Connect with us

Rilis Pers

Sandiaga Uno Berlari Di Sanur, Berenang dan Cicipi Kuliner Warung Made Weti

Published

on

HarianNusa.com, Sanur — Sandiaga Salahuddin Uno memulai aktifitas hari keduanya di Bali dengan berlari. Menyusuri jogging track Pantai Sanur, calon wakil presiden nomor urut 02 ini berlari lebih dari lima kilometer. Menikmati matahari pagi dan aktifitas ekonomi di sekitar pantai, Minggu (24/2/2019).

Sandi juga menyempatkan diri sarapan ke warung legendaris Nasi Bali Made Weti depan Pantai Sanur. Baru di buka, puluhan orang sudah mengular, antri demi mendapatkan sepiring nasi yang dicampur dengan suwir daging ayam, telur, kulit ayam kering.

“Ini enak bener. Rasanya maknyus. Kagum saya, pembelinya nggak berhenti mengalir. Dan pada sabar menunggu. Ini bukti UMKM yang dikelola dengan baik, bisa menghidupi dan menjadi ikon pariwisata di daerahnya. Belum lagi ekonomi juga tumbuh di sekitarnya. Lihat saja motor yang terparlir sampe jauh. Ini menghidupi dan menyerap lapangan kerja ” jelas Sandi sambil membasuh .peluh di wajahnya.

Sandi mengaku sudah berulang kali lari di Sanur. Namun rasa takjubnya terhadap keindah alam Bali tak kunjung hilang. “Setiap berlari di sini selalu ada sensasi baru. Ya sinar mataharinya, alamnya, manusianya. Hidup sehat dan berfikiran positif itu yang harus kita lakukan setiap hari, membuang pikiran dan negatif dan selalu berbaik sangka,” papar Sandi.

Usai berlari Sandi juga menyempatkan diri berenang di hotel tempatnya menghinap. Usai berenang Sandi meneruskan lagi lari satu putaran di joging track hotel.

Advertisement

Calon wakil presiden nomor urut 02 ini, akan melanjutkan menyerap aspirasi di Bali denganbersikaturahmi dengan nelayan dan warga Tanjung Benoa, pelatihan OK OCE serta melanjutkan perjalanannya ke Makasar.

Continue Reading
Advertisement

Nasional

Ketum Firdaus dan Pengurus SMSI Pusat Audiensi dengan Mendikdasmen Abdul Mu’ti

Published

on

By

HarianNusa, Jakarta – Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat yang dipimpin langsung Ketua umumnya Firdaus, menggelar audensi bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia, Prof Dr H. Abdul Mu’ti MA, pada Senin sore, (26/5/2025), di Ruang Kerja Mendikdasmen, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan-Jakarta Pusat. 

Pertemuan penuh keakraban tersebut, selain bersilaturahmi, juga membahas program sinergitas dan kolaborasi antara SMSI dengan Kemendikdasmen dalam mengedukasi dan mensosialisasikan pers yang berkualitas dan professional. Salah satunya untuk kalangan pendidikan di Indonesia.

Abdul Mu’ti sendiri adalah bagian dari SMSI Pusat, yakni Ketua Dewan Penasehat. Sehingga pertemuan yang cukup singkat itu, layaknya pertemuan internal organisasi. Rombongan SMSI Pusat tersebut dipimpin langsung Ketua Umumnya, Firdaus dengan didampingi Sekretaris Jenderal, Makali Kumar SH, Wakil Ketua Dewan Pembina KH M Mashum Hidayatullah MSi, Wakil Ketua Dewan Penasehat Bunyan Saptomo, Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan dan Pelatihan H. Moh Nasir, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Tehnologi Digital dan Uaha Media Siber Ilona Juwita, dan Wakil Ketua Umum Bidang Luar Negeri Dr Retno Intani.

Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus, menyampaikan tujuan audiensi ini adalah untuk mempererat silaturahmi, melaporkan kepada Ketua Dewan Penasehat SMSI Pusat, dan sekaligus membangun sinergitas dan kolaborasi, serta kemitraan dalam mensukseskan kemajuan pers dan dunia pendidikan di Indonesia.

“Pak Abdul Mu’ti selaku Mendikdasmen yang juga Ketua Dewan Penasehat SMSI, kami datang berkunjung untuk bersilaturahmi sekaligus menyampaikan kegiatan yang sudah dilakukan baru-baru ini. Salah satunya, SMSI Pusat telah sukses melaksanakan kegiatan Malam Apresiasi dan Dialog Kebangsaan,” ujar Ketum Firdaus, saat membuka audensi tersebut.

