Connect with us

Headline

UNRAM dan UIN Mataram Tanda Tangani MoU Kerja Sama Pendidikan dengan Beijing Wuzi University

Published

on

HarianNusa.Com – Universitas Mataram (Unram) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram bersepakat melakukan kerja sama bidang pendidikan melalui nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) dengan Beijing Wuzi University (BWU) di Kampus Ekonomi BWU, Senin (28/10/19) siang waktu setempat.

Dalam siaran Pers Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTB, penandatangan MoU itu dilakukan oleh Rektor Unram Prof. Lalu Husni dan Rektor UIN Mataram Prof. Mutawali Abdul Haqqi dengan Rektor BWU Prof. Wenju Wang, disaksikan oleh Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah dan delegasi dari dua pihak.

Kerja sama pendidikan yang disepakati mencakup pengiriman mahasiswa dari dua Universitas NTB tersebut di BWU dengan skema beasiswa pendidikan, pertukaran pelajar dan dosen, kolaborasi dalam bidang penelitian dan seminar ilmiah bersama hingga pengembangan atau promosi bersama dalam bidang lainnya seperti seni budaya maupun pariwisata.

“Hari ini menjadi momen yang paling penting, menyenangkan dan membanggakan dalam lawatan kerja kami dari Nusa Tenggara Barat, bahwa dua universitas negeri di NTB, yaitu Unram dan UIN Mataram telah bersepakat menandatangani nota kesepahaman dengan Beijing Wuzi University. Saat ini sudah ada 3 mahasiswi asal NTB yang berkuliah di BWU melalui program beasiswa NTB. Kedepannya, saya berharap akan ada puluhan hingga ratusan anak-anak muda NTB yang berkuliah S1 hingga S3 manajemen logistik ataupun prodi lainnya di BWU ini dari rintisan kerja sama ini. Bahkan kalau perlu seluruh kampus di NTB ikut dalam program yang sama,” kata Gubernur Zulkieflimansyah dalam penandatanganan MoU di kampus BWU, Distrik Thongzhou, Beijing.

Rektor Unram Prof. Lalu Husni menyatakan sangat senang bisa melakukan kerja sama dalam berbagai bidang pendidikan dengan BWU. Menurutnya, program studi yang paling banyak mahasiswa di Unram adalah Ekonomi dan Bisnis, di samping Teknologi Informatika dan Ilmu Komunikasi.

Advertisement

“Saya sangat bahagia dengan penandatangan nota kesepahaman hari ini. Tadi sudah sempat melihat-lihat beberapa ruang kelas, simulasi dan laboratorium riset dan pengembangan fakultas bisnis dan manajemen logistik, yang menjadi andalan dari BWU. Sangat lengkap canggih dan berorientasi pada teknologi digital masa depan. Saya terus berharap kerja sama beasiswa pendidikan dengan BWU ke depannya, termasuk pertukaran mahasiswa dan dosen maupun riset dan publikasi, bisa dikembangkan lebih luas ke depannya,” ujar Prof. Lalu Husni.

Sedangkan Rektor UIN Mataram Prof. Mutawali Abdul Haqqi menyebutkan sangat senang, karena ini adalah kerja sama kedua antara UIN Mataram dengan universita di Tiongkok. Sebelumnya, UIN Mataram juga bekerja sama dengan Wuyi University of Guangzhou pada 2016.

“UIN Mataram memang sebuah perguruan tinggi agama namun terbuka untuk semua kalangan. Program studi yang berorientasi pada pengembangan bisnis yang sesuai dengan prodi di BWU adalah Ekonomi dan Bisnis Syariah. Salah satunya turunan dari Ekonomi dan Bisnis itu adalah pengembangan pariwisata dengan kebutuhan aplikasi layanan jasa dan produk pariwisata, yang saya pikir relevan dengan prodi sistem dan teknologi logistik maupun manajemen rantai pasok dari BWU,” ucap Prof. Mutawali.

Bagi Rektor BWU Prof. Wenju Wang, penandatanganan MoU dengan Unram dan UIN Mataram akan menambah kredibilitas maupun akreditasi BWU melalui peningkatan jumlah kerja sama dengan kampus dan keberadaan mahasiswa asing di BWU. Menurut Wenju, platform kebijakan One Belt One Road Initiative Pemerintah RRT yang mencakup Indonesia sebagai mitra, menjadi dasar yang memudahkan kerja sama dengan pihak-pihak dari Indonesia.

