HarianNusa, Mataram – Pendidikan politik yang optimal bagi kaum millenial dan generasi zileniall sangat penting. Mengingat generasi Y dan Z ini pada pemilu serentak 2024 mendatang jumlahnya cukup tinggi. Karena mereka adalah penerus tonggak kehidupan demokrasi dimasa depan.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nauvar Furqoni Farinduan mengatakan, bahwa pencerdasan politik bagi kaum milenial dan generasi Z agar ditingkatkan. Terlebih di era yang saat ini terus berubah dari berbagai tatanan.
“Itulah kemudian yang menjadi tantangan sendiri bahwa kita ini berada di era yang terus berubah. Jadi kalau kita mau berbicara tentang bonus demografi, maka kaum zilenial ini akan menumpuk. Artinya para penyelenggara untuk terus meningkatkan edukasi politik bagi mereka,” katanya, Senin, (20/2/23).
Ia menegaskan bahwa para penyelenggara pemilu ditingkat provinsi dan kabupaten kota tidak sedikit yang diisi oleh para sines muda. Sehingga keberadaannya sangat berkontribusi dalam memberikan advice demokrasi (nasihat-red) kepada pemilih milenial dan generasi Z.
“Ini saya kira penting disampaikan dalam rangka partisipasi pemilih baik itu milenial dan generasi Z. Maka harus ada cara khusus yang dilakukan oleh para penyelenggara dalam memberikan advice demokrasi,” ujarnya.
Kaum milenial dan generasi Z adalah melek teknologi informasi sehingga pihaknya mendorong agar pemanfaatan teknologi yang ada untuk pendidikan politik harus maksimal dikedepankan.
Anggota KPU Provinsi NTB Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas dan SDM, Agus Hilman, mengajak kalangan muda terlibat aktif dalam memastikan proses Pemilu 2024 tetap berjalan dengan berintegritas dan berkualitas serta demokratis. Keterlibatan aktif pemilih milenial pada pemilu 2024 sangat dibutuhkan.
“Data pemilih milenial yang akan ikut serta pada pemilu mendatang mencapai 50 persen lebih dan berkemungkinan mencapai lebih dari 60 persen,” imbuhnya.
Kaum milenial dan generasi Z juga diminta tidak mudah termakan informasi yang belum jelas kebenarannya. Informasi yang beredar di media sosial agar tetap disaring dan dipahami.
"Ini yang perlu kita edukasi. Segala informasi dan sebaginya harus difilter, harus betul-betul dipahami betul. Karena sekarang juga anak-anak muda juga kadang kala enggan atau malas untuk mengecek kembali informasi yang sudah yang beredar," pungkasnya. (03)
Ket. Foto:
Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, Nauvar Furqoni Farinduan. (HarianNusa)