Connect with us

Headline

Tujuh Penambang Emas di Sekotong Meninggal Dunia

Published

on

HarianNusa.com, Lombok Barat – Tujuh orang penambang emas yang diduga ilegal meninggal dunia di tambang emas yang berada di Gunung Suge Dusun Slondong Desa Buwun Nas Kecamatan Sekotong Lombok Barat. Kejadian terjadi pukul 11.00 Wita, Selasa 19.00 Wita.

Kronologis kejadian diduga saat kelompok penambang emas yang diperkirakan berjumlah 13 orang masuk dalam sebuah lubang tambang. Saat mereka berada di dalam tambang, tiba-tiba lubang lainnya yang terhubung dalam lubang tempat mereka berada tercium gas pembakaran. Diduga ada oknum yang membakar ban bekas dari lubang lainnya, sehingga kelompok penambang tersebut mengalami sesak napas.

“Korban dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Sekotong menggunakan mobil milik masyarakat setempat, korban diperkirakan mencapai 13 orang dengan rincian 7 orang meninggal dunia dan 6 orang selamat. Setelah dilakukan pemeriksaan sementara oleh pihak Puskesmas Sekotong, pihak keluarga korban mendesak pihak puskesmas dan pihak kepolisian agar korban segera dipulangkan untuk segera dimakamkan serta pihak keluarga korban menolak dilakukan otopsi,” ujar Kabid Humas Polda NTB AKBP Komang Suartana.

Dari hasil pemeriksaan sementara dari Puskesmas Sekotong bahwa meninggalnya korban diduga akibat keracunan gas yang mengakibatkan korban kekurangan oxigen.

“Adapun kronologis kejadian tersebut yakni seluruh korban merupakan satu kelompok penambang ilegal yang biasa melakukan proses penambangan di dalam lobang yang sudah tidak bertuan/telah ditinggalkan oleh pemiliknya, seluruh korban mulai melakukan proses penambangan masuk kedalam lobang pada hari Senin tanggal 18 Juni 2018 sekitar pukul 20.00 WITA, dalam proses penambangan dirasakan adanya bau asap (barang terbakar), karena dalamnya lobang mencapai sekitar 200 meter beberapa korban tidak bisa menyelamatkan diri dan meninggal akibat sesak nafas/kekurangan oxigen, diperkirakan asal asap dari lobang lain karena antara satu lobang dengan lobang lainnya tembus,” jelasnya.

Advertisement

Adapun identitas korban yakni, untuk korban selamat :

  1. Donk alamat dsn. Blongas DS Buwun mas kec sekotong lobar.
  2. Suhirman alamat slodong DS Buwun mas kec sekotong lobar.
  3. Rudini 28thn, alamat lekong jae DS. Serage kec. Praya barat daya kab. Loteng.
  4. Munter als gonjok 35thn, alamat dsn lekong jae DS. Serage kec. Praya barat daya kab. Loteng.
  5. Sukardi, 40 thn, alamat dsn. Sauh DS. Buwun mas kec sekotong kab. Lobar
  6. Basri, 30thn alamat dsn. Sauh DS. Buwun mas kec. Sekotong kab. Lobar

Korban meninggal dunia :

  1. Supar, 45 thn, alamat dsn banyumulek DS banyumulek kec Kediri kab lobar.
  2. Judin, 35 tahun, alamat Dsn. Blongas DS Buwun Mas Kec. Sekotong Kab. Lobar.
  3. Wildan, 30 thn, alamat dsn slodong DS Buwun Mas Kec. Sekotong kab lobar.
  4. Nuri, 35 thn, alamat dsn. Selodong DS Buwun Mas Kec. Sekotong kab. lobar.
  5. Sulaiman , 28 thn alamat Dsn. Sauh DS Buwun Mas Kec. sekotong kab lobar.
  6. Ramli, 28 thn alamat Dsn Sauh DS. Buwun Mas, Kec Sekotong Kab. lobar.
  7. Sahdan/Kentung, 40 thn alamat Dsn Lekong Jae DS Serage, Kec Sekotong kab. Lobar.

Hingga kini polisi masih menyelidiki siapa pihak yan bertanggung jawab atas kematian para korban. Namun informasi liar yang beredar di masyarakat, bahwa oknum yang membakar ban bekas diduga saingan tambang lainnya. (sat)

Continue Reading
Advertisement

Headline

Pemerintah Genjot Pembangunan 400 SPPG di NTB, Baru 25 Persen Terealisasi

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 400 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mendukung program pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar. Hingga saat ini, realisasi pembangunan baru mencapai 25 persen atau sekitar 54 unit.

“Untuk program makan bergizi, kita targetkan pembangunan SPPG di NTB sebanyak 400 unit. Saat ini baru terbangun sekitar 25 persen. Harapannya, target ini dapat tercapai sepenuhnya pada tahun 2025,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muazzim Akbar, usai melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dalam rangka kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Pemprov NTB, Rabu, (28/5).

SPPG merupakan dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dan tersebar di 26 provinsi. Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah SPPG terbanyak, yakni 57 titik. Konsep ini melibatkan koperasi, yayasan, hingga perusahaan swasta sebagai mitra penyedia makanan sehat.

Muazzim menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai instansi, termasuk Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dalam mempercepat pembangunan dan menjamin keamanan makanan yang disajikan.

