HarianNusa, Mataram – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB mendorong produksi pupuk organik. Kendati pupuk organik belum diminati secara luas oleh para petani di NTB.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Muhamad Riadi, mengungkapkan, penggunaan pupuk organik masih sangat rendah, karena terkait dengan mindset para petani yang sudah terbiasa menggunakan pupuk kimia. Petani masih percaya bahwa penggunaan pupuk kimia mampu meningkatkan produksi tanaman pangannya.
"Petani belum open minded (berpikiran terbuka) dengan pupuk organik, kalau pupuk anorganik mahal baru petani ambil pupuk organik," kata Riadi kepada hariannusa.com, Kamis, (8/8/24), di Mataram.
Selain itu, lanjutnya, petani enggan menggunakan pupuk organik dengan alasan mahal, karena penggunaan pupuk kimia hanya 1-2 karung sedangkan pupuk organik minimal 500 kilogram per luasan lahan sawah 3.000 meter persegi
"Memang kalau pertanian itu banyak dibutuhkan, bayangkan dalam satu hektar kalau dia pakai pupuk anorganik dia hanya butuh 3 kwintal urea, tapi kalau dengan pupuk organik ini kan 4 ton per hektar, itu banyangkan nyangkut ke sawahnya itu yang jadi persoalan," katanya.
Riadi menyebutkan, manfaat pupuk organik sebenarnya sangat bagus seperti meningkatkan struktur hara tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur hara tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah. Selain itu, produksi tanaman yang dihasilkan juga lebih sehat.
"Cuman mungkin kalau pupuk organik ini kan responnya terhadap tanamannya lambat, kita kasih pupuk organik sekarang kelihatan hasilnya nanti di ujung pada saat panen, pasti akan lebih baik dari sisi kualitas produksi kemudian dari kuantitasnya pasti lebih meningkat," sebutnya.
Meski enggan diminati, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB terus mendorong para peternak untuk mengolah kotoran hewan menjadi pupuk organik dengan memberikan peralatan produksi pengolahan pupuk.
"Kalau untuk peternak kan kita bantu, ada peralatan pupuk untuk memproduksi itu sudah kita berikan, nanti ke depan juga kita akan fasilitasi," pungkas Riadi. (HN3)
Ket. Foto:
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Muhamad Riadi.saat diwawancara usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD NTB. (HarianNusa)