Connect with us

NTB

Pusat Setujui 3 Usulan Proyek Nasional NTB Tahun 2021

Published

on

HarianNusa.com, Mataram – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc., mengucap syukur atas tiga usulan proyek pembangunan tahun 2021 di NTB bisa disetujui untuk dilakukan pada tahun 2021 ini. Tiga usulan proyek pembangunan yang diusulkan sejak tahun 2020 tersebut diantaranya, pembangunan Rumah Sakit (RS) Mandalika, penyempurnaan Science Techno Industrial Park (STIP) dan NTB Hijau.

Diterimanya ketiga usulan Pemprov NTB tersebut terungkap saat Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur NTB dan Gubernur se-Sulawesi yang dilakukan secara virtual, Selasa (23/2/2020) dari ruang kerja kantor Gubernur NTB di Mataram. Rakorgub ini difasilitasi Kementerian PPN/Bappenas RI yang juga menghadirkan pejabat eselon I dan II Bappenas RI, Gubernur dan Kepala Bappeda di NTB dan 6 provinsi se-Sulawesi.

Dalam Rakorgub tersebut, Gubernur lebih detail mengungkapkan, khusus untuk pembangunan RS Mandalika yang areanya berdekatan dengan sirkuit harus menjadi prioritas utama untuk segera dituntaskan pembangunannya, mengingat gelaran MotoGP akan digelar tahun 2021. Alasannya, pelaksanaan event dunia MotoGP yang menghadirkan pembalap-pembalap kawakan dunia disertai para penonton dari negara-negara di dunia ini jika terjadi sesuatu (kecelakaan, red) harus segera mendapatkan perawatan di RS Internasional Mandalika.

Mantan Anggota DPR RI ini juga mengungkapkan, alasan dipercepatnya penuntasan pembangunan RS Mandalika ini atas perintah Presiden Jokowi yang disampaikan melalui Kemenparekraf RI, Sandiaga Uno, saat berkunjung ke Mandalika Resort beberapa waktu lalu agar pelaksanaan MotoGP ini bisa terlaksana 2021 dan menghadirkan penonton yang cukup banyak.

“Karena itu segala fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan MotoGP ini termasuk pembangunan RS Mandalika juga bisa dipercepat,” beber Gubernur.

Advertisement

Usulan berikutnya, lanjut Bang Zul sapaan akrab orang nomor satu di NTB ini, yakni mewujudkan “NTB Hijau" melalui gerakan reboisasi atau menghijaukan kawasan hutan-hutan yang kritis di NTB. Dampak positif dengan NTB Hijau ini diharapkan ketersediaan air bisa dipenuhi sehingga kesinambungan pembangunan dengan hutan yang tetap lestari bisa diwujudkan dengan baik.

“Kita rencanakan dalam program NTB Hijau ini kita rencanakan luas areal yang direboisasi 200 ribu hektar. Diharapkan program ini bisa terlaksana dengan baik,” ungkap Zulkieflimansyah.

Usulan terakhir yang disetujui adalah terkait daya saing ekonomi. Program ini sebelumnya pernah menjadi penekanan Presiden Jokowi namun hampir dilupakan. Yakni Science Technology.

Menurut Gubernur, hadirnya Science Techno Park (STP) sebagai wujud implementasi industrialisasi di NTB, ingin lebih disempurnakan dengan menjadi inkubator bisnis yang lebih produktif dan NTB saat ini sudah dinilai berhasil.

“Bukti keberhasilan tersebut saat ini telah mampu mendorong lebih dari 5000 UMKM dengan produk-produk industri yang sudah berkembang pesat. Mudah-mudahan dengan banyaknya inkubator bisnis ini akan menghasilkan UMKM-UMKM yang menghasilkan daya saing ekonomi, sehingga bisa lebih kompetitif dan berdaya saing di masa yang akan datang,” jelasnya.

Advertisement

Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Dr. H. Suharso Monoarfa menjelaskan, Rapat Koordinasi Gubernur (Rakorgub) ini dilakukan dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022. Rakorgub tahun 2021 ini merupakan tahun kedua penyelenggaraannya. Rakorgub ini merupakan inovasi Kementerian PPN/Bappenas untuk melibatkan para Gubernur dalam mematangkan rencana kerja sejak awal, sebelum RKP dan Pagu Indikatif ditetapkan. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana keterlibatan aktif para gubernur dilakukan setelah penetapan RKP tiap tahunnya dan Pagu Indikatif melalui rangkaian Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

Rakorgub ini juga untuk menyusun perencanaan pembangunan nasional sehingga bisa membuat skala prioritas terhadap penyusunan APBN 2022 yang benar-benar menjadi kebutuhan daerah yang disesuikan dengan dengan ketersediaan fiskal APBN dan APBD masing-masing.

Selain itu, kata Menteri, perioritas utama pelaksanaan pembangunan tahun 2022 yakni memulihkan atau mereformasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Reformasi struktural sosial masyarakat, termasuk menekan angka penularan Covid-19 lebih digencarkan nya penerapan protokol kesehatan dan gerakan vaksin Covid-19.

