HarianNusa, Mataram – Peta perpolitikan di Nusa Tenggara Barat menuju Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024 mendatang masih dinamis. Pergerakan para politisi di NTB ini berjalan normal meski terjadi kejutan dengan mundurnya Hj. Sitti Rohmi Dajalilah dari Ketua DPW NasDem NTB.
Ketua DPW PKS NTB Yek Agil menyebutkan bahwa Sitti Rohmi Djalilah sejatinya memiliki kekuatan tersendiri terlebih saat ini menjadi orang nomer dua di NTB yakni Wakil Gubernur.
"Politik inikan sangat dinamis dan kalau berbicara tentang ibu Rohmi sebagai ketua DPW NasDem, pada posisinya beliau ini memiliki kekuatan sendiri. Tapi sekarang mundur sehingga harus dibedakan antara kekuatan sebab pada waktu pencalegan dan Pilkada menggunakan NasDem. Artinya dalam konteks konstalasi politik harus membedakan antara kekuatan parpol dan kekuatan personal," ujarnya, Senin (28/11/2022).
Ia mengakui bahwa dalam konteks pilkada maka kekuatan personal baru setelahnya kekuatan partai politik.
"Jadi mungkin beliau sudah memikirkan baik buruknya dari pengunduran dirinya dari partai Nasdem terkait dengan kepentingan beliau dalam konteks pilkada 2024 yang akan datang," ungkapnya.
Terkait soal koalisi pada pilkada 2024 apakah akan tetap memasangkan Zulkieflimansyah dengan Sitti Rohmi Djalilah yang saat ini justru keluar dari partai NasDem, Yek Agil menegaskan bahwa pihaknya berbicara tentang personal.
"Kita berbicara tentang personal tidak berbicara partai politik dan kebetulan saja dalam hal ini pak gubernur punya partai politik di PKS. Ya tentu apapun keputusan pak gubernur akan kita laksanakan, demikian juga dalam konteks personal saya pikir bu Rohmi punya mesin politik tersendiri terlepas dari pengundurannya," ucapnya.
Terlepas dari itu semua sebut Wakil Ketua DPRD NTB ini maka peta politik PKS di Pilkada pada November 2024 mendatang bisa berubah, bisa juga tetap mengusung paket Zul-Rohmi tergantung dalam membaca peluang dan kesempatan yang ada. (03)
Ket. Foto:
Ketua DPW PKS NTB, H. Yek Agil Al Haddar. (HarianNusa)
