HarianNusa, Jakarta – Pertanian menjadi salah satu sektor andalan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk mengantisipasi terjadinya dampak El Nino pada sektor, Pemprov NTB melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) melakukan sejumlah upaya dan langkah antisipasi. Tujuannya agar sektor pertanian di NTB tetap berjalan sesuai dengan perencanaan.
Sekretaris Distanbun Provinsi NTB Ni Nyoman Darmilaswati mengatakan, sejumlah hal yang sedang dilakukan yaitu menggelar monitoring dan evaluasi (Monev) inventarisasi areal kekeringan, sosialisasi penyebarluasan informasi prakiraan musim dari BMKG kepada petugas lapangan dan petani.
"Kita juga berupaya mengoptimalkan pemanfaatan bantuan alat mesin pertanian seperti mesin pompa air, traktor dan lain-lain pada areal yg tersedia sumber air," kata Ni Nyoman Darmilaswati serangkaian kegiatan rapat terkait antisipasi dampak El Nino di Kementerian Pertanian kemarin.
Kegiatan lain yang dilakukan Distanbun NTB yaitu memberikan bantuan sarana produksi seperti benih dan pupuk kepada petani. Selanjutnya peningkatan pengawasan pola tanam serta melakukan adaptasi berupa perubahan teknik budidaya tanaman padi dengan perubahan varietas yang tahan kekeringan.
"Upaya lain yaitu dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di pemerintah pusat, pemerintah daerah kabupaten/kota, Dinas PUPR, instansi vertikal, kelembagaan petani dan stakeholder lainnya," ujarnya.
Meskipun dampak fenomena El Nino terus dilakukan antisipasi, namun kata Darmilaswati kondisi tersebut tak terlalu memberi dampak bagi sektor pertanian di NTB.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengatakan, ada sejumlah dampak yang bisa ditimbulkan oleh El Nino bagi pertanian. Diantaranya yaitu kekeringan yang berdampak pada kurangnya hasil panen. Selanjutnya gangguan musim tanam yang dapat menyebabkan penundaan penanaman hingga kegagalan panen.
"Dampak El Nino juga bisa berupa penyakit dan hama, penurunan kualitas tanaman serta ketidakstabilan pasar," kata Kuntoro Boga Andri.
Ia mengatakan, Indonesia sudah berulangkali mengalami kondisi El Nino dan semuanya bisa diantisipasi dengan aman. Di tahun 1997 silam misalnya tercatat menjadi salah satu El Nino yang sangat kuat, namun Indonesia bisa melewatinya.
Di tahun ini, kondisi El Nino masuk kategori lemah sehingga tak terlalu mengkhawatirkan. Namun ada sejumlah hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk menghindari dampak El Nino bagi pertanian. Pertama adalah mempercepat musim tanam dengan tanaman yang bervariasi untuk mengejar sisa hujan.
Kemudian kebijakan yang perlu dilakukan yaitu penguatan promosi diversifikasi pangan seperti sorgum, ubi kayu dan lainnya serta menggalakkan penanaman di lahan-lahan pekarangan. (03)
Ket. Foto : Sekretaris Distanbun Provinsi NTB Ni Nyoman Darmilaswati memaparkan terkait upaya Pemprov NTB dalam menghadapi El Nino tahun 2023. (HarianNusa)