Menteri yang diketahui lahir dan besar di Mataram NTB ini juga telah menerima usulan proyek pembangunan NTB 2022. Diantaranya, proyek jalan bay pas akses Mandalika dan pembangunan jembatan Samota. Kedua usulan proyek ini sudah diterima dan saat ini dalam tahap rekonstruksi.

Menteri juga mengungkapkan faktor penghambat pembangunan di NTB, diantaranya terkait dengan ketersediaan SDM sektor kesehatan, SDM-SDM pendukung ekonomi industri untuk ekspor hasil olahan masyarakat pelaku UMKM. Selain itu, daya dukung infrastruktur pariwisata, infrastruktur dasar dan infrastruktur pendukung home industry dan lainnya terkait dengan percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat NTB. (*)

Advertisement
Continue Reading
Advertisement

NTB

Perlindungan Perempuan di Ponpes Jadi Sorotan: Pemprov NTB dan Komnas Perempuan Ambil Langkah Konkret 

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Kekerasan terhadap perempuan di lingkungan pesantren kembali menjadi perhatian serius. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menggelar pertemuan strategis di ruang kerja Wakil Gubernur NTB, Rabu (28/5), guna memperkuat perlindungan terhadap perempuan korban kekerasan, terutama di institusi pendidikan berbasis agama.

Wakil Gubernur NTB menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menangani kasus-kasus kekerasan dan pelecehan yang marak terjadi, termasuk di lembaga yang selama ini dikenal sebagai tempat pembinaan moral dan akhlak.

“Di tengah upaya membangun NTB yang berkarakter, kita tidak bisa menutup mata atas adanya pelecehan dan kekerasan di lembaga pendidikan. Ini bukan hanya mencoreng institusi, tapi juga mengancam masa depan generasi muda,” ujarnya tegas.

Pihaknya menilai bahwa pengungkapan kasus kekerasan tidak selalu mudah, terutama saat pelaku adalah tokoh berpengaruh dalam komunitas. Oleh karena itu, Pemprov NTB berencana memperkuat koordinasi lintas sektor, termasuk dengan Kantor Kementerian Agama dan pemerintah kabupaten/kota, dalam membentuk sistem rujukan bersama yang lebih terstruktur dan responsif.

Komitmen ini mendapat dukungan penuh dari Komnas Perempuan. Ketua Komisi Paripurna Komnas Perempuan, Maria Ulfah Anshor, menyampaikan sejumlah rekomendasi penting, termasuk perlunya sistem perlindungan yang menyeluruh dan aksi pencegahan yang berkelanjutan.

Advertisement

“Korban kerap berada dalam posisi yang rentan, mengalami tekanan, bahkan intimidasi. Ini yang harus kita hentikan bersama-sama. Pencegahan tidak cukup hanya berupa penyuluhan. Harus ada tindakan nyata,” tegas Maria Ulfah.

Salah satu usulan Komnas Perempuan adalah penerapan sertifikasi kesehatan mental bagi tenaga pendidik di lingkungan pesantren. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pendidik memiliki kesiapan psikologis dan tidak memiliki riwayat gangguan yang dapat berdampak negatif pada santri.

Maria juga menekankan bahwa perlindungan terhadap korban harus mencakup upaya pemulihan dan jaminan keamanan pascakejadian. Ia berharap NTB dapat menjadi contoh daerah yang berani membongkar praktik kekerasan dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku, tanpa pandang bulu.

Pertemuan ini menjadi sinyal penting bahwa negara hadir dalam melindungi warganya yang paling rentan, khususnya perempuan dan anak-anak di lingkungan pesantren. Upaya ini juga mendorong masyarakat untuk tidak lagi bungkam terhadap kekerasan, dan menjadikan perlindungan korban sebagai bagian dari budaya kolektif.

Dengan adanya sistem rujukan bersama, evaluasi perlindungan yang berkelanjutan, serta kolaborasi erat antar instansi, diharapkan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan tidak lagi tertutup, dan korban dapat memperoleh keadilan serta pemulihan secara layak.

Advertisement

“Melindungi perempuan dari kekerasan bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab moral seluruh masyarakat,” tutup Maria Ulfah. (F3)

Ket. Foto:

Pertemuan Wakil Gubernur NTB Hj. Indah Damayanti Putri dan jajarannya bersama Komnas Perempuan di Ruang kerjanya. (Ist)

Continue Reading

Nasional

Komisi IX DPR RI Soroti Tingginya Pengangguran Lulusan SMK dan Lambannya Pembangunan Dapur Gizi di NTB

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna meninjau kesiapan daerah dalam melaksanakan program prioritas nasional, yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), serta membahas permasalahan pengangguran yang masih menjadi tantangan serius di wilayah tersebut.

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua Tim Kunker Komisi IX DPR RI, drg. Putih Sari, yang menyoroti tingginya angka pengangguran terbuka di NTB, khususnya di kalangan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan data BPS NTB per Agustus 2024, terdapat 87.010 pengangguran terbuka, di mana 4,73 persen di antaranya berasal dari lulusan SMK.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan karena menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri di NTB. Banyaknya SMK yang dibuka tidak mempertimbangkan karakteristik wilayah dan pasar kerja lokal,” ujar Putih Sari dalam pertemuan tersebut.