Advertisement

Dijelaskan Firdaus, pada kegiatan Malam Apresiasi dan Dialog Kebangsaan yang dilaksanakan SMSI Pusat di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2025 itu, berisi penyerahan penghargaan bergengsi Anugerah Sahabat Pers Indonesia kepada sejumlah kepala daerah, baik Bupati dan Gubernur, serta tokoh masyarakat. Atas dedikasinya dalam memajukan pers dan pembangunan. 

Kemudian, dalam Dialog Kebangsaan sendiri, agenda utamanya adalah membahas dukungan kuat masyarakat dari berbagai pelosok Indonesia terhadap tokoh masyarakat yang diusulkan SMSI menjadi calon Pahlawan Nasional, yakni RM Margono Djojohadikusumo. Hal itu tak lepas dari kiprah semasa hidupnya, RM Margono Djojohadikusumo (Kakek Presiden Prabowo Subianto),  yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pendirian Bank Negara Indonesia (BNI).

“Selanjutnya, SMSI kedepan, ingin menjalin kerjasama dengan Kemendikdasmen dalam mengedukasi masyarakat Indonesia, termasuk di kalangan pendidikan tentang kode etik jurnalistik. Untuk menunjang terwujudnya pers yang berkualitas dan professional di Indonesia,” jelas Firdaus yang mengenakan baju batik berwarna coklat tersebut.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti dalam kesempatan itu, tampak antusias menyambut kedatangan rombongan SMSI Pusat. Dia didampingi sejumlah pejabat Kemendikdasmen, diantaranya Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Anang Ristanto SE MA.

Abdul Mu’ti yang sekarang masih sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027 itu, menyampaikan respon positifnya atas kegiatan yang telah dilaksanakan oleh SMSI, diantaranya dalam pengusulan calon Pahlawan Nasional RM Margono Djojohadikusumo.  Untuk terus menumbuh kembangkan semangat perjuangan dan pembangunan perekonomian bangsa.

Advertisement

“Kami juga setuju adanya sinergitas antara SMSI dengan Kemendikdasmen dalam mensosialisasikan kode etik jurnalistik kepada pendidik dan siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman tentang etika profesi jurnalistik dan mencegah pelanggaran,” ujarnya.

Abdul Mu’ti juga menyampaikan,  pemahaman kode etik membantu jurnalis menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab, serta menjaga kredibilitas media. Selain itu, sosialisasi juga penting untuk membentuk generasi yang sadar akan nilai-nilai jurnalistik yang baik. (HN/***)

Ket. Foto:

Ketum SMSI Firdaus dan Pengurus SMSI Pusat saat bersilaturahmi dengan Kemendikdasmen Abdul Mu’ti. (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Nasional

Wakaf Hutan Jadi Upaya Kolaborasi StrategisLintas Sektor untuk Aksi Pelestarian Bumi

Published

on

By

Jakarta (22 April 2025) – Potensi umat dan institusi keagamaan untuk pelestarian lingkungan berkelanjutan terus dioptimalkan pemerintah melalui salah satu Asta Program Prioritas Kementerian Agama mengenai ekoteologi. Salah satunya melalui skema Wakaf Hutan yang diinisiasi Kementerian Agama bersama BWI (Badan Wakaf Indonesia) dan MOSAIC (Muslims for Shared Action on Climate Impact).

“Tujuan wakaf itu untuk mempertahankan. Wakaf Hutan mewariskan simbol kehidupan karena tanpa ada hutan artinya tanpa kehidupan. Jika kita mau mempertahankan bumi ya seharusnya berwakaf,” jelas Menteri Agama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A dalam acara Ekoteologi dalam Aksi: Gerakan Green Waqf untuk Pelestarian Hutan Berkelanjutan di Jakarta pada Selasa (22/4) malam.

Menurut Menteri Agama, pepohonan tidak pernah tidak bermanfaat. “Wakaf Hutan akan
menyediakan oksigen yang diperlukan makhluk hidup. Di surat Al-Qashash ayat 30 disebutkan tempat yang diberkahi adalah tempat yang ada pohon. Pohon ini mengundang hujan. Setiap tetes hujan sesungguhnya diiringi oleh malaikat,” terangnya. Apalagi, lanjut Menteri Agama, konsep wakaf secara umum penting untuk dikembangkan karena ndonesia selalu berada di urutan pertama negara paling dermawan menurut World Giving Index sejak 2021.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.A menyatakan hutan wakaf bukan sekadar ruang hijau namun juga manifestasi dari program prioritas ekoteologi yang memadukan ibadah, tanggung jawab sosial, dan kepedulian ekologis.

