Pfizer Lakukan Penelitian Vaksin Untuk Menangkal Virus Corona, Ini Hasilnya

- Advertisement -

HarianNusa.com, – Uji klinis terhadap vaksin Corona terus dilakukan oleh beberapa perusahaan farmasi terkemuka di dunia. Bahkan vaksin Pfizer yang dibuat oleh perusahaan Pfizer dan bekerja sama dengan BioNtech Jerman sudah melakukan uji klinis fase ketiga. Bahkan informasi yang beredar jika vaksin tersebut akan diluncurkan pada akhir bulan Oktober 2020. Namun, sebelum diluncurkan masyarakat banyak yang mendesak untuk mengungkap hasil laporannya di hadapan publik. 

Hasil Penelitian Vaksin Pfizer untuk Menangkal Virus Corona 

- Advertisement -

Setelah didesak masyarakat untuk mengungkapkan hasil penelitian di hadapan publik, pihak Pfizer kemudian memberikan respons. Pfizer mengungkapkan detail atau rincian mengenai bagaimana peserta uji klinis vaksin bisa dipilih dan juga dipantau. Dimana syarat uji klinis vaksin corona bisa dihentikan lebih awal apabila ditemukan ada masalah. Serta bukti yang digunakan oleh peneliti dalam menentukan apakah orang yang mendapatkan vaksin terlindungi dari virus Covid-19. 

Detail atau rincian tersebut biasanya diungkapkan oleh perusahaan apabila penelitian yang dilakukan sudah selesai. Namun, pemberian informasi lebih awal kepada publik bertujuan untuk mengatasi kecurigaan masyarakat Amerika Serikat. Terlebih Presiden Trump mendesak untuk menghasilkan vaksin Corona sebelum pemilihan yang dilakukan pada tanggal 3 November. Kondisi ini ditakutkan bisa menghasilkan produk yang tidak aman. 

Pada uji klinis fase ketiga atau tahap terakhir, pihak Pfizer melibatkan 44.000 peserta. Jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan Moderna yang hanya melibatkan 30.000 peserta. Diharapkan uji klinis fase ketiga ini menghasilkan kabar yang menggembirakan. Terlebih pihak Pfizer tidak mengatakan estimasi waktu kapan vaksin Pfizer tersedia.

- Advertisement -

Albert Boula mengatakan jika pihaknya berharap akan memperoleh jawaban paling cepat di bulan Oktober. Apabila setelah uji klinis fase ketiga yang dilakukan terbukti berhasil maka Pfizer akan segera meminta persetujuan regulasi. 

Protokol uji klinis Pfizer juga memberikan detail kepada perusahaan, ilmuwan dan regulator mengenai bagaimana pembuat obat bisa menunjukkan bahwa vaksin yang dibuat memenuhi standar keefektifan dan keamanan sesuai dengan yang ditetapkan oleh U.S. Food and Drug Administration (DFDA). 

- Advertisement -

Protokol tersebut kemudian diserahkan kepada FDA supaya ditinjau dan diawasi oleh panel ahli independen yang dikenal sebagai Dewan Pemantau Data dan Keamanan. Dengan protokol ini, menghasilkan penilaian pertama terhadap kinerja dari vaksin Pfizer oleh dewan pemantau. 

Sudah ada lebih dari 29.000 peserta yang mendaftar dalam uji klinis vaksin ini yang telah dimulai sejak bulan Juli yang lalu. Beberapa peserta uji klinis menerima vaksin dan sebagian lainnya menerima vaksin palsu atau plasebo. 

Sebelum vaksin ini bisa digunakan untuk mencegah virus corona, FDA mengatakan jika vaksin virus Corona harus terbukti paling tidak 50% lebih efektif daripada plaebo. Hal ini dilakukan supaya uji klinis fase ketiga yang dilakukan dalam skala besar bisa menjadi pertimbangan untuk segera disetujui. Namun, menurut para peneliti jika sampel infeksi jumlahnya lebih sedikit saat melakukan uji klinis maka bisa mengubah perhitungan bagaimana standar tersebut bisa dipenuhi.

Menurut protokol, setidaknya 76,9% efektif untuk membuktikan kinerjanya berdasarkan 32 yang telah diujicoba untuk terinfeksi. Hal ini mengartikan bahwa tidak boleh ada lebih dari enam kasus infeksi virus corona yang terjadi diantara orang-orang yang menerima vaksin tersebut. Jika vaksin tidak memenuhi target keefektifan 76,9% pada analisis pertama, berarti vaksin akan menghadapi ambang batas signifikasi statistik yang lebih ketak selama penilaian sementara selanjutnya. Sekarang informasi mengenai kesehatan dan konsultasi dengan dokter bisa dilakukan dengan mudah serta bisa dilakukan kapan saja. Jika Anda tertarik maka direkomendasikan untuk download dan instal aplikasi Halodoc. Aplikasi ini bisa memberikan banyak pengetahuan mengenai dunia kesehatan. 

- Advertisement -
Selasa, Juli 15, 2025

Trending Pekan ini

NTB Dapat Jatah UPT Balai Pelestarian Kebudayaan, Jamhur : Bukti Nyata Perjuangan Legislator PKB di Senayan

HarianNusa, Lombok Barat - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)...

Mori Hanafi Resmi Pimpin NasDem NTB, Fokus Bangun Kader Berkualitas untuk 2029

HarianNusa, Mataram - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem...

Komisi V DPRD NTB Dorong Perbaikan Layanan RSUP : Hutang Hampir Tuntas, Pelayanan Harus Lebih Baik

HarianNusa, Mataram - Komisi V DPRD Provinsi NTB menggelar...

Sengketa Tapal Batas Selesai, Nambung Tetap Milik Lobar

HarianNusa, Lombok Barat - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan...

Listrik Untuk Rakyat : Komisaris PLN Kunjungi NTB, Apresiasi Dedikasi Pegawai dan Infrastruktur Andalan

HarianNusa, Mataram — Dalam semangat memastikan listrik hadir secara...
Selasa, Juli 15, 2025

Berita Terbaru

Wabup UNA Ajak Baznas Lobar Kelola Zakat Secara Profesional untuk Turunkan Kemiskinan

HarianNusa, Lombok Barat - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)...

Fornas VIII Jadi Pemanasan Menuju PON 2028 

HarianNusa, Mataram - Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII...

Komisi V DPRD NTB Dorong Perbaikan Layanan RSUP : Hutang Hampir Tuntas, Pelayanan Harus Lebih Baik

HarianNusa, Mataram - Komisi V DPRD Provinsi NTB menggelar...

Hamdan Kasim Dorong Percepatan IPR Berbasis  Koperasi : Langkah Nyata Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem di NTB

HarianNusa, Mataram  -  Ketua Komisi IV DPRD NTB, Hamdan...

Ketua Konferprov PWI NTB: Hindari Politik Uang, Biaya Pendaftaran Bukan Masalah

HarianNusa, Mataram - Jangan rusak marwah organisasi wartawan tertua...

NTB Dapat Jatah UPT Balai Pelestarian Kebudayaan, Jamhur : Bukti Nyata Perjuangan Legislator PKB di Senayan

HarianNusa, Lombok Barat - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)...
Selasa, Juli 15, 2025
spot_img

Berita Lainnya

Rubrik Populer

error: Content is protected !!