Jumat, Juli 26, 2024
spot_imgspot_img
BerandaHeadlineMerdeka atau Mati

Merdeka atau Mati

- Advertisement - Universitas Warmadewa

Harmoko (Ketua Umum KAMMI UNRAM)

Kalau Tuhan tidak menjadikan perhambaan dan perbudakan, tentu tidak akan timbul keinginan hendak mengejar kemerdekaan. Memang kalau tiada kesakitan, orang tidak mempunyai keinginan untuk mengejar kesenangan. Oleh itu tidak keterlaluan jika dikatakan bahwa sakit dan pedih adalah tangga menuju kejayaan

(Buya Hamka)

Merdeka atau Mati menjadi kalimat yang terus dikobarkan oleh para pejuang bangsa Indonesia agar semua rakyat Indonesia tahu bahwa kemerdekaan adalah sebuah harga mati yang harus diambil oleh bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia tidak mempunyai pilihan yang lain selain memilih merdeka atau mati dalam medan pertempuran melawan imperialisme. Kemerdekaan menjadi konsen yang dipikirkan oleh para pendiri bangsa Indonesia, karena tidak ada lagi jalan lain yang harus ditemu kecuali memilih dua pilihan merdeka atau mati demi memperjuangkan kemerdekaan.

Golongan tua, muda, ulama, santri dan rakyat miskin bergabung dalam satu kekuatan dan berdiskusi untuk melawan para penajajah bangsa Indonesia. KH. Hasyim Asy’ari adalah ulama besar NU pada saat itu beliau mengeluarkan sebuah fatwa yang dikenal di tengah masyarakat dengan Revolusi Jihad NU dan isi dari Revalusi Jihad NU: Pertama setiap muslim, tua, muda dan miskin sekalipun wajib memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan Indonesia. Kedua pejuang yang mati dalam perang kemerdekaan layak dianggap syuhada. Ketiga warga yang memihak kepada Belanda dianggap memecah belah kesatuan dan persatuan, dan oleh karena itu harus dihukum mati.

Maka kita tidak heran ketika semua rakyat Indonesia sangat bersemangat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, karena fatwa jihad yang ditunggu oleh rakyat Indonesia telah keluar dari ulama besar bangsa Indonesia sehingga tidak ada lagi keraguan dan takut untuk melawan penjajah. Karena Indonesia hanya memiliki dua pilihan dalam menentukan kehidupan yang akan datang yaitu, “Merdeka Atau Mati.” Semua rakyat Indonesia terus melakuakn perlawanan kepada penjajah yang telah lama merampas hak rakyat Indonesia untuk bisa hidup merdeka.

Gelora semangat untuk melawan imperialisme terus dikobarkan oleh anak-anak bangsa Indonesia. Ada satu tokoh muda bangsa Indonesia yang meminta izin kepada KH. Hasyim Asy’ari untuk berpidato di radio untuk menyemangati dan mengelorakan kebangkitan rakyat Indonesia untuk merdeka. Dia adalah, Bung Tomo, dengan isi pidato yang tersohornya:

Bismillahirromanirrohim…

MERDEKA!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk Kota Surabaya, kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamplet-pamplet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan menyerahkan senjata –senjata yang telah kita rebut dari tangan tentara Jepang. Mereka telah minta supaya datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah meminta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa berndera merah putih tanda bahwa kita telah menyerah.

Saudara-saudara…

Di dalam pertempuran –pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya, pemuda –pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda –pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda –pemuda yang berasal Pulau Bali, pemuda –pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli dan seluruh pemuda Indonesia yang ada ini di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung telah menunjukkan satu kekuatan sehinggga mereka itu terjepit di mana-mana

Hanya karena taktik yang licik dari pada mereka itu saudara-saudara dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini, maka kita ini tunduk utuk memberhentikan pertempuran, tetepi pada masa itu mereka telah memperkuat diri dan setelah kuat sekarang inilah keadaanya. .

Saudara-saudara kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia, ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkan lah tentara Inggris, ini jawaban kita, ini jawaban rakyat Surabaya, ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

 Hai tentara Inggris… Kau mengkehendaki bahwa kita ini akan membawa bendera mereah putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu. Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada. Tetapi inilah jawaban kita: “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga!”

Saudara–saudara rakyat Surabaya… Siaplah! keadaan genting! tetapi saya peringatkan sekali lagi jangan mulai menembak. Baru kalau kita ditembak maka kita akan ganti menyerang mereka itu. Kita tunjukan bahwa kita ini benar–benar orang yang ingin merdeka.

 Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap merdeka atau mati. Dan kita yakin saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita. Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahuakbar!

Allahuakbar!

Allahuakbar!

Merdeka

Merdeka atau Mati adalah pilihan untuk rakyat Indonesia. Apakah mereka akan terus menjadi bangsa yang hidup hanya bergantung pada bangsa penjajah atau melawan untuk memperjuangkan kemerdekaan, sekalipun jiwa menjadi taruhan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia memiliki kekuatan spiritual dalam melawan para penjajah, dan Bung Tomo telah membuktikan ketika beliau berpidato maka ada spiritual yang menjadi penggerak dan penyemangat rakyat Indonesia untuk merdeka. Kalimat itu adalah Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar!

RELATED ARTICLES
spot_img
Jumat, Juli 26, 2024
- Advertisment -spot_img

Populer Pekan ini

Jumat, Juli 26, 2024
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -
- Advertisment -

Banyak Dibaca

Berita Terbaru

- Advertisment -