“Wakaf melalui hutan wakaf bukan hanya investasi akhirat namun juga solusi dunia yang
menjembatani langit dan bumi. Pihaknya mengapresiasi komitmen semua pihak yang
memperhatikan fungsi penting hutan dalam peran kehidupan umat beragama.

Advertisement

“Kita perlu menggaungkan kembali semangat Islam sebagai agama yang tidak hanya mengajarkan shalat dan zakat, tetapi juga menjaga pohon, melindungi air, dan menghormati kehidupan.”

Sejak awal Maret 2025, Kementerian Agama, BWI, dan MOSAIC telah melakukan Roadshow Wakaf Hutan di empat kota yang ditetapkan sebagai Kota Wakaf, yaitu Wajo, Gunungkidul, Tasikmalaya, dan Padang serta menyelenggarakan diskusi kelompok terfokus (FGD) dengan para nazhir hutan wakaf untuk mengembangkan ekosistem dan roadmap hutan wakaf nasional.

Selanjutnya para nazhir hutan wakaf dari Aceh, Bogor, Mojokerto, Gunung Sindur, Tasikmalaya, Wajo, Gunungkidul dan Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah menuangkan hasil FGD tersebut ke dalam sebuah komitmen bersama untuk menaikkan skalabilitas hutan wakaf di Indonesia, yang ditandatangani bersama dan disaksikan oleh Menteri Agama. Salah satu keluaran dari penandatanganan komitmen tersebut adalah terciptanya wadah bersama bentuknya Forum Hutan Wakaf Indonesia.

Untuk memudahkan masyarakat menyalurkan dananya, penggalangan Wakaf Hutan telah
tersedia di aplikasi Satu Wakaf Indonesia yang mengintegrasikan skema wakaf berbagai
badan/lembaga pengelola wakaf di Indonesia. “Semakin banyak partisipasi untuk tujuan yang luhur akan makin baik,” ungkap Menteri Agama.

Ketua Badan Wakaf Indonesia, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A menjelaskan
pertumbuhan tahunan aset wakaf di Indonesia mencapai enam persen, dengan empat persen di antaranya dialokasikan untuk wakaf produktif. Dari angka tersebut potensi wakaf uang di Indonesia diperkirakan mencapai USD 12 miliar per tahun, dengan realisasi hingga Maret 2024 mencapai USD 180 juta. “Ini menjadi modal sosial yang kuat karena masyarakat kita dikenal dermawan,” ujar Kamaruddin.

Advertisement

Menurutnya saat ini penting untuk mentransformasi modal sosial tadi menjadi aksi nyata.
“Pemahaman masyarakat tentang wakaf perlu diterjemahkan dalam bentuk aksi yang bisa
mengajak agar masyarakat berwakaf,” ujarnya. Salah satunya dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Agama, BWI, MOSAIC, dan komitmen dari para pengelola hutan wakaf.

Nota kesepahaman tersebut menyatakan kesiapan masing-masing lembaga untuk mendukung pengembangan hutan wakaf dan wakaf hutan di Indonesia. Dikarenakan ambisi pengembangan hutan wakaf membutuhkan daya dukung yang lebih besar dari multipihak termasuk pemerintah, BUMN/swasta, lembaga swadaya masyarakat dan dari akademisi.

