More
    BerandaHeadlinePolda NTB Turunkan Tim Usut Dugaan Pemotongan Jatah Bawang Putih di Lotim

    Polda NTB Turunkan Tim Usut Dugaan Pemotongan Jatah Bawang Putih di Lotim

    HarianNusa.com, Mataram – Dugaan pemotongan jatah benih bawang putih lokal di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) ditanggapi serius Polda NTB. Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda NTB menurunkan tim untuk mencari data dan meminta klarifikasi pihak terkait.

    Dirreskrimsus Polda NTB Kombes Pol Syamsudin Baharuddin, saat ditemui mengatakan Polda NTB telah menurunkan tim untuk melakukan pengumpulan data dan keterangan. Tim juga telah melakukan pengecekan langsung di lapangan. Sejak pekan lalu, Polda NTB telah menemui sejumlah pihak yang terkait dengan pendistribusian bantuan tersebut.

    “Mulai dari kalangan petani bawang putih sampai kepada pejabat Dinas Pertanian Lombok Timur. Dari dinas kita sudah dapatkan data. Ada juga beberapa petani yang sudah kita mintai keterangannya,” ujarnya, Senin (28/05).

    Polda NTB akan terus melakukan puldata (pengumpulan data) dan pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) hingga dugaan pemotongan jatah bawang putih tersebut diketahui. “Anggota masih di lapangan. Masih kumpulkan data. Kita akan kupas,” tegas perwira tiga mawar itu.

    Sebelumnya, informasi yang dihimpun Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, terdapat 350 ton benih bawang putih lokal yang didistribusikan kepada 181 kelompok tani yang tersebar di 18 desa se-Kabupaten Lombok Timur.

    Dengan luasan yang berbeda-beda, setiap kelompok tani mendapatkan kuota benih lokal bersama dengan paket pendukung hasil produksinya, mulai dari mulsa, pupuk NPK plus, pupuk hayati ecofert, pupuk majemuk, dan pupuk organik. Benih bawang putih lokal sebanyak 350 Ton dibeli dari hasil produksi petani di Kecamatan Sembalun pada periode panen pertengahan tahun 2017. Benih bawang putih lokal dibeli pemerintah melalui salah satu BUMN yang dipercaya sebagai penangkar yakni PT. Pertani, dimana pembeliannya menggunakan anggaran APBN-P 2017 senilai Rp30 miliar.

    Namun pada saat pendistribusian bantuannya di akhir tahun 2017, banyak kelompok tani yang mengeluh tidak mendapatkan jatah sesuai data. Bahkan ada sebagian dari kelompok tani yang tidak sama sekali kebagian jatah. Seperti yang sebelumnya pernah diungkapkan oleh salah seorang ketua kelompok tani yang masuk dalam daftar penerima bantuan di Sembalun, Sinawarni. Dia bersama sejumlah ketua kelompok tani penerima bantuan menduga ada yang tidak beres dengan kegiatan pendistribusiannya.

    “Dari Desa Sembalun Bumbung contohnya, ada kelompok tani atas nama Sembalun Bumbung Hijau, dengan ketuanya Amaq Gofar, luas lahannya 2 hektare, jatah benih lokalnya 1.400 kilogram. Tapi sebiji pun dia tidak dapat, dikemanakan benihnya,” kata Sinawarni. (sat)

    Baca Juga

    spot_img
    error: Content is protected !!