“Orientasi pendidikan kami saat ini dan ke depannya adalah yang termasuk dalam One Belt One Road Initiative (OBORI) RRT. Indonesia adalah negara sahabat yang termasuk dalam OBORI, sehingga kami sangat senang hati berkolaborasi dalam sektor pendidikan sebagaimana yang kita sepakati hari ini. Kami berharap selain sektor pendidikan, bisa terus kita kembangkan dalam sektor lainnya, termasuk pariwisata yang juga menjadi fokus di Beijing Tiongkok maupun NTB,” ungkap Prof. Wenju.
Sejak Agustus 2019, program beasiswa mahasiswa NTB ke luar negeri telah mengirim 3 mahasiswi ke BWU untuk berkuliah jurusan Manajemen Logistik. Ketiganya adalah Wila dan Larissa asal Sumbawa Besar, dan Sartika asal Lombok Timur. Selama 1 tahun pertama, ketiganya harus mengikuti program kursus Bahasa Mandarin sebagai bahasa pengantar utama kuliah, baru kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum Manajemen Logistik.
BWU sendiri sudah berusia 56 tahun, dengan spesialisasi mata kuliah Sistem, Teknologi dan   Manajemen Logistik dari tingkat S1 hingga S3. BWU berdiri di lahan seluas 40 hektar, dengan kelangkapan ruang kelas serba digital, wisma mahasiswa, 7 laboratorium inovasi sains dan teknologi dan 8 ruang simulasi riset ilmu pengetahuan. BWU saat ini memiliki lebih dari 8 ribu mahasiwa S1 hingga S3, termasuk dari mahasiswa internasional. Kampus ini memiliki 6 fakultas, yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Logistik, Informatika, Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, Bahasa dan Kebudayaan Asing, serta Hukum dan Ilmu Ketenagakerjaan. (f3)

Ket. Foto:
Rektor Unram Prof. Lalu Husni dan Rektor UIN Mataram Prof. Mutawali Abdul Haqqi dengan Rektor BWU Prof. Wenju Wang melakukan penandatanganan MOU kerjasama bidang pendidikan, disaksikan oleh Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah dan delegasi dari dua pihak. (istimewa)

Advertisement

Headline

Pemerintah Genjot Pembangunan 400 SPPG di NTB, Baru 25 Persen Terealisasi

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 400 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mendukung program pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar. Hingga saat ini, realisasi pembangunan baru mencapai 25 persen atau sekitar 54 unit.

“Untuk program makan bergizi, kita targetkan pembangunan SPPG di NTB sebanyak 400 unit. Saat ini baru terbangun sekitar 25 persen. Harapannya, target ini dapat tercapai sepenuhnya pada tahun 2025,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muazzim Akbar, usai melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dalam rangka kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Pemprov NTB, Rabu, (28/5).

SPPG merupakan dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dan tersebar di 26 provinsi. Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah SPPG terbanyak, yakni 57 titik. Konsep ini melibatkan koperasi, yayasan, hingga perusahaan swasta sebagai mitra penyedia makanan sehat.

Muazzim menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai instansi, termasuk Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dalam mempercepat pembangunan dan menjamin keamanan makanan yang disajikan.

“BPOM harus turun langsung ke lapangan. Jangan hanya menunggu laporan. Kita tidak ingin terjadi kasus keracunan makanan atau konsumsi bahan yang tidak layak, seperti buah berulat,” tegasnya.

Advertisement

Ia menambahkan, kehadiran SPPG yang merata di seluruh NTB akan menjadi kunci keberhasilan program makan bergizi nasional dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan generasi muda.

Dengan target 400 SPPG tersebut, Muazzim meminta seluruh pihak bahu-membahu agar misi besar pemenuhan gizi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan terealisasi nyata dan memberi dampak langsung bagi masyarakat NTB. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi IX DPR RI Dapil NTB dari Partai Amanat Nasional, H. Muazzim Akbar. (HarianNusa)

Advertisement
Continue Reading

Headline

Viral Video Pernikahan Anak, Anggota Komisi V DPRD NTB Jamhur Desak Sanksi Tegas untuk Pencegahan

Published

on

By

HarianNusa, Mataram  –  Viralnya video pernikahan di bawah umur di media sosial baru-baru ini mengundang perhatian publik, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H. Muhammad Jamhur, angkat bicara mengenai fenomena tersebut dan menegaskan pentingnya edukasi serta peran semua pihak dalam mencegah pernikahan dini.

