MUI NTB : Jangan Kaitkan Gempa Lombok dengan Dewi Anjani

0
1796
Ketua MUI NTB, Prof. Saiful Muslim. (sat/hariannusa.com)

HarianNusa.com, Mataram – Gempa yang terjadi di Lombok – Nusa Tenggara Barat membuat banyak masyarakat berspekulasi terkait apa penyebabnya. Bahkan, banyak orang mulai menduga dengan kaca mata mistis. Menurut sebagian orang gempa yang terus menerus terjadi di Lombok lantaran kemarahan sosok yang menjadi legenda di Gunung Rinjani, yakni Dewi Anjani.

Bahkan, banyak netizen yang sebagian besar dari Lombok melalui status Facebook mendesak pemerintah daerah menutup wisata Gunung Rinjani, lantaran diduga tempat tersebut digunakan menjadi tempat maksiat.

Menanggapi hal tersebut, Ketua MUI NTB, Prof. Saiful Muslim meminta masyarakat untuk tidak mengkait-kaitkan bencana dengan hal mistis.

“Tidak usaha percaya, gempa itu tidak ada yang bisa mengira kapan, berapa skalanya enggak ada yang bisa menduga memperkirakan. Mari kita terima itu sebagai sebuah musibah karena Tuhan tidak akan memberikan musibah yang besar dari kemampuan umatnya,” ujarnya, Jumat, 31 Agustus 2018.

Selain itu, fenomena lain pasca gempa muncul jejak telapak tangan di atas tembok rumah warga. Warga semakin panik lantaran jejak telapak tangan mulai bermunculan dari satu rumah warga ke rumah warga lainnya.

Fenomena tersebut lantas membuat warga mengira jejak telapak tangan tersebut berkaitan dengan hal mistis. Lagi-lagi Ketua MUI NTB membantahnya.

“Kita dikatakan mampu maka kita diberikan musibah. Tidak usah ada kait-kaitkan itu semua urusan Tuhan. Kita hanya menerima dan berdoa mudah-mudahan gempa segera berakhir. Kita pasrah saja tidak usaha berandai-andai,” pungkasnya.

Misteri jejak telapak tangan sebenarnya telah diselediki oleh TNI dan Polri. Danrem 162/WB, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan cap tangan tersebut merupakan ulah oknum-oknum yang diduga akan menjarah barang milik warga. Jejak tangan tersebut menurutnya, sengaja ditinggalkan agar masyarakat meninggalkan rumahnya.

“Cap tangan itu indikasinya sudah kami teliti dengan teman-teman Polda, bahwa itu adalah rekayasa masyarakat. Dari kelompok-kelompok yang sengaja membuat resah, dengan harapan masyarakat meninggalkan rumah masing-masing. Begitu masyarakat meninggalkan rumah, mereka akan masuk untuk menjarah rumah tersebut,” ujarnya belum lama ini.

Pihak Kepolisian dan TNI saat ini tengah mengusut pemilik jejak telapak tangan berdasarkan hasil pengamatan sidik jari nantinya. (sat)