan koperasi, yayasan, hingga perusahaan swasta sebagai mitra penyedia makanan sehat.

Muazzim menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai instansi, termasuk Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dalam mempercepat pembangunan dan menjamin keamanan makanan yang disajikan.

“BPOM harus turun langsung ke lapangan. Jangan hanya menunggu laporan. Kita tidak ingin terjadi kasus keracunan makanan atau konsumsi bahan yang tidak layak, seperti buah berulat,” tegasnya.

Advertisement

Ia menambahkan, kehadiran SPPG yang merata di seluruh NTB akan menjadi kunci keberhasilan program makan bergizi nasional dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan generasi muda.

Dengan target 400 SPPG tersebut, Muazzim meminta seluruh pihak bahu-membahu agar misi besar pemenuhan gizi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan terealisasi nyata dan memberi dampak langsung bagi masyarakat NTB. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi IX DPR RI Dapil NTB dari Partai Amanat Nasional, H. Muazzim Akbar. (HarianNusa)

Advertisement
Continue Reading

Headline

Viral Video Pernikahan Anak, Anggota Komisi V DPRD NTB Jamhur Desak Sanksi Tegas untuk Pencegahan

Published

on

By

HarianNusa, Mataram  –  Viralnya video pernikahan di bawah umur di media sosial baru-baru ini mengundang perhatian publik, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H. Muhammad Jamhur, angkat bicara mengenai fenomena tersebut dan menegaskan pentingnya edukasi serta peran semua pihak dalam mencegah pernikahan dini.

Menurut HM Jamhur, fenomena Merarik Kodek atau pernikahan dini sebenarnya terjadi di banyak tempat, hanya saja tidak semuanya terekspos ke publik. “Permasalahan pernikahan di bawah umur ini terjadi di mana-mana. Ada yang terpublikasi, ada juga yang tidak. Di era digitalisasi seperti sekarang, semua peristiwa sangat mudah terekspos dan menjadi viral, bahkan tanpa disadari oleh pelaku atau keluarga,” ungkapnya, Senin, (26/5) kepada hariannusa.com.

Ia menilai, walaupun viralitas di media sosial terkadang membawa keberuntungan bagi pemilik akun, namun di balik itu terdapat persoalan serius yang harus segera ditangani. “Pernikahan dini berdampak besar terhadap masa depan pelaku, baik secara psikologis maupun kesehatan. Ini bisa menjadi salah satu penyebab tingginya angka kawin cerai, serta risiko saat kehamilan dan persalinan. Bahkan anak-anak dari pernikahan dini banyak yang rentan mengalami stunting,” jelasnya.

H. Jamhur mengajak semua elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi secara masif, mulai dari orang tua, keluarga terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga pemerintah. Ia menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menekan angka pernikahan dini di NTB.

Ia juga menyoroti keberadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan Perkawinan Dini yang sudah dimiliki oleh NTB. Namun, menurutnya, perda tersebut belum efektif karena tidak mengatur sanksi tegas bagi pelanggarnya. “Kita sudah punya perda, tapi kelemahannya tidak ada sanksi tegas. Ini harus menjadi perhatian agar regulasi benar-benar berdampak,” tandasnya.

Advertisement

Dengan pernyataan ini, H. Jamhur berharap adanya perhatian serius dan langkah konkret dari semua pihak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif pernikahan di usia dini.

Seperti diketahui baru-baru ini jagad media sosial dihebohkan dengan video nyongkolan pernikahan anak dibawah umur dimana pengantin perempuan masih duduk dibangku SMP sedangkan pengantin pria baru kelas 1 SMK. Pasangan tersebut diketahui berasal dari Lombok Tengah. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi V DPRD NTB, HM. Jamhur. (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Ekonomi

Dorong Produktivitas Pertanian, Gubernur NTB Serahkan Combine Harvester ke Kabupaten Sumbawa

Published

on

By

HarianNusa, Sumbawa – Komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memperkuat ketahanan pangan kembali dibuktikan. Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, secara resmi menyerahkan dua unit combine harvester kepada Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, pada Senin (26/5). Bantuan alat panen modern ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah lumbung pangan NTB.

“Yang lain semua dapat, tetapi yang kita utamakan daerah-daerah yang jadi lumbung pangan,” tegas Gubernur Iqbal, menekankan pentingnya optimalisasi alat modern untuk mendukung kabupaten-kabupaten penghasil pangan utama, termasuk Sumbawa dan Lombok Tengah.

Gubernur juga berharap agar bantuan ini dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pemanfaatan yang maksimal. Ia menekankan bahwa dengan skema pinjam atau sewa, alat ini bisa digunakan bergilir oleh para petani tanpa risiko diperjualbelikan.

“Barang itu juga akan tetap terpelihara sehingga dalam jangka waktu sekian tahun, semua kebutuhan petani untuk combine harvester sudah terpenuhi,” ujar Gubernur.

Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, mengapresiasi langkah cepat dan strategis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, bantuan ini sangat sejalan dengan visi daerah dalam mengembangkan sektor agromaritim berbasis potensi lokal.

Advertisement

“Ini adalah bentuk nyata sinergi pusat-daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dan kami siap mengelola serta memanfaatkan alat ini sebaik mungkin,” kata Bupati Jarot.

Penyerahan combine harvester ini menjadi langkah konkret dalam transformasi sektor pertanian NTB menuju pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. (F3)

Ket. Foto:

Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, berpose bersama pada kegiatan serah terima dua unit combine harvester, Senin (26/5). (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!