Menurut HM Jamhur, fenomena Merarik Kodek atau pernikahan dini sebenarnya terjadi di banyak tempat, hanya saja tidak semuanya terekspos ke publik. “Permasalahan pernikahan di bawah umur ini terjadi di mana-mana. Ada yang terpublikasi, ada juga yang tidak. Di era digitalisasi seperti sekarang, semua peristiwa sangat mudah terekspos dan menjadi viral, bahkan tanpa disadari oleh pelaku atau keluarga,” ungkapnya, Senin, (26/5) kepada hariannusa.com.

Ia menilai, walaupun viralitas di media sosial terkadang membawa keberuntungan bagi pemilik akun, namun di balik itu terdapat persoalan serius yang harus segera ditangani. “Pernikahan dini berdampak besar terhadap masa depan pelaku, baik secara psikologis maupun kesehatan. Ini bisa menjadi salah satu penyebab tingginya angka kawin cerai, serta risiko saat kehamilan dan persalinan. Bahkan anak-anak dari pernikahan dini banyak yang rentan mengalami stunting,” jelasnya.

H. Jamhur mengajak semua elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi secara masif, mulai dari orang tua, keluarga terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga pemerintah. Ia menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menekan angka pernikahan dini di NTB.

Ia juga menyoroti keberadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan Perkawinan Dini yang sudah dimiliki oleh NTB. Namun, menurutnya, perda tersebut belum efektif karena tidak mengatur sanksi tegas bagi pelanggarnya. “Kita sudah punya perda, tapi kelemahannya tidak ada sanksi tegas. Ini harus menjadi perhatian agar regulasi benar-benar berdampak,” tandasnya.

Advertisement

Dengan pernyataan ini, H. Jamhur berharap adanya perhatian serius dan langkah konkret dari semua pihak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif pernikahan di usia dini.

Seperti diketahui baru-baru ini jagad media sosial dihebohkan dengan video nyongkolan pernikahan anak dibawah umur dimana pengantin perempuan masih duduk dibangku SMP sedangkan pengantin pria baru kelas 1 SMK. Pasangan tersebut diketahui berasal dari Lombok Tengah. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi V DPRD NTB, HM. Jamhur. (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Ekonomi

Dorong Produktivitas Pertanian, Gubernur NTB Serahkan Combine Harvester ke Kabupaten Sumbawa

Published

on

By

HarianNusa, Sumbawa – Komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memperkuat ketahanan pangan kembali dibuktikan. Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, secara resmi menyerahkan dua unit combine harvester kepada Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, pada Senin (26/5). Bantuan alat panen modern ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah lumbung pangan NTB.

“Yang lain semua dapat, tetapi yang kita utamakan daerah-daerah yang jadi lumbung pangan,” tegas Gubernur Iqbal, menekankan pentingnya optimalisasi alat modern untuk mendukung kabupaten-kabupaten penghasil pangan utama, termasuk Sumbawa dan Lombok Tengah.

Gubernur juga berharap agar bantuan ini dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pemanfaatan yang maksimal. Ia menekankan bahwa dengan skema pinjam atau sewa, alat ini bisa digunakan bergilir oleh para petani tanpa risiko diperjualbelikan.

“Barang itu juga akan tetap terpelihara sehingga dalam jangka waktu sekian tahun, semua kebutuhan petani untuk combine harvester sudah terpenuhi,” ujar Gubernur.

Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, mengapresiasi langkah cepat dan strategis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, bantuan ini sangat sejalan dengan visi daerah dalam mengembangkan sektor agromaritim berbasis potensi lokal.

Advertisement

“Ini adalah bentuk nyata sinergi pusat-daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dan kami siap mengelola serta memanfaatkan alat ini sebaik mungkin,” kata Bupati Jarot.

Penyerahan combine harvester ini menjadi langkah konkret dalam transformasi sektor pertanian NTB menuju pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. (F3)

Ket. Foto:

Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, berpose bersama pada kegiatan serah terima dua unit combine harvester, Senin (26/5). (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!