Menanggapi hal ini, Komisi IX mendorong pemerintah daerah bersama lembaga pelatihan kerja, termasuk Balai Latihan Kerja (BLK), untuk merancang program pelatihan yang selaras dengan kebutuhan riil dunia usaha dan industri yang berkembang di NTB. Langkah ini dinilai krusial untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.

Selain isu ketenagakerjaan, Komisi IX juga meninjau perkembangan program SPPG yang merupakan bagian dari agenda besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menangani permasalahan gizi anak. Pemerintah menargetkan pembangunan 400 dapur umum di NTB hingga akhir 2025, namun hingga saat ini baru terealisasi sekitar 25 persen atau 54 unit.

Advertisement

Komisi IX menekankan pentingnya percepatan pembangunan dapur umum SPPG untuk mendukung peningkatan status gizi anak-anak NTB, mencegah stunting, dan memperbaiki kualitas hidup generasi masa depan.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi IX Muazzim Akbar menyoroti aspek keamanan pangan dalam pelaksanaan SPPG. Ia meminta Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk aktif melakukan pengawasan terhadap makanan yang disajikan kepada siswa.

“Badan POM harus turun langsung ke lapangan, jangan sampai terjadi kasus keracunan makanan atau penyajian makanan yang tidak layak konsumsi. Pengawasan ini penting untuk menjaga kualitas dan keamanan gizi anak-anak kita,” tegas Muazzim.

Sekretaris Daerah NTB, Lalu Gita Ariadi, menyambut baik kunjungan ini dan berharap hasil diskusi serta masukan dari Komisi IX DPR RI dapat menjadi landasan kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB.

“Selamat datang di NTB. Kami tersanjung dan berterima kasih atas perhatian Komisi IX terhadap permasalahan kami. Semoga kunjungan ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat NTB,” ujar Lalu Gita dalam sambutannya.

Advertisement

Kunjungan kerja ini diharapkan mampu memperkuat sinergi antara pusat dan daerah dalam menghadapi tantangan di bidang kesehatan, ketenagakerjaan, dan jaminan sosial, sekaligus mempercepat terwujudnya target-target pembangunan nasional di NTB. (F3)

Ket. Foto:

Kunjungan kerja Komisi IX DPR RI di Kantor Gubernur NTB. (Ist) 

Continue Reading

Kota Mataram

GPM NTB Hadirkan Pangan Murah Jelang Idul Adha

Published

on

By

HarianNusa, Mataram –  Dalam upaya memastikan stabilitas harga pangan dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pokok menjelang Hari Raya Idul Adha, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM). Kegiatan kali ini berlangsung di halaman depan Kantor Lurah Kebun Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Rabu, (28/5).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Dr. H. Aidy Furqan, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahwa GPM merupakan bagian dari strategi Pemprov NTB dalam mendekatkan layanan pangan kepada masyarakat, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) seperti Idul Adha.

“GPM ini kami gelar dengan pola roadshow di berbagai titik. Ini adalah bentuk kehadiran nyata pemerintah untuk menghadirkan komoditas pangan pokok di bawah harga pasar, utamanya menjelang Hari Raya Idul Adha yang akan jatuh pada 6 Juni mendatang,” ujarnya.

Dr. Aidy menekankan bahwa tujuan utama GPM adalah memberikan akses ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat. Tidak hanya menyediakan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan gula, kegiatan ini juga menjadi ruang interaksi antara masyarakat dengan penyedia pangan lokal, termasuk produk-produk hortikultura segar dan olahan modern.

“Kita lihat sendiri, masyarakat tidak hanya mencari kebutuhan pokok, tapi juga mulai beralih ke sayuran segar, buah-buahan, hingga makanan olahan sehat. Ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran akan konsumsi pangan yang bergizi,” tambahnya.

Advertisement

Lebih dari sekadar pasar murah, GPM juga membawa misi edukatif. Melalui pemantauan mutu dan promosi makanan sehat bergizi, Dinas Ketahanan Pangan NTB memastikan masyarakat tidak hanya mendapat pangan yang terjangkau, tetapi juga berkualitas dan aman dikonsumsi.

“Ini bagian dari upaya pengendalian mutu dan edukasi gizi yang menjadi tugas penting kami,” pungkas Kadis Aidy.

Kegiatan GPM turut melibatkan berbagai stakeholder strategis, termasuk Bulog, Bank Indonesia, PUPM, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, serta ID Food dan ritel modern seperti Niaga Supermarket, Ruby Supermarket, MGM, dan Alfamart.

Ibu Mira, warga Kebun Bawak Ampenan, merasa terbantu dengan adanya GPM. “Harganya jauh lebih murah, kualitas juga bagus. Bisa selisih sampai dua ribu dibanding harga pasar. Lumayan sekali untuk menghemat pengeluaran menjelang lebaran,” ungkapnya. (F3)

Ket. Foto:

Advertisement

Seorang pembeli tampak berbelanja di GPM yang digelar Dinas Ketahanan Pangan NTB. (Ist)

Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!