HarianNusa.Com – Melalui Aplikasi NTB Care, sejumlah warga masyarakat dari berbagai pelosok di Nusa Tenggara Barat selama dua pekan terakhir (1-13 Juli 2019) mengeluhkan dan mengadukan berbagai persoalan mulai dari Pembangunan Rumah Tahan Gempa (RTG) oleh pelaksana dan fasilitator, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), pelayanan kesehatan BPJS dan RS, pelayanan kependudukan,kelangkaan LPG 3 kg di sejumlah tempat, jalan rusak hingga kerusakan jaringan PDAM.
Dalam dua pekan di awal bulan Juli ini, admin NTB Care di Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB telah menerima dan menidaklanjuti 28 pengaduan Warga.
Plt. Kepala Dinas Kominfotik NTB, IGP Aryadi, S.Sos.MH mengungkapkan pihaknya terus mengikuti perkembangan penanganan pengaduan itu. Dari KLU dan Lombok Barat, 4 orang warga mengeluhkan kualitas pembangunan RTG, material/bahan bangunan tidak sesuai dengan spesifikasi dan anggaran yang diberikan pemerintah. Karenanya, warga meminta agar dilakukan pengawasan yang lebih ketat oleh instansi yang terkait.
“Hal itu telah menjadi atensi jajaran BPBD,” ungkapnya dalam siaran persnya, Sabtu, (13/7/19).
Kemudian, lanjutnya, ada 6 keluhan mengenai penerimaan peserta didik baru (PPDB) pola zonasi. Padahal pelaksanaan PPDB tersebut, telah dilakukan seobyektif mungkin dan transparan. Namun demikian, ujarnya, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wagub NTB, Dr.Hj. Siti Rohmi Djalilah tetap mengapresiasi dan mengatensi keluhan tersebut.
“Dari 6 aduan tersebut, 2 ditolak karena tidak mencatumkan lokasi atau alamat dugaan pelanggaran PPDB itu terjadi dan pelapor juga tanpa identitas,” terang Aryadi.
Dari Bima dan Dompu, juga terdapat 3 pengaduan yang mengeluhkan sejumlah jalan rusak, sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan tunggal. Dari Karijawa Dompu, kata Aryadi warga melaporkan PDAM setempat yang sudah setahun lebih macet, sehingga mereka memohon bantuan pada pihak terkait untuk dibuatkan sumur bor.
Sedangkan dari Mataram, Aryadi mengatakan ada 3 laporan tentang sampah, namun sudah ditangani oleh pemkot. Dan 2 laporan dari Lombok Barat terkait pipa PDAM yang bocor, juga sudah ditangani. Sedangkan di bidang kependudukan terdapat 2 keluhan terkait pelayanan, yakni Disdukcapil Kabupaten Lombok Tengah dan Lobar. Juga 2 pengaduan terkait kelangkaan LPG 3 Kg.
“Namun setelah dilakukan klarifikasi dan pemantauan lapangan oleh Dinas Perdagangan NTB bersama Dinas Perdagangan Kabupaten/kota setempat, tidak ditemukan adanya kelangkaan,” terangnya.
Dijelaskannya, pada layanan kesehatan, ada 3 Warga mengeluhkan layanan BPJS dan rujukan ke RS. Diantaranya seorang warga Batulayar Lombok Barat mempertanyakan rujukan BPJS yang tidak bisa langsung digunakannya ke RSU Kota Mataram yang lebih dekat, tetapi harus ke RS Kabupaten Lobar di Gerung. Juga 2 warga mengeluhkan layanan BPJS di RSI yang harus antre daftar di pagi hari, namun pelayanan medis baru dilaksanakan sore dan malam hari. Sehingga membuat warga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk transpor pulang pergi.
Dari Sumbawa, mantan Irbansus Inspektorat NTB itu menuturkan, terdapat satu kegiatan kreative yang dilakukan oleh Karang Taruna Wisma Nuri Brang Bara, yang cukup menginspirasi. Mereka bergotong royong melakukan pembersihan pada areal jembatan dan memberikan cat warna warni sehingga tampak sangat indah dan asri.
“Sebagian besar dari pengaduan warga tersebut, sudah direspon oleh instansi terkait. Hanya saja untuk permohonan bantuan sumur bor dari masyarakat Karijawa Dompu masih kami koordinasikan,” pungkas Aryadi. (f3)
Ket. Foto:
Potret pengaduan warga melalui Aplikasi NTB Care. (Istimewa)