HarianNusa.com – Kejadian bencana gempa bumi yang melanda Provinsi NTB pada bulan Agustus lalu menyebabkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) di Kabupaten Lombok Utara tidak dapat dilaksanakan.
Kepala Badan Pusat Statistik ((BPS) Provinsi NTB, Suntono mengatakan keadaan angkatan kerja pada Agustus 2018 dirilis tanpa didukung data dari Kabupaten Lombok Utara.
“Sehingga data atau ulusan indikator yang ditampilkan belum mencakup data Kabupatan Lombok Barat,” ungkap Suntono saat menyampaikan siaran pers BPS Provinsi NTB, di kantornya, Senin (05/11/2018).
Suntono menerangkan, angkatan kerja pada Agustus 2017 sebanyak 2.396.169 orang. Jumlah angkatan kerja di NTB pada Agustus 2018 sebanyak 2.237.381 orang. Menurun 158.788 orang. Data ini belum termasuk pekerja di Kabupaten Lombok Utara. Sementara itu, jumlah pengangguran sebanyak 83, 26 (ribu) orang dan meningkat 3, 81 (ribu) orang dibanding tahun lalu.
“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2018 sebesar 3,72 persen atau sekitar 83, 26 ribu orang. Data ini belum termasuk pencari kerja di Kabupaten Lombok Utara,” terangnya.
Lebih lanjut ia menyatakan, pada Agustus 2018, sebesar 71,78 persen penduduk bekerja pada kegiatan informal, dan persentase pekerja informal turun 1,84 poin dibanding Agustus 2017.
Dari data BPS, selama setahun terakhir, 3 (tiga) lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar untuk persentase penduduk yang bekerja yakni lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor meningkat 1,98 persen, lapangan usaha industri pengolahan meningkat 0,34 persen, dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian meningkat 0,29 persen .
Pada Agustus 2018, terdapat 1.286.539 (59,73 persen) penduduk pekerja penuh, sedangkan pekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam seminggu) terdapat 867.585 orang (40,27 persen)
“Dari 40,27 persen pekerja tidak penuh, 16,95 persen diantaranya setengah penganggur dan 23,32 persen pekerja paruh waktu,” ungkapnya. (f3)