Sabtu, April 20, 2024
BerandaNTBPandemi Covid-19, Kasus Anak Kian Marak Terjadi

Pandemi Covid-19, Kasus Anak Kian Marak Terjadi

- Advertisement -

HarianNusa.com, Mataram – Persoalan dan kasus anak di tengah Pandemi Covid – 19 menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi NTB. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), Pemerintah mengajak berbagai stakeholder untuk bergerak bersama menghadapi berbagai ancaman dan maraknya jenis kasus anak yang semakin mengkhawatirkan.

Kepala Dinas DP3AP2KB Ir. Husnanidiaty Nurdin, M.M menjelaskan, berbagai kasus yang terjadi pada anak ditengah Pandemi Covid – 19, diantaranya banyaknya anak – anak yang terdampak positif Covid – 19, kasus perkawinan diusia anak dan kasus kekerasan terhadap anak.

Ketiga kasus ini, memiliki jumlah yang tidak sedikit. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB sebanyak 549 atau 17,4% kasus positif Covid – 19 pada anak di Provinsi NTB. Maraknya perkawinan usia anak sebanyak 608 kasus di Prov. NTB berdasarkan data pengajuan Dispensasi Pernikahan yang bersumber dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dan data dari aplikasi SIMFONI sebanyak 141 kasus kekerasan anak sampai dengan bulan September 2020.

“Dampak dari Pandemi sangat besar sekali pada anak, sehingga perlunya diadakan pertemuan untuk diskusi perihal yang terjadi di lapangan dan sama – sama untuk mencarikan upayanya,” tutur mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB pada pertemuan evaluasi dampak pandemic Covid – 19 pada anak yang berlangsung di kantor DP3AP2KB Provnsi NTB, Kamis (24/09).

Jumlah kasus perkawinan anak semakin mengkhawatirkan, menurut Ibu Eni, masalah utama yang sering kali terjadi yaitu salahnya pola asuh ditengah keluarga.

“Pola asuh yang kita harapkan dari orang tua yang masih belum didapatkan. Tidak adanya kehangatan dikeluarga juga menjadi masalah,” jelasnya.

Senada dengan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram Joko Jumadi melihat kondisi anak bersama dengan orang tua ditengah pandemi semakin senggang, dikarenakan tingkat aktivitas anak terhadap gadget lebih tinggi, sehingga banyak anak – anak yang semakin susah untuk diatur.

“Seharusnya di tengah Pandemi kelekatan anak dan orang tua semakin intens, tetapi di lapangan banyak orang tua yang mengeluh dengan anaknya dikarenakan kebanyakan anak – anak bermain game,” tuturnya.

Dr. Rusnawi Faisal, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Daerah Provinsi NTB menjelaskan bahwa efek dari pernikahan anak bagi kesehatan begitu banyak, bagi perempuan sebagian besar terkena penyakit kanker rahim dan bagi laki – laki terkena penyakit kanker prostat.

“Sebagian besar yang penderita penyakit kanker rahim jika ditelusuri ternyata menikah diusia muda, sedangkan bagi laki – laki dipaksa untuk mengeluarkan sperma dan semen diusia muda itu tidak baik,” jelasnya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, berbagai perwakilan perangkat daerah provinsi NTB dan stakeholders terkait lainnya. (**)

RELATED ARTICLES
spot_img
Sabtu, April 20, 2024
- Advertisment -spot_img

Populer Pekan ini

Sabtu, April 20, 2024
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Banyak Dibaca

- Advertisment -