NTB
KEK Tanjung Santong akan Gairahkan Investasi & Bisnis di SAMOTA

HarianNusa.com, Mataram – Kehadiran investor untuk berinvestasi di sektor energi dengan membangun kilang minyak dan industri bioetanol di kawasan Tanjung Santong Sumbawa akan mendukung percepatan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus dan pengembangan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora (Samota).
Untuk itu, Pemerintah Provinsi menyambut baik investor yang akan berinvestasi di NTB.
"Kami menerima dengan tangan terbuka kedatangan investor demi pembangunan dan kemajuan NTB," ujar Sekretaris Daerah Provinsi NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si saat memimpin rapat Ekspose Rencana Master Plan KEK Agro dan Energi Tanjung Santong bersama Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Selasa (11/8/) bertempat di ruang rapat Anggrek Setda Provinsi NTB.
Disampaikan Sekda, kehadiran PT. Palembang GMA Refinery dan Consortium (PGRC) untuk berinvestasi kilang minyak dan industri bioetanol, akan diberikan pelayanan investasi sebaik mungkin di NTB.
“Ini sesuai arahan Gubernur, kewajiban pemerintah Provinsi dan Kabupaten untuk menfasilitasi agar investasi ini segera terwujud. Sehingga dengan adanya investasi ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di NTB,” jelas Miq Gite sapaan akrabnya.
Sebelumnya, Sekda menjelaskan bahwa kunjungan lapangan bersama pihak investor sudah dilakukan. Bahkan kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, bersama Assisten II, Perangkat Daerah Provinsi terkait bersama Pemkab Sumbawa.
Dijelaskan pula, bahwa ke depan sudah diusulkan rencana pembentukan KEK Tanjung Santong dengan luas awal sebesar 316 Ha, kemudian akan diperluas areanya sebesar 3000 Ha dengan memasukan kawasan industri dan mencakup wilayah perairan serta pulau-pulau kecil di sekitar kawasan teluk Saleh.
Namun di sisi lain, Miq Gite mengingatkan, bahwa kehadiran investasi ini, dampak lingkungan juga harus menjadi perhatian serius. Karena Kawasan Samota merupakan Kawasan yang masuk ke dalam cagar biosfer dunia oleh UNESCO. Harus diingat, bahwa Samota ini merupakan Kawasan aquarium dunia dan cagar dunia.
“Jadi pembangunan tetap berjalan dan lingkungan juga tetap terjaga,” imbau Miq Gite.
Direncanakan, Pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa akan meresmikan KEK Tanjung Santong pada HUT NTB tanggal 17 Desember mendatang. Sekaligus Ground Breaking pembangunan investasi kilang minyak dan industri bioethanol.
Sementara itu, Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Ir. Ridwansyah mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa telah sepakat untuk mempercepat terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Santong. KEK merupakan bagian dari rencana besar untuk pengembangan kawasan Samota. Titik beratnya bergerak di sektor industri, pertanian dan pariwisata.
“Rencana pengembangan KEK sudah lama dirintis dan sedang diproses di Kemenko Maritim, kehadiran investor ini akan mempermudah proses masuknya investasi dan KEK di Santong ini,” kata mantan Kepala Bappeda NTB.
Sehingga, upaya dan langkah-langkah paralel terus dilakukan supaya pembangunan investasi tetap berjalan dan proses mempercepat KEK juga terus diupayakan. Langkah awal akan dilakukan revisi RT/RW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) provinsi sebagai dasar proses berikutnya. Karena proses investasi di Santong ini akan menggunakan hutan produksi yang akan diproses izin pinjam pakai kawasan di Kementerian LKH. Termasuk amdal yang perlu segera direvisi dan menyiapkan Peraturan Daerah dalam mempercepat proses Investasi dan KEK.
Sedangkan, Ketua Percepatan Pengembangan Samota H. Badrun Munir mengingatkan, bahwa kehadiran investasi ini memberikan angin segar bagi kemajuan ekonomi daerah. Namun persoalan lingkungan juga harus menjadi perhatian bersama.
