Connect with us

NTB

World Bank Belajar Tangani Stunting di Lombok Barat

Published

on

HarianNusa.Com – Sebagai wilayah yang dianggap mampu menurunkan angka Stunting, Kabupaten Lombok Barat kini kembali didatangi oleh sejumlah delegasi World Bank (Bank Dunia) dari berbagai negara yakni Bhutan, India, Nepal, dan Sri Langka. Mereka datang untuk mempelajari proses penanganan stunting di bumi Patuh Patut Patju ini.

Kedatangan ke 24 orang delegasi disambut Bupati Lobar H. Fauzan Khalid didampingi Ketua TP-PKK Lobar Hj. Khairatun serta Kepala Dinas Kesehatan Lobar H. Rachman Sahnan Putra, Rabu, (11/9) di Aula Kantor Bupati Lombok Barat.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, kami ucapan selamat datang kepada para delegasi World Bank yang memilih Kabupaten Lombok Barat sebagai tempat belajar penanganan stunting,” kata Fauzan dalam siaran Pers Humas dan Protokol Setda Kabupaten Lombok Barat, Kamis, (12/9/19).

Fauzan pada kesempatan itu memaparkan dari data Riset Kesehatan Dasar 2007, angka stunting balita di Lombok Barat mencapai 49,8%. Setahun kemudian angka itu turun menjadi 33,6%. Untuk saat ini berdasarkan sensus bayi dan anthropometri yang menjadi metode untuk mengukur kondisi terkini, dari 60-an ribu balita, proporsi stunting mampu diturunkan menjadi 25,4%. Fauzan merasa capaian tersebut belum optimal. Untuk itu saat ini Pemkab Lobar terus berjuang menurunkan kasus stunting seperti proporsi yang distandarisasikan oleh WHO.

Fauzan mengaku, sangat menyadari betul bahwa pembangunan di bidang kesehatan masih harus dioptimalkan lagi. Saat ini indikator makro kesehatan di Lobar pada Angka Usia Harapan Hidup mencapai 65,78 tahun. Meningkat sedikit dari capaian tahun lalu yang mencapai 65,44 tahun.

Advertisement

Lombok Barat secara infrastruktur sudah memiliki 2 unit RSUD, 19 unit Puskesmas, dan 58 Puskesmas Pembantu. Hampir seluruh desa dan kelurahan yang jumlahnya 119 desa dan 3 kelurahan memiliki posyandu di setiap dusun dan lingkungan. Paling sedikit jumlahnya 800 posyandu dengan total kader hampir lima ribu kader kesehatan.

“Semua itu, baik infrastruktur maupun kelembagaannya, kita jadikan bagian dari instrumen utama pembangunan kesehatan. Saat ini kita berusaha mewujudkan Lombok Barat Sehat dalam visi lima tahun ke depan. Indikatornya adalah meningkatnya Usia Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Balita, tidak adanya gizi buruk, tertanganinya aneka penyakit endemis,” jelas orang nomor satu di Lombok Barat itu.

Kepala Dinas Kesehatan Lobar H. Rachman Sahnan Putra dalam kesempatan yang sama menjabarkan upaya Pemkab Lobar dalam menekan kasus stunting. Mulai dari Rembug Daerah, Gerakan Masyarakat Sadar Gizi (Gemadazi), Gerakan Masyarakat 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), penguatan sistem melalui e-Puskesmas, e-Pustu, e-Poskesdes, e-Posyandu, dan Deklarasi Bebas Stunting 2024. Bersama UNICEF, Dinas Kesehatan melaksanakan program suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD), edukasi dan advokasi gizi. Tujuannya untuk mempersiapkan para calon ibu sejak usia remaja agar menghasilkan kualitas bayi yang baik.

“Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah mengeluarkan edaran agar hal itu berlaku untuk semua sekolah dan madrasah. Mungkin suplementasi TTD masih terbatas. Tapi untuk edukasi gizi dan sarapan bersama, surat edaran itu menegaskan agar berlaku untuk seluruh sekolah dan madrasah yang jumlahnya bisa ribuan,” katanya.

Selanjutnya dikatakan Rachman, Rembug Daerah tentang Penanganan Stunting juga telah menghasilkan banyak rumusan. Tidak hanya kesadaran agar Pemerintah Desa juga terlibat aktif namun keterlibatannya bisa diaplikasikan dalam bentuk program kegiatan. Saat ini, melalui pendamping desa, pemerintah desa didorong untuk memanfaatkan sebagian APBDes dari ADD dan DD untuk ikut membiayai program pemberantasan stunting.

Advertisement

“Insya Allah hal tersebut kita akan pastikan melalui Peraturan Bupati untuk tahun 2020, walaupun praktiknya sudah kita mulai dari tahun 2019 ini,” pungkasnya.

Di tempat yang sama Ketua Rombongan Delegasi World Bank, Ajay Tandon menyampaikan apresiasinya atas penerimaan Pemkab Lobar. Ia mengucapkan terima kasih sudah menerima rombongan untuk belajar bagaimana program stunting diimplementasikan di Kabupaten Lombok Barat.

Dikatakannya, Indonesia khususnya Kabupaten Lombok Barat sangat maju dalam proses penanganan stunting dibandingkan negara lain. Terutama bagaimana mengintegrasikan kegiatan yang berkaitan dengan stunting dari berbagai macam sektor.

“Kita dari Bhutan, India, Nepal dan Sri Langka juga dalam rangka belajar apa yang dilakukan indonesia dalam menerapkan untuk menurunkan stunting dan bagaimana program stunting di negara kami ke depan bisa mencontoh Indonesia,” terang dia.

Usai acara penerimaan, rombongan kemudian turun langsung ke lapangan. Rombongan terbagi menjadi dua tim, masing-masing tim menuju Puskesmas Lingsar dan Puskesmas Kuripan. Selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi dengan para kader posyandu, bidan, tenaga kesehatan di Desa Batu Mekar, Penimbung, Mambalan, dan Desa Jagaraga. (f3)

Advertisement

Ket. Foto:
Foto bersama Pemkab Lobar dan Delegasi World Bank saat berkunjung ke Lombok Barat. (istimewa)

Continue Reading
Advertisement

Kota Mataram

Idul Adha 1446 H, Pemprov NTB Bagikan 11 Ekor Sapi dari Presiden Prabowo

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Yusron Hadi, M.UM menyampaikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB pada hari Raya Idul Adha tahun ini (2025/1446 H) menyalurkan 159 ekor hewan kurban dan 11 ekor Sapi Eksotik dari Presiden Prabowo Subianto bagi masyarakat NTB. Penyaluran dilakukan di Islamic Center, usai pelaksanaan solat Id, Jumat, (6/6).

Yusron menyampaikan, ratusan hewan kurban yang dibeli dari peternak lokal tersebut, disalurkan ke 10 kabupaten/kota yang ada di NTB, melalui berbagai lembaga yang penerimanya adalah pengurus masjid, pondok pesantren, majelis taklim serta kelompok masyarakat yang kurang mampu.

“Semua hewan kurban tersebut sudah disalurkan ke 10 kabupaten/kota di NTB dan hewan kurban dari Presiden Prabowo Subianto untuk masyarakat NTB sejumlah 11 ekor Sapi Eksotik dengan berat per ekornya lebih dari 1 ton,” tuturnya dengan ramah.

