Elit Politik Jangan Mengambil Untung dari Situasi Intoleran

- Advertisement -

HarianNusa.com – Jelang Pilpres 2019, antisipasi terhadap eskalasi politik kebencian diminimalisir semua pihak. Tidak hanya KPU, Bawaslu dan Kepolisian, namun semua pihak wajib mencegah upaya perpecahan tersebut.

Sedikitnya hal itu yang menjadi pesan dalam diskusi publik bertema “Tantangan Keberagamaan di Tahun Politik” yang digelar di Universitas Nahdlatul Ulama, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 29 November 2018.

- Advertisement -

Direktur Eksekutif Human Rights Working Group (HRWG), Muhamad Hafiz, memandang isu agama sangat kuat digunakan kelompok intoleran di tahun politik ini. Bahkan, dia mengatakan elit politik juga terlibat mengambil keuntungan terhadap munculnya sentimen SARA.

“Isu agama sangat kuat digunakan kelompok intoleran, bahkan oleh kelompok politik yang mengambil keuntungan dari situasi yang ada,” ujarnya.

Politisasi agama menurutnya tidak berangkat dari rasa kebencian atau intoleransi, melainkan digerakkan secara sistematis oleh kelompok elit politik tertentu.

- Advertisement -

“Bisa jadi politisasi agama tidak berangkat dari rasa kebencian atau rasa intoleran yang ada di masyarakat, tapi justru dimunculkan oleh kelompok elit politik tertentu dengan memanfaatkan situasi yang ada,” ungkapnya.

“Bisa jadi masyarakat toleran, tapi karena dorongan untuk melakukan sesuatu propaganda politik terhadap lawan politiknya sehingga kelompok minoritas atau kelompok rentan menjadi sasaran,” sambungnya.

- Advertisement -

Dia berharap aparat negara harus tegas terhadap elit politik yang memanfaatkan situasi dengan memunculkan sentimen intoleran.

Dia juga meminta kelompok keagamaan untuk menjadi pionir terciptanya politik tanpa intoleransi di Indonesia.

“Kelompok keagamaan yang punya otoritas di masyarakat menjadi pioner mendorong toleransi. Karena jika kelompok keagamaan tidak melakukan itu maka akan dianggap tindakan berbau kebencian adalah hal yang benar,” terangnya.

Rektor Universitas NU NTB, Baiq Mulianah, menilai dengan meningkatnya intoleransi jelang Pilpres, berpotensi akan membangkitkan sel-sel terorisme di Indonesia.

“Sekarang sangat berpengaruh,  rentan masyarakatnya. Karena setiap kita memiliki potensi untuk itu (radikal),” ungkapnya.

Potensi radikalisme menurutnya dapat terjadi karena minimnya individu yang mau menerima perbedaan dalam pribadinya.

“Kita kesulitan membuat ruang berbeda di pikiran kita bahwa ada orang yang berbeda dengan kita,” ucapnya.

Menurutnya, intoleransi saat ini dalam bingkai keberagamaan bukan dalam bingkai keberagamaan. Untuk mencegah itu, sudah waktunya semua pihak bergandengan tangan menolak segala bentuk politisasi agama.

Sementara, Saat ini Komnas HAM dan sejumlah elemen menggodok mekanisme agar pemilu tidak menggunakan syi’ar kebencian. Karena hal tersebut juga menjadi bagian dari tanggung jawab Komnas HAM.

“Kita juga meminta masyarakat agar pada pemilu tidak menggunakan isu yang berbau kebencian,” ucap Komisioner Komnas HAM, M. Choirul Anam. (sat)

- Advertisement -
Sabtu, Juli 12, 2025

Trending Pekan ini

Dituding Memeras, Wakil Ketua DPRD Lobar Abubakar Abdullah Gugat Balik: Saya Difitnah, Ini Murni Sengketa Bisnis

HarianNusa, Lombok Barat – Wakil Ketua DPRD Lombok Barat,...

Amanda Brownies Hadir di Mataram dengan Citarasa Legendaris, Usung Konsep Baru bersama UMKM Lokal

HarianNusa, Mataram - Pecinta brownies, siap-siap dimanjakan! Amanda Brownies resmi...

Bincang Kamisan Edisi 9: Banjir Jadi Pelajaran, Pemprov NTB Ajak Warga Peduli Lingkungan 

HarianNusa, Mataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)...

Gubernur NTB Dorong Mandalika Internasional Festival Hadirkan Gagasan Baru dan Tidak Pernah Dilakukan  Daerah Lain

HarianNusa, Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Muhamad...

Kapolda dan Gubernur NTB Resmi Luncurkan Ijin Pertambangan Rakyat

HarianNusa, Mataram -  Sebuah langkah bersejarah diambil Provinsi Nusa...
Sabtu, Juli 12, 2025

Berita Terbaru

Kapolda dan Gubernur NTB Resmi Luncurkan Ijin Pertambangan Rakyat

HarianNusa, Mataram -  Sebuah langkah bersejarah diambil Provinsi Nusa...

Dituding Memeras, Wakil Ketua DPRD Lobar Abubakar Abdullah Gugat Balik: Saya Difitnah, Ini Murni Sengketa Bisnis

HarianNusa, Lombok Barat – Wakil Ketua DPRD Lombok Barat,...

Pemilihan Ketua PWI NTB Makin Dekat,  Wajah Lama dan Pendatang Baru Siap Bertarung

HarianNusa, Mataram - Pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)...

ASN Bersih-bersih Setiap Jumat, Bupati LAZ : Salah Satu Bentuk Kerja Nyata Menjaga Kebersihan

HarianNusa, Lombok Barat - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menggelar...

DPRD NTB Gelar Aksi Gotong Royong Pasca Banjir, Baiq Isvie: Jangan Lagi Buang Sampah dan Kotoran di Sungai

HarianNusa, Mataram — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi...

Bincang Kamisan Edisi 9: Banjir Jadi Pelajaran, Pemprov NTB Ajak Warga Peduli Lingkungan 

HarianNusa, Mataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)...
Sabtu, Juli 12, 2025
spot_img

Berita Lainnya

Rubrik Populer

error: Content is protected !!