HarianNusa.com, Mataram – Poltracking Indonesia melakukan survei terhadap kandidat yang akan dipilih sebagai presiden. Nama Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi atau disapa TGB masuk dalam nominasi kandidat tersebut.
Meskipun masuk dalam kandidat pilihan dalam survei, namun persentase TGB berada pada urutan bawah. TGB berada pada urutan ke-20 dari 27 kandidat dalam simulasi elektabilitas 30 nama kandidat survei Poltracking Indonesia.
Nama TGB memperoleh persentase dukungan 0,2 persen di atas Yusril Ihza Mahendra dan Susi Pujiastuti. Bahkan TGB melampaui Setya Novanto yang berada pada persentase 0,1 persen.
Sementara pada survei tersebut, kandidat yang memperoleh persentase tertinggi adalah Jokowi dengan perolehan 47,9 persen, disusul kemudian Prabowo sebanyak 24,6 persen.
“Urutan ketiga yakni Gatot Nurmantyo dengan perolehan 2,2 persen, AHY 2,1 persen, Anies Baswedan 1,6 persen, Ahok 1,3 persen,” ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda melalui release yang diterima media ini, Minggu (26/11).
Populasi survei tersebut adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah pada saat wawancara, dan bukan anggota TNI/POLRI.
Pengambilan survei tersebut dilaksanakan pada 8 hingga 15 November 2017 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 2400 responden dengan margin of error +/- 2% pada tingkat kepercayaan 95%.
Sementara pada survei berikutnya yakni simulasi 5 kandidat presiden, urutan Jokowi berada pada posisi 51,8 persen, Prabowo 27,0 persen, AHY 3,6 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen dan Anies Baswedan 2,8 persen.
Hanta mengatakan, meskipun Jokowi melampau jauh Prabowo, namun Pilpres 2019 masih jauh, sehingga memungkinkan potensi meningkatnya elektabilitas kandidat masih besar.
“Dalam simulasi 5 nama kandidat Presiden, Joko Widodo (Jokowi) (51.8%) adalah kandidat dengan tingkat elektabilitas tertinggi. Selanjutnya, diikuti elektabilitas Prabowo Subianto (27.0%). Dua kandidat tertinggi ini memiliki gap elektabilitas (24.8%). Namun dengan pelaksanaan Pilpres masih lebih dari 1.5 tahun lagi, potensi meningkatkan elektabilitas masih besar,” terang Hanta Yuda.
Sedangkan pada simulasi 2 kandidat presiden, Jokowi berapa pada posisi 53,2 persen, sementara Prabowo berada pada 33,0 persen di atas koresponden yang menjawab tidak tahu/tidak jawab 13,8 persen. (sat)