HarianNusa.com, Mataram – Kehalalan vaksin Sinovac Covid 19 sudah dijamin oleh Majelis Ulama Indonesia. Hal tersebut ditegaskan oleh Dewan Halal Nasional (DHN) sekaligus Direktur Utama Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) MUI, KH. Aminuddin Yakub, MA pada acara Sosialisasi dan Pelatihan Strategi Komunikasi Vaksin Covid-19 melalui Zoom, Sabtu (27/2/2021).
Untuk itu masyarakat diminta tidak termakan informasi yang menyesatkan (hoax) terkait vaksin Sinovac Covid 19 ini. Aminudin mengatakan, jaminan kehalalan vaksin Sinovac ini tidak serta merta dikeluarkan oleh MUI melainkan sudah melalui proses yang sangat panjang mulai dari survei, audit berkas hingga mendatangi langsung pusat produksi vaksin ini.
“Berdasarkan hasil dari audit MUI, diputuskan vaksin Covid-19 ini adalah suci dan halal,” tegas Aminuddin.
Vaksinasi adalah bagian dari ikhtiar pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Untuk itu MUI melaksanakan perannya dalam memastikan kehalalan vaksin ini agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, MUI datang langsung ke pusat produksi dan mengaudit pusat produksi tersebut selama satu bulan.
“Ada lima hal yang kami lakukan, audit bahan-bahan, sumber bahan kita lacak dari mana dia berasal, halal atau haram. Proses penyembelihan, proses produksi, fasilitas dan peralatan produksi, penerapan jaminan halal atau halal insurance sistem, saya melakukan audit selama satu bulan di China,” ungkapnya.
Selain ke China, MUI juga melakukan penelitian hingga ke beberapa negara untuk memastikan betul kehalalan Vaksin ini demi kepentingan masyarakat luas khususnya untuk masyarakat yang beragama Islam.
“MUI juga pergi ke Amerika dan Jerman untuk memastikan betul sumber bahan vaksin ini halal, total waktu audit selama tiga bulan,” tutur Aminuddin.
Sementara spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia, Risang Ratmaja mengatakan, untuk memberikan edukasi terkait vaksin ini, perlu dengan cara yang baik dan benar agar masyarakat betul-betul memahami
bahwa tujuan vaksinasi ini adalah untuk memberantas Covid 19 secara maksimal.
“Pesan yang disampaikan itu harus benar, seperti apa prosesnya, pesan yang benar saja tidak cukup, tapi harus nyambung dan memotivasi, jangan seperti jaka sembung bawa golok,” ungkapnya.
Komunikasi yang tepat dan efektif dinilai sebagai salah satu cara yang sangat berguna untuk melakukan sosialisasi pemberantasan Covid 19.
“Dengan begitu kita tahu karakter lawan bicara sehingga dapat menggunakan cara-cara tertentu dalam menyampaikan pesan,” katanya.
Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) NTB, TGH. Fauzan Zakaria Amin dalam kesempatan itu mengatakan, peran media khususnya penggiat media siber dalam rangka melakukan edukasi kepada masyarakat terkait vaksin ini sangat penting, mengingat Media Siber saat ini merupakan salah satu platform informasi yang digemari masyarakat.
“Peran media massa sangat dibutuhkan untuk memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat agar tidak termakan oleh informasi hoax terkait vaksin Covid-19 mengingat vaksin ini adalah salah satu langkah untuk menuntaskan permasalahan pandemi,” ungkapnya.
Fauzan menginstruksikan agar seluruh anggota AMSI NTB untuk ikut serta dalam menyebarkan informasi positif dalam rangka membantu pemerintah mensosialisasikan Vaksin Covid-19 ini.
Kementerian Kesehatan, BPPOM RI, hingga MUI telah menjamin keamanan, keampuhan dan kehalalan Sinovac oleh karenanya masyarakat diminta tidak khawatir terhadap vaksin ini.
Video: https://fb.watch/3V-Xkx_P7Z/