Dirinya mengatakan, hewan kurban tersebut terdiri dari 14 ekor Sapi jenis Eksotik, 58 ekor Sapi Lokal dan 98 ekor Kambing yang berasal dari Presiden, Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi NTB, Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov NTB dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sapi milik presiden yang diberikan kepada Pemprov NTB diberikan oleh Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal secara langsung. Hewan kurban tersebut, disembelih di Masjid Agung Praya, Lombok Tengah. Pembagian hewan kurban diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat yang mendapatkannya serta membawa kebahagiaan dalam suasana penuh berkah Idul Adha. (F3)

Advertisement

Ket. Foto:

Penyaluran hewan kurban dari presiden Prabowo untuk masyarakat NTB. (Ist)

Continue Reading

NTB

Program Desa Berdaya, Pintu Gerbang Pemprov NTB Intervensi Tangani Kasus Perempuan dan Anak

Published

on

By

HarianNusa, Mataram -Kepala Dinas Kominfotik NTB H. Yusron Hadi, S.T., M.UM., mengungkapkan bahwa Program Desa Berdaya yang akan diluncurkan Pemerintah Provinsi NTB telah disiapkan menjadi pintu gerbang untuk mengintervensi berbagai kasus perempuan dan anak yang terjadi di tingkat desa. 

Lebih jauh Yusron Hadi menjelaskan, Desa Berdaya merupakah salah satu program strategis Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur  Hj. Indah Dhamayanti Putri yang siap diluncurkan dalam waktu dekat. Program ini dirancang untuk mengakumulasi berbagai intervensi program di desa seperti kemiskinan ekstrem, kesehatan, pendidikan, digitalisasi di desa, hingga masalah kekerasan perempuan dan perlindungan anak yang sedang marak terjadi di Provinsi NTB.

“Kita harapkan ini bisa menjadi salah satu langkah pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan maupun perlindungan terhadap anak,” ucap Yusron Hadi saat mengikuti Talkshow Bincang Kamisan bertema Penanggulangan Kekerasan Perempuan dan Perlindungan Anak di Comand Center Kantor Gubernur NTB, Kamis 5 Juni 2025.

Adapun hadir sebagai narasumber pada Talkshow Bincang Kamisan kali Ketua LPA Mataram Joko Jumadi, Sri Wahyuni, S.IP selaku Kabid Perlindungan Khusus Anak DP3AP2KB Provinsi NTB, dan Prof. Atun Wardahun, M. AG. MA. PHD selaku Guru Besar Hukum Keluarga Islam UIN Mataram dan dimoderatori langsung oleh Kepala Dinas Kominfotik NTB Yusron Hadi. 

Dalam kesempatan ini, dibahas berbagai penyebab tingginya kasus kekerasan perempuan dan anak serta bagaimana penangan ideal yang seharusnya dilakukan. Ketua LPA Mataram Joko Jumadi menjelaskan maraknya kasus pada perempuan dan anak seringkali tidak hanya disebabkan oleh permasalahan ekonomi semata, tetapi juga seringkali disebabkan oleh pola asuh dan tidak berhasilnya pendidikan di tingkat keluarga. 

Advertisement

Selain itu, belum adanya sistem perlindungan perempuan dan anak yang paripurna menjadi salah satu PR yang harus diselesaikan di Provinsi NTB. Sistem ini mencakup sistem pencegahan, pengurangan resiko, dan penanganan kasus. 

“PR kita adalah bagaimana membangun sistem yang konprenhensif, interpensif, dan berkelanjutan,” ucapnya. 

Sementara itu, Prof. Atun menjelaskan, tanpa intervensi yang terukur dan terarah terhadap perlindungan perempuan dan anak, maka visi misi NTB Makmur Mendunia tidak akan bisa tercapai. Oleh karena itu diperlukan interpensi langsung hingga ke tingkat desa untuk dapat mengurai lingkaran setan kasus kekerasan perempuan dan perlindungan anak yang terjadi. 

Oleh karena itu, Prof. Atun menekankan urusan perempuan dan anak bukan urusan satu lembaga semata, dibutuhkan intervensi lintas sektoral. Namun tetap membutuhkan leading sektor agar gerakannya lebih terukur dan terencana. Sehingga penguatan terhadap lembaga DP3AP2KB Provinsi NTB perlu dilakukan. 

