HarianNusa.com, Mataram – Ada pemandangan menarik di salah satu sudut Taman Udayana Kota Mataram, tepatnya beberapa meter sebelah utara gedung Parlemen NTB. Di sana, terpasang sebuah baliho berukuran dua kali satu meter bertuliskan “Dr Marawi hilang atau dihilangkan?” Sabtu, (26/8).
Ada dua hal yang menjadikan baliho yang dilengkapi dengan lambang Nusa Tenggara Development Institute (NTDI) tersebut menarik. Yang pertama adalah kesalahan penulisan nama, yang seharusnya ditulis Dr Mawardi, yang ke-dua adalah penggunaan nama Marawi, yang tak lain adalah nama kota di Filiphina yang menjadi basis kekuatan ISIS di Asia Tenggara.
Meski tentu saja kesalahan penulisan nama tersebut tak sengaja dilakukan oleh percetakan, namun tetap saja, hal itu menimbulkan perasaan aneh bagi pengguna jalan yang membacanya, terutama bagi mereka yang mengetahui kasus hilangnya Mantan Direktur RSUP NTB tersebut. Dan salah satu opini yang mungkin saja muncul setelah pengguna jalan membaca baliho tersebut adalah, Dr Mawardi yang hilang tersebut, sebenarnya sedang melancong ke Kota Marawi?
Untuk diketahui, Dr Mawardi adalah Mantan Direktur RSUP NTB yang tercatat telah 17 bulan menghilang dari rumah dinasnya di Jalan Langko Kota Mataram.
Sebagai catatan, beberapa waktu lalu, tepatnya Jumat (25/8) aksi unjukrasa juga dilakukan oleh puluhan pemuda yang mengatasnamakan diri Komunitas untuk dr Mawardi. Demonstrasi tersebut digelar di Mapolda NTB.
Dalam tuntutannya, massa aksi meminta pihak kepolisian untuk segera menemukan keberadaan dr. Mawardi Hamry. Pasalnya, Mantan Direktur RSUP NTB tersebut telah 17 bulan menghilang dari rumah dinasnya di Jalan Langko Kota Mataram. Mawardi dilaporkan hilang pada 23 Maret 2016 lalu. (sta)