Menurut Munir, Samota ini menyajikan destinasi yang komplit, dengan berbagai keunggulan masing-masing. Teluk Saleh dengan aquarium raksasa dunia, pulau Moyo taman wisata bawah lautnya, dan Tambora yang sudah terkenal di dunia. Sehingga potensi wisata dari puncak Gunung ke dasar laut ada di Samota. Di sana juga akan dikembangkan ketahanan pangan, yang bersumber dari laut dan darat seperti peternakan dan holtikultura.
“Ini yang menjadi pertimbangan dan harus diperhatikan saat berinvestasi. Kita tidak anti investasi, silakan investor datang ke NTB, tetapi harapan kita investasi ini tidak berbenturan dengan kaidah lingkungan, namun kehadiran investor ini melengkapi pengembangan Samota,” tegas mantan Wakil Gubernur di era 2008-2013 ini.
Pria yang akrab disapa Pak BM ini, juga menjelaskan bahwa sesuai konsep pengembangan Samota sebagai kawasan strategis provinsi yang memberikan manfaat bagi provinsi dan kawasan regional, maka pembentukan KEK merupakan langkah awal mengembangkan Samota dari sisi ekonomi, dengan tetap memperhatikan sisi konservasi dan pariwisata yang sudah melekat di Samota.
Sehingga, Ia berharap juga bahwa saat investasi ini berjalan, maka di samping memperhatikan roh pengembangan Samota dan lingkungannya, desa dan masyarakat di sekitar lingkar KEK dan Samota harus diperhatikan juga.
Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Sumbawa Lalu Suharmaji dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa infrastruktur sebagai penunjang KEK, salah satunya Pelabuhan Santong akan dibangun pada Kawasan tersebut.
“Rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Santong diinisiasi oleh Pemkab Sumbawa mendapat sambutan positif dari PT. Pelindo III,” katanya.
Persyaratan lain untuk membentuk KEK juga akan terus diselesaikan dengan proses secara bertahap dan terencana. Kerjasama dan sinergi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten menjadi solusi percepatan kawasan ini sehingga investor merasa terbantu dengan pelayanan daerah untuk berinvestasi di daerah.
Rapat ini turut dihadiri oleh Kepala Bappeda NTB, Kepala DPMPTSP, Kepala Dishub, Kepala Biro Ekonomi, Kepala Biro Kerjasama, Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB dan Pemkab Sumbawa. (*)
Ket foto:
Rapat Rencana Master Plan KEK Agro dan Energi Tanjung Santong, Selasa (11/8/), di ruang rapat Anggrek Setda Provinsi NTB. (istimewa)
Ekonomi
NTB Dukung Pengembangan Kawasan Taman Laut Berbasis Komunitas dan Pemberdayaan

HarianNusa, Lombok Utara – Pemerintah Provinsi NTB berkomitmen mengusung konsep baru dalam pengembangan kawasan Taman Laut Pandanan di Lombok Utara. Konsep ini menekankan prinsip ramah lingkungan, berbasis komunitas, dan menolak adanya praktik yang meminggirkan masyarakat sekitar.
“Kalau kita bicara tentang daerah ini, tidak cukup bicara mengenai pantai. Seperti tadi disampaikan, 3E (Environment, Economy, dan Equity) itu sebetulnya kita bicara tentang ekosistem laut. Ekosistem laut itu bukan hanya lautnya, tapi juga pesisirnya, pantainya, dan manusia yang tinggal di sekitarnya, bahkan udaranya,” tegas Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, dalam sambutannya pada peringatan Hari Laut Dunia dan Hari Segitiga Karang, Senin (9/6).
Gubernur Miq Iqbal menambahkan bahwa kawasan Taman Laut Pandanan merupakan tempat yang sangat spesial. Kawasan ini menjadi jalur migrasi elang alap atau elang Siberia, serta salah satu lokasi terbaik untuk melakukan pengamatan burung (bird watching). Selain itu, kawasan ini juga memiliki situs vulkanik dari gunung merapi purba.
