HarianNusa.com, Mataram – Bertepatan dengan Hari Warisan Dunia yang jatuh pada hari ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar bimbingan teknis diplomasi budaya damai. Pembukaan acara digelar di Hotel Jayakarta, Senggigi, Lombok Barat, Rabu (18/04).
Sebanyak 100 pemuda usia produktif asal NTB dijaring untuk diberikan bimbingan teknis yang bertema: “Bimbingan Teknis Diplomasi Budaya Damai dalam Rangka Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa melalui Kebudayaan pada Generasi Muda di Provinsi Nusa Tenggara Barat.”
Kegiatan tersebut dihajatkan untuk melahirkan duta-duta damai yang ada di NTB dan setiap daerah di Indonesia, yang nantinya akan menyebarkan pesan perdamaian sebagai suatu warisan bangsa Indonesia yang plural dan beragam ini. Sebanyak 100 pemuda yang berasal dari daerah, suku, agama dan komunitas di NTB akan mengikuti kegiatan tersebut selama empat hari, mulai 18 hingga 21 April 2018 mendatang.

Dalam kegiatan tersebut, peserta akan diberikan pengayaan materi seputar nilai-nilai budaya damai, membangun dan merawat perdamaian, literasi media dan studi lapangan ke wilayah yang pernah mengalami konflik. Peserta juga nantinya turut aktif dalam memperkenalkan pertunjukan budaya dari masing-masing daerah.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya yang diwakili oleh Kasubdit Diplomasi Budaya Dalam Negeri, Yayuk Sri Budi Rahayu mengatakan perbedaan merupakan warna yang dimiliki bangsa Indonesia, yang menjadi warisan bangsa hingga saat ini.
“Perbedaan adalah warna yang harus kita junjung tinggi dan menjadi kekayaan bangsa Indonesia yang tiada duanya. Unesco pernah menyampaikan Indonesia adalah superpower bidang kebudayaan dan itu tidak dimiliki negara lain, jadi kita tidak hanya bangga Indonesia kaya tapi bagaimana kita mewariskan itu,” ujarnya saat pembukaan acara tersebut.
Sementara Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid tidak sempat hadir kegiatan tersebut, namun melalui sebuah video ia mengucapkan harapannya atas diselenggarakannya acara tersebut.
“Pesan penting pelaksanaan Hari Warisan Dunia adalah bagaimana kita bisa mempertahankan warisan budaya kita ini. Kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini,kita dapat membangun nilai-nilai dalam masyarakat bersama-sama,” ucapnya.
“Kita berharap setelah workshop ini ada tindaklanjut di daerah atau tempatnya masing-masing. Perwakilan dari tiap angkatan angkan saling bertukar pengalaman. Dengan semangat kebersamaan untuk memperkuat budaya damai di tengah masyarakat,” sambungnya.
Setali tiga uang dengannya, Aktivis Budaya, Paox Iben yang turut hadir dalam pembukaan acara tersebut, mengatakan kegiatan tersebut sangat tepat karena menjaring pemuda. Menurutnya, penyebaran pikiran positif pada pemuda sangat tepat karena pemuda memiliki jiwa optimis.
“Menyiapkan orang muda sebagai penyebar pikiran positif sangat tepat, karena pemuda memiliki jiwa positif agar tidak terjebak pola pikir negatif. Usia produktif bisa menjadi mediator damai di lingkungan masing-masing, karena konflik bermacam-macam, mulai dari rebutan pacar, konflik kampung hingga konflik agraris,” ungkapnya.
Dia melihat perdamaian juga dapat disebarkan melalui media sosial. Tidak dapat dipungkiri, media sosial juga menjadi penyumbang perpecahan akibat perbedaan pendapat, sehingga pesan perdamaian pada media sosial juga sangat dibutuhkan.
“Anak muda pengguna terbesar medsos, harapan kita mereka bisa lebih smart dalam bermedia sosial,” tutupnya.
Acara tersebut juga diisi dengan atraksi kebudayaan baik tari dan wayang. Usia kegiatan, peserta menyempatkan diri dalam berswafoto hingga mulai menyiapkan diri mengikuti bimbingan teknis tersebut. (sat)