“BPOM harus turun langsung ke lapangan. Jangan hanya menunggu laporan. Kita tidak ingin terjadi kasus keracunan makanan atau konsumsi bahan yang tidak layak, seperti buah berulat,” tegasnya.

Advertisement

Ia menambahkan, kehadiran SPPG yang merata di seluruh NTB akan menjadi kunci keberhasilan program makan bergizi nasional dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan generasi muda.

Dengan target 400 SPPG tersebut, Muazzim meminta seluruh pihak bahu-membahu agar misi besar pemenuhan gizi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan terealisasi nyata dan memberi dampak langsung bagi masyarakat NTB. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi IX DPR RI Dapil NTB dari Partai Amanat Nasional, H. Muazzim Akbar. (HarianNusa)

Advertisement
Continue Reading

Headline

Viral Video Pernikahan Anak, Anggota Komisi V DPRD NTB Jamhur Desak Sanksi Tegas untuk Pencegahan

Published

on

By

HarianNusa, Mataram  –  Viralnya video pernikahan di bawah umur di media sosial baru-baru ini mengundang perhatian publik, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H. Muhammad Jamhur, angkat bicara mengenai fenomena tersebut dan menegaskan pentingnya edukasi serta peran semua pihak dalam mencegah pernikahan dini.

Menurut HM Jamhur, fenomena Merarik Kodek atau pernikahan dini sebenarnya terjadi di banyak tempat, hanya saja tidak semuanya terekspos ke publik. “Permasalahan pernikahan di bawah umur ini terjadi di mana-mana. Ada yang terpublikasi, ada juga yang tidak. Di era digitalisasi seperti sekarang, semua peristiwa sangat mudah terekspos dan menjadi viral, bahkan tanpa disadari oleh pelaku atau keluarga,” ungkapnya, Senin, (26/5) kepada hariannusa.com.

Ia menilai, walaupun viralitas di media sosial terkadang membawa keberuntungan bagi pemilik akun, namun di balik itu terdapat persoalan serius yang harus segera ditangani. “Pernikahan dini berdampak besar terhadap masa depan pelaku, baik secara psikologis maupun kesehatan. Ini bisa menjadi salah satu penyebab tingginya angka kawin cerai, serta risiko saat kehamilan dan persalinan. Bahkan anak-anak dari pernikahan dini banyak yang rentan mengalami stunting,” jelasnya.

H. Jamhur mengajak semua elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi secara masif, mulai dari orang tua, keluarga terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga pemerintah. Ia menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menekan angka pernikahan dini di NTB.

Ia juga menyoroti keberadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan Perkawinan Dini yang sudah dimiliki oleh NTB. Namun, menurutnya, perda tersebut belum efektif karena tidak mengatur sanksi tegas bagi pelanggarnya. “Kita sudah punya perda, tapi kelemahannya tidak ada sanksi tegas. Ini harus menjadi perhatian agar regulasi benar-benar berdampak,” tandasnya.

Advertisement

Dengan pernyataan ini, H. Jamhur berharap adanya perhatian serius dan langkah konkret dari semua pihak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif pernikahan di usia dini.

Seperti diketahui baru-baru ini jagad media sosial dihebohkan dengan video nyongkolan pernikahan anak dibawah umur dimana pengantin perempuan masih duduk dibangku SMP sedangkan pengantin pria baru kelas 1 SMK. Pasangan tersebut diketahui berasal dari Lombok Tengah. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi V DPRD NTB, HM. Jamhur. (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Ekonomi

Dorong Produktivitas Pertanian, Gubernur NTB Serahkan Combine Harvester ke Kabupaten Sumbawa

Published

on

By

HarianNusa, Sumbawa – Komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memperkuat ketahanan pangan kembali dibuktikan. Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, secara resmi menyerahkan dua unit combine harvester kepada Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, pada Senin (26/5). Bantuan alat panen modern ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah lumbung pangan NTB.

“Yang lain semua dapat, tetapi yang kita utamakan daerah-daerah yang jadi lumbung pangan,” tegas Gubernur Iqbal, menekankan pentingnya optimalisasi alat modern untuk mendukung kabupaten-kabupaten penghasil pangan utama, termasuk Sumbawa dan Lombok Tengah.

Gubernur juga berharap agar bantuan ini dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pemanfaatan yang maksimal. Ia menekankan bahwa dengan skema pinjam atau sewa, alat ini bisa digunakan bergilir oleh para petani tanpa risiko diperjualbelikan.

“Barang itu juga akan tetap terpelihara sehingga dalam jangka waktu sekian tahun, semua kebutuhan petani untuk combine harvester sudah terpenuhi,” ujar Gubernur.

Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, mengapresiasi langkah cepat dan strategis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, bantuan ini sangat sejalan dengan visi daerah dalam mengembangkan sektor agromaritim berbasis potensi lokal.

Advertisement

“Ini adalah bentuk nyata sinergi pusat-daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dan kami siap mengelola serta memanfaatkan alat ini sebaik mungkin,” kata Bupati Jarot.

Penyerahan combine harvester ini menjadi langkah konkret dalam transformasi sektor pertanian NTB menuju pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. (F3)

Ket. Foto:

Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, berpose bersama pada kegiatan serah terima dua unit combine harvester, Senin (26/5). (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!