Selanjutnya miq Iqbal mengatakan Peringatan Hari Laut Sedunia yang dilaksanakan ini, menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga dan mengembangkan wilayah tersebut.
“Ini membutuhkan kesadaran dan komitmen dari kita semua. Yang paling membahagiakan, mendengarkan cerita bagaimana teman-teman mahasiswa dan mahasiswi, teman-teman kampus, memberi perhatian kepada konservasi kelautan ini. Artinya, kalau yang muda sudah memberikan perhatian, masa depan kita cerah,” ujar Gubernur.
Ia juga menegaskan bahwa laut adalah milik bersama, milik semua umat manusia. Apa pun yang terjadi di kawasan ini akan berdampak pada negara-negara lain. Karena itu, menjaga kelestarian ekosistem kelautan di NTB merupakan kontribusi nyata dalam menciptakan dunia yang lebih baik. (F3)
Ket. Foto:
Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal (tengah) saat memberikan sambutan peringatan Hari Laut Sedunia. (Ist)
Destinasi Wisata
Tuan Rumah FORNAS VIII 2025, NTB Siap Jadi Destinasi Olahraga dan Wisata Kelas Dunia

HarianNusa, Mataram – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII yang akan digelar pada 26 Juli hingga 1 Agustus 2025. Perhelatan berskala nasional ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga sebagai media promosi wisata, penggerak ekonomi kreatif, serta pemicu gaya hidup sehat menuju Indonesia Sehat 2045.
Deputy VI Panitia Pelaksana FORNAS 2025, Rusdi Alatas, menyampaikan bahwa FORNAS VIII diproyeksikan akan diikuti oleh 15.000 hingga 40.000 peserta dari seluruh Indonesia dan sejumlah negara ASEAN.
“FORNAS kali ini istimewa karena cakupannya bukan hanya nasional, tapi juga internasional. Ini akan jadi panggung besar untuk menunjukkan kekayaan budaya, pariwisata, dan potensi ekonomi kreatif NTB kepada dunia,” ujar Rusdi.
Rusdi menambahkan, penyelenggaraan FORNAS VIII sejalan dengan visi “NTB Makmur Mendunia”, yang mengedepankan sinergi antara olahraga, industri, pariwisata, dan budaya lokal.
Sebanyak 27 venue di 7 kabupaten/kota telah disiapkan untuk mendukung pelaksanaan FORNAS, yaitu di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, dan Dompu.
“Kami mengajak seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan elemen masyarakat untuk bergotong royong menyukseskan ajang ini. Ini momentum besar untuk NTB,” imbuh Rusdi.
FORNAS VIII diselenggarakan oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI). Tahun ini, penyelenggara nasional (KORMINAS) telah menetapkan 73 Induk Organisasi Olahraga (INORGA) sebagai peserta resmi, ditambah 3 INORGA undangan khusus dari Gubernur NTB, serta sejumlah INORGA lain yang akan tampil sebagai peserta ekshibisi.
Pemerintah Provinsi NTB sendiri menyatakan dukungan penuh terhadap suksesnya event ini, yang diyakini akan membawa dampak besar bagi daerah, baik dari sisi promosi, ekonomi, maupun pembangunan karakter masyarakat.
“Dengan hadirnya negara-negara sahabat dari kawasan ASEAN, kami percaya FORNAS VIII 2025 akan menjadi tonggak penting dalam menjadikan NTB sebagai destinasi olahraga dan wisata kelas dunia,” tutup Rusdi. (F3)Ket. foto : Wakil Gubernur NTB Umi Indah Damayanti Putri meresmikan Sekretariat Fornas VIII di Jalan Lanko Mataram. (Ist)
Ekonomi
HARSA NTB Diresmikan: Ruang Inklusif untuk Karya dan Kemandirian Disabilitas

HarianNusa, Lombok Barat – Sebuah langkah besar untuk pemberdayaan penyandang disabilitas di Nusa Tenggara Barat resmi dimulai. Bertempat di Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Gubernur NTB Dr. Lalu Muhamad Iqbal meresmikan Harmoni Sahabat (HARSA) NTB, sebuah lembaga yang hadir dengan misi kuat: menyatukan langkah dari hati untuk negeri dan membuka ruang karya bagi penyandang disabilitas.
