HarianNusa, Lombok Utara – Koslata yang didukung oleh Save The Children melalui program Antisipasi Kekeringan di 2 desa di Lombok Utara melakukan pendampingan terhadap warga desa yang terdampak, salah satunya pada kelompok rentan dan anak-anak usia sekolah dasar.
Implementasi program Antisipasi Kekeringan di 2 desa di Lombok Utara, yaitu Desa Akar-Akar dan Desa Mumbul Sari. Dua desa tersebut berada di Kecamatan Bayan.
Sebagai upaya perubahan perilaku dan peningkatan kesadaran anak-anak atas kesiapsiagaan kekeringan ini, Koslata melakukan intervensi di 2 sekolah di Desa Mumbul Sari yaitu, SDN 2 Mumbul Sari dan SDN 3 Mumbul Sari.
Anak sebagai salah satu kelompok yang rentan terhadap kekeringan sangat membutuhkan peningkatan kesadaran agar mampu menghadapi situasi kekeringan yang telah dilanda setiap tahunnya.
Setelah sebelumnya dilakukan pertemuan anak sekolah dan pelatihan bagi organisasi siswa untuk memberikan pemahaman mengenai ancaman, kapasitas dan kerentanan, mendalami situasi dan dampak bencana kekeringan serta menyusun rencana aksi yang dibutuhkan di sekolah berdasarkan kesulitan yang dialami.
Kegiatan lanjutan berdasarkan rencana aksi yang dibuat oleh siswa dan guru berupa kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekolah dan pengadaan fasilitas air agar kebutuhan air di sekolah dapat terpenuhi.
Aksi bersih-bersih lingkungan sekolah ini dilakukan secara paralel, yaitu di SDN 2 Mumbul Sari dan SDN 7 Akar-Akar dilaksanakan pada hari Kamis, 2 November. Sedangkan di SDN 3 Mumbul Sari dan SDN 1 Akar-Akar dilaksanakan pada hari Jumat, 3 November 2023.
Tujuan dari aksi bersih-bersih lingkungan sekolah ini sebagai tindakan antisipatif pra krisis kekeringan. Pelibatan anak-anak dalam implementasi rencana aksi antisipasi kekeringan di sekolah sebagai bagian dari proses edukasi hak anak tentang pentingnya menjaga lingkungan ekologis.
Lingkungan sekolah diharapkan biasa bersih dan aman dari potensi penularan penyakit. Selain itu, terlibatnya anak-anak dalam implementasi rencana aksi antisipasi kekeringan di sekolah.
“Saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Koslata dan Save The Children atas programnya di sekolah kami SDN 3 Mumbul Sari,” kata dewan guru SDN 3 Mumbul Sari, Nurhayati.
Nurhayati juga mengaku setelah adanya program Aksi Antisipasi Kekeringan ini siswa di SDN 3 Mumbul Sari mengalami perubahan perilaku yang cukup signifikan terhadap kepedulian menjaga lingkungan.
“Contoh nyata, ketika ada salah satu siswa membuang sampah sembarangan, siswa lainnya yang melihat langsung menegur dan mengingatkan. Bahkan memberitahu guru atas perilaku siswa tersebut,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru yang lainnya seperti Siti Rani Raehanun. “Saya sebagai guru sangat mengapresiasi terlaksananya kegiatan dari Koslata dan Save The Children dalam membantu peserta didik menjaga kebersihan dan mengatasi kekeringan di Dusun Munder dan di sekolah. Besar harapan untuk kegiatan-kegiatan yang yang sudah terlaksana tetap berjalan dan berkelanjutan,” ungkap guru muda yang akrab disapa Bu Rani ini.
Sementara itu, sebelumnya pada Kamis (2/11/2023), saat aksi bersih-bersih, Kepala SDN 2 Mumbul Sari, Sirajudin dalam sambutan dan arahannya mengucapkan terimakasih kepada Koslata dan Save The Children karena tidak semua sekolah di Desa Mumbul Sari terpilih sebagai lokasi implementasi program Aksi Antisipasi Kekeringan.
“Kita patut bersyukur bahwa sekolah kitalah yang dipilih sebagai lokasi kegiatan. Telah banyak hal positif yang kita dapatkan sejak program ini dilaksanakan di sekolah kita,” kata Sirajudin di depan peserta didiknya yang berjumlah 122 siswa.
Program Aksi Antisipasi Kekeringan ini selain dua desa di Kabupaten Lombok Utara juga dilaksanakan di dua desa yang ada di Kabupaten Lombok Barat, yaiti Desa Sekotong Timur dan Desa Labuan Tereng.
Secara umum di Provinsi NTB, sampai dengan tanggal 31 Oktober 2023 sebanyak 6 kabupaten dan kota telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Terdapat 3 kabupaten yang telah menetapkan status Tanggap Darurat kekeringan di tahun 2023 ini. Sebanyak 9 kabupaten dan kota juga telah melaporkan terjadinya bencana kekeringan.
Berdasarkan catatan Pusdalops-PB BPBD NTB menyebutkan total terdampak bencana kekeringan untuk sementara ini ada 75 kecamatan, 311 desa, 165.906 keluarga dan 581.932 jiwa.***
Keterangan foto:
1. Dewan guru mengarahkan siswa saat aksi bersih-bersih lingkungan sekolah di SDN 3 Mumbul Sari.
2. Siswa SDN 2 Mumbul Sari membersihkan lingkungan sekolah.