Sri Wahyuni, S.IP selaku Kabid Perlindungan Khusus Anak yang mewakili Kadis DP3AP2KB NTB menyambut baik hal tersebut. Selama ini pihaknya terus bertempur dengan berbagai kekurangan yang ada untuk berjuang mengentaskan berbagai kasus kekerasan perempuan dan anak yang ada di Provinsi NTB. Oleh karena itu, pihaknya sangat membutuhkan kerjasama dan kolaborasi multiseksor dalam menangani kasus ini.  (F3)

Advertisement

Ket. Foto:

 Dinas Kominfotik NTB H. Yusron Hadi, S.T., M.UM., memberikan pemaparan dalam talk show bincang kamisan yang digelar dinasnya di Command Center Kantor Gubernur NTB. (Ist)

Continue Reading

Nasional

Sosialisasikan Makan Bergizi Gratis, Muazzim Akbar Dorong Pengusaha Lokal Jadi Mitra BGN

Published

on

By

HarianNusa, Lombok Barat – Anggota Komisi IX DPR RI H.M. Muazzim Akbar, S.IP.,  menggelar sosialisasi Program Makan Bergizi (MBG) di Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat.

Dalam sosialisasi tersebut, H. Muazzim menegaskan bahwa masih banyak masyarakat, yang hanya mendengar kabar “katanya ada makan gratis”, tanpa memahami bagaimana program MBG sebenarnya bekerja.

> “Banyak yang belum paham. Informasinya hanya didengar dari luar, katanya program Presiden kasih makan gratis, tapi hanya cerita yang sampai. Ini yang sering jadi pertanyaan di masyarakat,” jelasnya, saat diwawancara usai kegiatan sosialisasi, Kamis, (5/6).

Program MBG sendiri merupakan bagian dari kebijakan nasional yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah, ibu hamil, dan masyarakat rentan lainnya. Di Kecamatan Gunungsari saja, diperkirakan ada sekitar 15 ribu penerima manfaat, termasuk siswa madrasah dan ibu hamil.

> “Idealnya di Gunungsari butuh lima dapur untuk layani 15 ribu penerima. Sekarang baru satu dapur yang berjalan. Kita dorong agar bulan ini bisa bertambah,” kata H. Muazzim.

Advertisement

Setiap dapur MBG dirancang untuk melayani hingga 3.000 orang, namun pembangunan dapur tersebut tidak bisa dilakukan sembarangan karena harus memenuhi standar operasional dari Badan Gizi Nasional.

> “Pembuatan dapur tidak bisa asal-asalan. Ada SOP-nya. Harus melibatkan tenaga dan fasilitas yang siap. Boleh SPPG atau siapa saja yang terlibat, asal memenuhi kriteria,” imbuhnya.

H. Muazzim juga mendorong partisipasi pengusaha lokal dan putra daerah untuk ikut membangun dapur MBG secara mandiri melalui kemitraan dengan Badan Gizi Nasional.

> “Kami sangat harapkan pengusaha lokal bisa ikut serta. Karena membangun dapur itu bisa makan waktu satu tahun kalau hanya bergantung pada pemerintah pusat,” tegasnya.

Antusiasme warga dalam kegiatan ini cukup tinggi. Sejumlah ibu kepala desa, kader posyandu, dan perangkat desa lainnya menyambut positif sosialisasi MBG tersebut. H. Muazzim optimis, dengan dukungan semua pihak, program MBG bisa berjalan optimal di NTB. (F3)

Advertisement

ket. Foto:

Anggota Komisi IX DPR RI H. Muhammad Muazzim Akbar, S.IP., (tengah) dalam kegiatan sosialisasi program Makan Bergizi Gratis di Kecamatan Gunung Sari. (HarianNusa)

Advertisement
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!