Dengan mengusung tema “Menyatukan Langkah dari Hati untuk Negeri, Saatnya Disabilitas Berbicara Lewat Karya,” HARSA NTB tampil sebagai simbol harapan baru sekaligus wadah nyata bagi para difabel untuk berkarya, mandiri, dan diakui di tengah masyarakat.
Gubernur NTB yang hadir bersama Ketua TP PKK NTB, Sinta Agathia Iqbal, menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif HARSA NTB. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya ingin memberikan bantuan sesaat, namun mencari pola dukungan jangka panjang yang membuat para difabel mampu berdiri di atas kakinya sendiri.
“Saya yakin saudara-saudara kita yang difabel adalah pribadi-pribadi terpilih. Mereka bukan orang yang kekurangan, melainkan mereka punya kelebihan yang luar biasa. HARSA NTB adalah salah satu bentuk upaya kita untuk menggali dan mengangkat kelebihan itu,” ujar Gubernur Iqbal.
Gubernur Iqbal juga menyebut HARSA NTB sebagai pelopor yang telah membuktikan bahwa disabilitas bukanlah batas untuk berkarya. Ia menyoroti program pertanian atau farming yang diajarkan oleh HARSA NTB sebagai contoh konkret pemberdayaan yang membumi dan berkelanjutan.
“Apa yang dilakukan HARSA NTB dengan mengajarkan bertani kepada teman-teman difabel adalah langkah awal yang inspiratif. Ini bukti bahwa mereka bisa berdaya, berkarya, dan bahkan menginspirasi,” tambahnya.
Ketua HARSA NTB, Lalu Muhamad Saleh, menjelaskan bahwa HARSA hadir dari semangat akar rumput. Ia melihat banyak penyandang disabilitas yang memiliki bakat dan keinginan kuat untuk mandiri, namun masih terkendala akses dan wadah yang mendukung.
“HARSA NTB hadir sebagai ruang aman dan produktif bagi para difabel. Kami ingin memperjuangkan agar karya mereka tidak hanya berhenti di lingkaran kecil, tapi bisa dikenal dan diapresiasi luas oleh masyarakat,” ungkapnya.
Lalu Muhamad Saleh juga menegaskan bahwa misi HARSA NTB bukan sekadar membina, tapi benar-benar memperjuangkan hak untuk hidup mandiri dan bermartabat bagi setiap penyandang disabilitas.
Dengan diresmikannya HARSA NTB, provinsi NTB kini memiliki model pemberdayaan disabilitas berbasis masyarakat yang bisa ditiru dan dikembangkan di daerah lain. HARSA bukan hanya lembaga, tetapi simbol dari semangat inklusivitas dan harapan baru untuk masa depan yang lebih setara. (F3)
Ket. Foto:
Kegiatan peresmian Lembaga HARSA NTB di Lombok Barat. (Ist)
-
Headline7 tahun ago
Potensi Tsunami di Asia, NTB Diperingati Waspada
-
NTB6 tahun ago
Ini Cara Mitigasi saat Gempa Bumi
-
Headline7 tahun ago
Misteri Telapak Tangan yang Gegerkan Warga Lombok Terpecahkan
-
Headline8 tahun ago
Mengenang 40 Tahun Bencana Tsunami di Lombok dan Sumbawa
-
Headline8 tahun ago
Ssttt… Ini Lokasi Razia Zebra di Pulau Lombok Selama Dua Pekan
-
Hukum & Kriminal7 tahun ago
Tak Terima Diputusin, Pria di Lotim Sebar Foto Bugil Kekasihnya
-
NTB6 tahun ago
Ahli Geologi AS Peringatkan Bahaya Gempa di Selatan Lombok
-
NTB6 tahun ago
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Dingin di Lombok