Ketua MOSAIC, Nur Hasan Murtiaji mengungkapkan sejak tahun 2022 MOSAIC telah
berkomitmen mendukung program ekoteologi yang diinisiasi di Kongres Umat Islam untuk
Indonesia Lestari serta peningkatan kesadaran, pemberdayaan masyarakat, serta aktivitas riset Wakaf Hutan yang dimulai sejak 2023.
“Wakaf Hutan adalah bukti wakaf untuk pembangunan lingkungan dapat bertumbuh melalui dukungan bersama,” jelasnya. Hasan menyatakan, Wakaf Hutan bukan sekedar konsep namun sinergi nilai Islam dan gerakan lingkungan sebagai langkah nyata menjaga bumi. “Inisiatif ini perlu kolaborasi multipihak dan multidisiplin untuk bersama menjaga bumi, menguatkan masyarakat, dan mendekatkan diri kepada Tuhan,” tutupnya.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Agama membeli sebuah karya seni bertajuk ‘Julang
Sulawesi dan Karpet Merah untuk Nilam’ karya Aad Mandar dari Sulawesi Barat. Karya ini
adalah bagian dari kampanye ‘Canvas Masa Depan’ yang mengundang seniman Indonesia
untuk berkarya dengan tema biodiversitas dan hutan guna mendukung penggalangan dana
Wakaf Hutan. “Saya mencintai karya seni sebagai karya luhur. Orang yang suka menikmati seni bagian daripada Tazkiyatun Nafs atau penyucian, pembersihan batin, pelembutan jiwa yang kasar,” jelas Nasaruddin Umar.

Advertisement
Continue Reading

Nasional

Goethe-Institut dan SAVVY Contemporary Buka Pendaftaran Residensi REFLEKT 2025 untuk Praktisi Seni Asia Tenggara

Published

on

By

HarianNusa.com, Jakarta – Goethe-Institut Asia Tenggara bekerja sama dengan ruang seni kontemporer SAVVY Contemporary di Berlin kembali membuka kesempatan bagi seniman, kurator, dan praktisi seni dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Timor-Leste untuk mengikuti program residensi internasional REFLEKT edisi ketiga. Program residensi ini akan berlangsung selama tiga bulan, mulai September hingga November 2025 di Berlin, Jerman. Batas akhir pengiriman aplikasi adalah 31 Mei 2025.

Residensi REFLEKT merupakan inisiatif Goethe-Institut yang bertujuan membina kolaborasi artistik lintas negara, refleksi kritis, dan pembelajaran kreatif yang berkelanjutan. Melalui berbagai lokakarya, diskusi, dan pertukaran lintas disiplin, para peserta diajak untuk memperdalam praktik artistik mereka sekaligus memperluas pemahaman terhadap lanskap seni global.

“Residensi ini pelan-pelan tumbuh menjadi sebuah rangkaian berseri—dan itu bukan tanpa alasan. Program ini punya arah yang jelas, diseleksi dengan cermat, dan dikuratori dengan sepenuh hati. Semua itu tak lepas dari respons hangat dan menggugah dari para peserta residensi, kolaborator, dan audiens di dua edisi sebelumnya,” ujar Dr. Ingo Schöningh, Kepala Program Budaya Regional Goethe-Institut Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru. “Di edisi ketiganya, REFLEKT kembali menunjukkan komitmen kami untuk terus membuka ruang-ruang pertemuan budaya dan pertukaran reflektif lintas dunia.”

Program ini terbuka bagi praktisi seni yang memiliki pengalaman signifikan dalam ekosistem seni serta pengetahuan praktis di bidang manajemen proyek, edukasi, pemberdayaan komunitas, keramahtamahan, komunikasi, maupun pelibatan publik.

Pada tahun ini, REFLEKT akan secara khusus menyoroti tema-tema seperti afinitas budaya dan sejarah seni antara Afrika dan Pasifik, peran seniman dalam pengelolaan kebudayaan, pendekatan kuratorial yang inovatif dan kritis, keterhubungan antara pembangunan sosial dan inisiatif berbasis seniman, aksesibilitas dalam situasi krisis, serta strategi estetika dalam mobilisasi lintas sektor.

Selama masa residensi, SAVVY Contemporary akan menjalankan proyek-proyek pameran yang mengeksplorasi budaya remitansi dan komunitas diaspora, sekaligus merespons gema sejarah Konferensi Berlin 140 tahun silam yang membagi-bagi benua Afrika. Para peserta residensi diundang untuk mengembangkan riset mereka dan berkontribusi terhadap tema ini dengan mengaitkannya pada peristiwa-peristiwa sejarah penting lainnya.

Goethe-Institut akan menanggung biaya tiket pesawat pulang-pergi kelas ekonomi ke Jerman, biaya visa dan wawancara visa, asuransi perjalanan, serta akomodasi selama residensi. Setiap peserta juga akan menerima tunjangan sebesar €3.000 dan tambahan subsidi riset atau produksi sebesar €600.

Informasi lengkap mengenai program residensi REFLEKT 2025, persyaratan, serta tata cara pendaftaran dapat diakses melalui tautan berikut: bit.ly/opencallREFLEKT2025.

Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!